Seorang ahli bedah vaskular terkemuka di Inggris, Dr. Neil Hopper, membuat geger dunia medis dan hukum setelah terungkap bahwa ia telah mengamputasi kakinya sendiri. Bukan karena penyakit atau kecelakaan, tindakan ekstrem ini didorong oleh fantasi seksual yang tidak lazim. Kasus ini tidak hanya mengungkap sisi gelap dari keinginan manusia, tetapi juga menyoroti masalah penipuan asuransi dan implikasi etis yang kompleks dalam profesi medis.
Kronologi Kejadian yang Mengejutkan
Dr. Neil Hopper (49), seorang ahli bedah vaskular yang dihormati, dikenal karena keahliannya dalam melakukan ratusan operasi amputasi. Namun, pada tahun 2019, ia mengejutkan rekan-rekannya dan masyarakat luas dengan melakukan tindakan yang tak terbayangkan: mengamputasi kakinya sendiri.
Pengadilan Truro Crown mengungkap bahwa Hopper telah berbohong kepada perusahaan asuransi, mengklaim bahwa cedera pada kakinya disebabkan oleh sepsis, infeksi darah yang mengancam jiwa. Padahal, Hopper dengan sengaja membekukan kakinya menggunakan es kering (dry ice) untuk menyebabkan kerusakan parah yang akhirnya membutuhkan amputasi.
Jaksa Nicholas Lee menjelaskan bahwa Hopper menggunakan es kering untuk membekukan kakinya sendiri, menyebabkan kerusakan jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Tindakan ini dilakukan dengan sengaja dan direncanakan, bukan karena kecelakaan atau kondisi medis yang tidak terduga.
Hukuman dan Tuduhan Penipuan
Atas perbuatannya, Hopper dijatuhi hukuman 32 bulan penjara setelah mengaku bersalah atas dua tuduhan penipuan dengan pernyataan palsu. Ia terbukti bersalah karena mengajukan klaim palsu kepada perusahaan asuransi, mengklaim bahwa amputasi kakinya disebabkan oleh sepsis, bukan karena tindakan yang dilakukannya sendiri.
Hopper mengajukan klaim asuransi palsu senilai lebih dari 466.000 poundsterling (sekitar Rp 10 miliar) ke dua perusahaan asuransi yang berbeda. Jumlah ini mencerminkan kerugian finansial yang signifikan yang disebabkan oleh tindakan penipuannya.
Motivasi yang Mengerikan: Fantasi Seksual yang Aneh
Salah satu aspek yang paling mencengangkan dari kasus ini adalah motivasi di balik tindakan Hopper. Jaksa Lee mengungkapkan bahwa tindakan Hopper didorong oleh "kombinasi dari obsesi untuk menghilangkan bagian tubuhnya sendiri dan ketertarikan seksual untuk melakukannya."
Pengadilan menyebutkan bahwa Hopper memiliki "minat seksual untuk diamputasi." Hakim James Adkin mengakui bahwa Hopper merasa menyesal atas tindakannya, tetapi menekankan tingkat bahaya yang sangat tinggi dalam video mutilasi tubuh yang menjadi subjek tuduhan pornografi.
Detail Tambahan yang Mengungkap Fakta
Kedua kaki Hopper diamputasi setelah ia mengeluh sakit. Ia tidak memberi tahu petugas medis penyebab sebenarnya dari luka-lukanya. Fakta ini menunjukkan bahwa Hopper berusaha menyembunyikan kebenaran tentang tindakannya dan menipu sistem perawatan kesehatan.
Setelah amputasi, Hopper kembali bekerja dalam waktu kurang dari enam bulan dengan kaki palsu. Ketekunan dan dedikasinya untuk kembali bekerja meskipun mengalami disabilitas fisik yang signifikan menunjukkan tekad yang kuat, meskipun diarahkan pada tujuan yang tidak sehat.
Hopper ditangkap pada Maret 2023 dan telah diskors dari daftar medis sejak Desember 2023. Penangguhan ini menandai akhir karir medisnya dan mencerminkan konsekuensi serius dari tindakannya.
Implikasi Etis dan Profesional
Kasus Dr. Neil Hopper menimbulkan pertanyaan mendalam tentang etika dan profesionalisme dalam profesi medis. Seorang dokter, yang seharusnya berdedikasi untuk menyembuhkan dan melindungi pasien, justru melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri dan menipu sistem asuransi.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan evaluasi kesehatan mental bagi para profesional medis. Tekanan dan tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, dan penting untuk memastikan bahwa para dokter memiliki akses ke dukungan dan perawatan yang mereka butuhkan.
Dampak pada Masyarakat dan Keluarga
Tindakan Dr. Neil Hopper tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga pada masyarakat dan keluarganya. Kasus ini telah merusak kepercayaan publik terhadap profesi medis dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mencegah kejadian serupa di masa depan.
Keluarga Hopper juga harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Mereka mungkin merasa malu, marah, dan bingung tentang apa yang telah terjadi. Penting untuk memberikan dukungan dan pengertian kepada keluarga Hopper selama masa sulit ini.
Pornografi Ekstrem dan Mutilasi Tubuh
Selain tuduhan penipuan, Hopper juga mengaku bersalah atas tiga tuduhan kepemilikan pornografi ekstrem. Hal ini menambah lapisan yang lebih mengerikan pada kasus ini dan menyoroti potensi hubungan antara fantasi seksual yang tidak lazim dan perilaku kriminal.
Hakim Adkin menekankan tingkat bahaya yang sangat tinggi dalam video mutilasi tubuh yang menjadi subjek tuduhan pornografi. Ini menunjukkan bahwa Hopper tidak hanya memiliki minat seksual yang tidak lazim, tetapi juga terlibat dalam aktivitas yang berpotensi berbahaya dan merugikan.
Analisis Psikologis
Kasus Dr. Neil Hopper merupakan studi kasus yang kompleks dan menarik tentang psikologi manusia. Para ahli psikologi dapat menggunakan kasus ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang fantasi seksual yang tidak lazim, obsesi, dan perilaku kriminal.
Beberapa teori psikologis yang mungkin relevan dengan kasus ini termasuk:
- Parafilia: Istilah yang digunakan untuk menggambarkan minat seksual yang tidak lazim atau atipikal.
- Body Integrity Identity Disorder (BIID): Kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman dengan anggota tubuhnya dan memiliki keinginan yang kuat untuk diamputasi.
- Sadomasokisme: Aktivitas seksual yang melibatkan kesenangan dari memberikan atau menerima rasa sakit atau penghinaan.
Pelajaran yang Dapat Dipetik
Kasus Dr. Neil Hopper memberikan beberapa pelajaran penting:
- Penting untuk menjaga kesehatan mental dan mencari bantuan jika Anda mengalami masalah.
- Profesionalisme dan etika sangat penting dalam profesi medis.
- Penipuan asuransi adalah kejahatan serius yang dapat memiliki konsekuensi yang signifikan.
- Pornografi ekstrem dapat memiliki dampak negatif pada perilaku dan hubungan.
Kesimpulan
Kasus Dr. Neil Hopper adalah pengingat yang mengerikan tentang sisi gelap dari keinginan manusia dan pentingnya menjaga kesehatan mental. Tindakannya tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap profesi medis dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mencegah kejadian serupa di masa depan. Kasus ini akan terus menjadi subjek diskusi dan analisis di dunia medis dan hukum selama bertahun-tahun yang akan datang.