Selama sepekan terakhir, Indonesia menghadapi dinamika cuaca yang signifikan, ditandai dengan hujan sedang hingga lebat dan angin kencang yang melanda berbagai wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan lebat pada periode 4 – 6 September 2025 di beberapa wilayah, termasuk Kalimantan Timur (83,7 mm/hari), Kalimantan Barat (78,8 mm/hari), Kalimantan Selatan (74,2 mm/hari), Kepulauan Riau (70,8 mm/hari), Papua Barat Daya (67,8 mm/hari), Sulawesi Tenggara (60,1 mm/hari), dan Kalimantan Tengah (58,7 mm/hari). Selain itu, angin kencang juga dilaporkan terjadi di Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Gorontalo, menyebabkan kerusakan di beberapa area.
Memasuki pekan kedua September, BMKG memprediksi peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor atmosfer. Dipole Mode Index (DMI) yang bernilai negatif meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia, terutama bagian barat. Gelombang atmosfer seperti Rossby, Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) diperkirakan masih aktif di sebagian besar wilayah Indonesia selama sepekan ke depan. Nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang dominan negatif mengindikasikan kecenderungan pertumbuhan awan hujan, khususnya di Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Keberadaan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera dan di Selat Makassar memicu terbentuknya wilayah konvergensi dan konfluensi angin, yang memperkuat pembentukan awan hujan di sekitarnya.
Menanggapi kondisi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor, serta gangguan transportasi. Masyarakat disarankan untuk memastikan saluran drainase dan tempat penampungan air di sekitar rumah tetap bersih dan tidak tersumbat, memantau informasi cuaca resmi dari BMKG secara berkala, dan menyesuaikan rencana aktivitas dengan perkembangan prakiraan cuaca. Bagi sektor kelautan, nelayan dan pengguna jasa penyeberangan diimbau untuk mencermati peringatan potensi angin kencang dan gelombang tinggi demi keselamatan.
Analisis Dinamika Atmosfer
Kondisi atmosfer dalam skala global, regional, dan lokal selama sepekan ke depan diprediksi akan menghasilkan cuaca yang bervariasi. Potensi cuaca signifikan berupa hujan lebat dan angin kencang diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, serta di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Fase Dipole Mode Index (DMI) yang negatif (-1,28) cenderung meningkatkan kandungan uap air di wilayah Indonesia. Anomali OLR yang dominan bernilai negatif di sebagian besar Sumatera, Jawa, dan kawasan tengah hingga timur Indonesia menjadi indikator pembentukan serta pertumbuhan awan hujan.
Kombinasi aktivitas MJO, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuator diperkirakan tetap aktif di wilayah Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan Banten, Pulau Jawa, Selat Karimata, Laut Jawa, Sulawesi Utara, Kepulauan Aru, Laut Arafuru, dan Papua Selatan. Kondisi ini berkontribusi terhadap peningkatan konveksi dan pembentukan awan hujan di kawasan tersebut. Selain itu, sirkulasi siklonik diprediksi berada di Samudra Hindia barat Bengkulu dan di Selat Makassar, membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang dari Perairan barat daya Banten hingga Samudra Hindia barat Bengkulu, Lampung hingga Bengkulu, Pesisir utara Jawa Barat hingga Banten, Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Selatan.
Potensi pembentukan awan hujan juga didukung oleh kondisi labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal. Kondisi ini diperkirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta peninggian gelombang laut. Masyarakat dianjurkan untuk senantiasa mengikuti pembaruan informasi cuaca dari kanal resmi BMKG, memelihara kebersihan lingkungan, dan memastikan sistem drainase berfungsi dengan baik. Bagi nelayan dan pelaku pelayaran, BMKG mengimbau agar mencermati peringatan terkait angin kencang dan gelombang tinggi di perairan terdampak.
Prospek Cuaca Mingguan: Rincian Periode
Periode 9 – 11 September 2025
Secara umum, cuaca di Indonesia didominasi oleh kondisi hujan ringan hingga hujan lebat. Perlu diwaspadai peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang juga berpotensi terjadi di beberapa wilayah.
Periode 12 – 15 September 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi hujan ringan hingga hujan lebat. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi di wilayah yang sama.
Penting untuk dicatat bahwa prospek cuaca di atas bersifat umum. Informasi cuaca yang lebih detail dan spesifik dapat diakses melalui website BMKG (www.bmkg.go.id), aplikasi mobile infoBMKG, dan akun media sosial resmi BMKG (@infoBMKG). Masyarakat diimbau untuk secara aktif memantau informasi cuaca terbaru untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi cuaca di wilayah masing-masing.
Imbauan dan Rekomendasi
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan mitigasi yang diperlukan. Beberapa rekomendasi utama meliputi:
-
Meningkatkan Kewaspadaan: Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
-
Memantau Informasi Cuaca: Selalu pantau informasi cuaca terbaru dari sumber-sumber resmi BMKG untuk mendapatkan perkembangan terkini mengenai kondisi cuaca.
-
Membersihkan Lingkungan: Pastikan lingkungan sekitar rumah dan tempat tinggal bersih dari sampah dan material yang dapat menyumbat saluran drainase.
-
Memastikan Drainase Berfungsi Baik: Periksa dan pastikan sistem drainase berfungsi dengan baik untuk mencegah genangan air dan banjir.
-
Menyiapkan Perlengkapan Darurat: Siapkan perlengkapan darurat seperti senter, makanan dan minuman, obat-obatan, dan pakaian yang sesuai untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
-
Menjauhi Daerah Rawan Bencana: Hindari beraktivitas di daerah rawan bencana seperti lereng curam, bantaran sungai, dan wilayah pesisir yang berpotensi terkena gelombang tinggi.
-
Mengikuti Arahan Pihak Berwenang: Ikuti arahan dan imbauan dari pihak berwenang terkait tindakan pencegahan dan evakuasi jika diperlukan.
-
Bagi Nelayan dan Pelaku Pelayaran: Nelayan dan pelaku pelayaran diimbau untuk menunda aktivitas di laut jika terdapat peringatan cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 8 September 2025, 18.30 WIB.
Jakarta, 8 September 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG