Rahasia Anak Pintar, Ini 4 Kebiasaan Sederhana yang Tajamkan Ingatan: Okezone Women

  • Maskobus
  • Sep 12, 2025

Setiap orang tua tentu mendambakan buah hatinya tumbuh menjadi individu yang cerdas, fokus, dan memiliki daya ingat yang tajam. Di tengah hiruk pikuk aktivitas belajar, baik di sekolah maupun melalui bimbingan tambahan, kemampuan otak untuk menyerap dan menyimpan informasi menjadi fondasi utama kesuksesan akademik. Kabar baiknya, para ahli sepakat bahwa ada sejumlah strategi sederhana, namun terbukti secara ilmiah, yang dapat membantu meningkatkan daya ingat anak. Strategi ini mudah diintegrasikan ke dalam rutinitas sehari-hari. Berikut adalah empat kebiasaan sederhana yang dapat membantu mempertajam ingatan anak, yang dilansir dari Time of India, Jumat (12/9/2025).

1. Prioritaskan Kualitas dan Kuantitas Tidur yang Cukup

Kualitas tidur seringkali diabaikan, padahal ia memegang peranan krusial dalam proses konsolidasi memori. Saat anak terlelap dalam tidur yang nyenyak, otak secara aktif bekerja memproses dan menyimpan informasi yang telah dipelajari sepanjang hari ke dalam memori jangka panjang. Proses ini ibarat menyusun arsip penting di dalam perpustakaan otak. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah membutuhkan waktu tidur yang optimal, yaitu antara 9 hingga 11 jam setiap malam. Kurang tidur tidak hanya berdampak negatif pada daya ingat, tetapi juga dapat memengaruhi suasana hati, tingkat konsentrasi, dan bahkan kesehatan fisik secara keseluruhan.

Bayangkan otak sebagai sebuah komputer. Saat komputer kehabisan daya, ia tidak dapat berfungsi dengan optimal. Hal yang sama berlaku untuk otak anak yang kekurangan tidur. Ia tidak dapat memproses informasi secara efektif, yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan belajar dan mengingat.

Rahasia Anak Pintar, Ini 4 Kebiasaan Sederhana yang Tajamkan Ingatan: Okezone Women

Untuk memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup, ciptakan rutinitas tidur yang konsisten. Hindari penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel atau tablet setidaknya satu jam sebelum tidur, karena cahaya biru yang dipancarkan oleh layar dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang berperan penting dalam mengatur siklus tidur. Ciptakan suasana kamar tidur yang nyaman dan kondusif untuk tidur, dengan suhu yang sejuk, pencahayaan yang redup, dan minim gangguan suara.

Selain durasi tidur, perhatikan juga kualitas tidur. Pastikan anak tidur nyenyak tanpa sering terbangun di tengah malam. Jika anak mengalami kesulitan tidur atau sering terbangun, konsultasikan dengan dokter untuk mencari solusi yang tepat.

2. Terapkan Metode Active Recall daripada Sekadar Membaca Ulang

Metode belajar dengan active recall, atau mengingat kembali informasi tanpa melihat catatan, terbukti jauh lebih efektif daripada sekadar membaca ulang materi pelajaran. Ketika anak membaca ulang, otak cenderung menjadi pasif dan kurang terlibat secara aktif dalam memproses informasi. Sebaliknya, active recall memaksa otak untuk bekerja lebih keras, menggali informasi dari memori, dan membangun koneksi yang lebih kuat antar neuron.

Bayangkan active recall seperti mengangkat beban di gym. Semakin sering Anda mengangkat beban, semakin kuat otot Anda. Demikian pula, semakin sering Anda melatih otak untuk mengingat informasi, semakin kuat memori Anda.

Ada berbagai cara untuk menerapkan active recall. Salah satunya adalah dengan menguji diri sendiri melalui pertanyaan atau flashcard. Setelah belajar suatu materi, mintalah anak untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait materi tersebut tanpa melihat catatan. Jika anak kesulitan menjawab, biarkan ia melihat catatan sebentar, lalu coba lagi. Ulangi proses ini sampai anak dapat menjawab semua pertanyaan dengan lancar.

Flashcard juga merupakan alat yang efektif untuk active recall. Tulis pertanyaan atau konsep penting di satu sisi kartu, dan jawabannya di sisi lain. Minta anak untuk melihat sisi pertanyaan dan mencoba mengingat jawabannya. Kemudian, balik kartu untuk memeriksa jawabannya.

Teknik active recall dapat diterapkan setelah belajar, sebelum ujian, atau saat mengulang materi harian. Semakin sering anak berlatih active recall, semakin kuat memorinya dan semakin mudah ia mengingat informasi di masa depan.

3. Jadikan Aktivitas Fisik sebagai Bagian dari Rutinitas Harian

Aktivitas fisik tidak hanya penting untuk kesehatan fisik, tetapi juga memiliki dampak positif pada fungsi kognitif, termasuk memori. Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, yang memasok oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh sel-sel otak untuk berfungsi dengan optimal. Selain itu, olahraga juga merangsang produksi hormon-hormon yang bermanfaat bagi otak, seperti brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yang berperan penting dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup neuron.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang aktif secara fisik memiliki kinerja yang lebih baik dalam tes memori dan perhatian dibandingkan dengan anak-anak yang kurang aktif. Aktivitas fisik juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang dapat mengganggu fungsi kognitif.

Ajak anak untuk berolahraga secara teratur, setidaknya 60 menit setiap hari. Aktivitas fisik tidak harus selalu berupa olahraga yang berat. Berjalan kaki, bersepeda, berenang, bermain sepak bola, atau menari juga merupakan pilihan yang baik. Pilihlah aktivitas yang disukai anak agar ia termotivasi untuk melakukannya secara teratur.

Selain berolahraga, pastikan anak juga memiliki banyak kesempatan untuk bergerak aktif sepanjang hari. Batasi waktu menonton televisi atau bermain video game, dan dorong anak untuk bermain di luar rumah, berlari, melompat, atau bermain dengan teman-temannya.

4. Perkaya Diet dengan Nutrisi yang Mendukung Fungsi Otak

Nutrisi memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi otak. Otak membutuhkan berbagai macam nutrisi, termasuk vitamin, mineral, antioksidan, dan asam lemak esensial, untuk berfungsi dengan optimal. Diet yang kaya akan nutrisi dapat membantu meningkatkan memori, konsentrasi, dan kemampuan belajar.

Beberapa nutrisi yang sangat penting untuk fungsi otak antara lain:

  • Asam Lemak Omega-3: Asam lemak omega-3, seperti DHA dan EPA, merupakan komponen penting dari membran sel otak. Mereka berperan penting dalam perkembangan otak, fungsi kognitif, dan perlindungan terhadap kerusakan otak. Sumber asam lemak omega-3 yang baik antara lain ikan berlemak (seperti salmon, tuna, dan sarden), biji chia, biji rami, dan kacang kenari.

  • Antioksidan: Antioksidan melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan menyebabkan berbagai penyakit. Sumber antioksidan yang baik antara lain buah-buahan dan sayuran berwarna cerah, seperti blueberry, stroberi, bayam, dan brokoli.

  • Vitamin B: Vitamin B, seperti vitamin B12, B6, dan folat, berperan penting dalam fungsi saraf dan produksi neurotransmitter, zat kimia yang mengirimkan sinyal antar sel otak. Sumber vitamin B yang baik antara lain daging, telur, susu, sayuran hijau, dan biji-bijian utuh.

  • Zat Besi: Zat besi penting untuk transportasi oksigen ke otak. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan daya ingat. Sumber zat besi yang baik antara lain daging merah, hati, bayam, dan kacang-kacangan.

Pastikan anak mendapatkan diet yang seimbang dan kaya akan nutrisi yang mendukung fungsi otak. Batasi konsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, dan minuman manis, karena makanan-makanan ini cenderung rendah nutrisi dan tinggi gula dan lemak tidak sehat, yang dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif.

Dengan menerapkan keempat kebiasaan sederhana ini secara konsisten, Anda dapat membantu meningkatkan daya ingat anak, meningkatkan kemampuan belajarnya, dan membekalinya dengan fondasi yang kuat untuk kesuksesan di masa depan. Ingatlah bahwa setiap anak unik, dan mungkin membutuhkan waktu dan eksperimen untuk menemukan strategi yang paling efektif untuknya. Bersabarlah, berikan dukungan, dan rayakan setiap kemajuan yang dicapai oleh anak Anda.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :