Persik Kediri melakukan perombakan besar-besaran pada skuad mereka menyambut BRI Super League 2025/2026, terutama di sektor pemain asing. Namun, setelah empat pertandingan awal, tidak semua rekrutan anyar tersebut langsung memberikan dampak signifikan. Pelatih Ong Kim Swee mengakui bahwa baru tiga pemain asing yang tampil memuaskan dan mampu beradaptasi dengan cepat dengan gaya bermain tim.
Kedatangan tujuh pemain asing baru memang memberikan opsi yang lebih variatif bagi Ong Kim Swee. Namun, regulasi yang membatasi jumlah pemain asing yang bisa diturunkan dalam satu pertandingan membuat sang pelatih harus pandai-pandai merotasi pemain dan memilih komposisi terbaik. Selain itu, adaptasi pemain asing dengan kultur sepak bola Indonesia dan chemistry dengan pemain lokal juga menjadi faktor penting dalam menentukan performa mereka di lapangan.
Dari tujuh pemain asing yang didatangkan, posisi penjaga gawang Leo Navacchio dan bek tengah Kiko Carneiro seolah tak tergantikan. Keduanya selalu menjadi pilihan utama dalam setiap pertandingan. Namun, persaingan ketat terjadi di posisi lain, di mana para pemain asing harus bersaing dengan pemain lokal untuk mendapatkan tempat di starting eleven.
Khurshidbek Mukhtorov, bek tengah asal Uzbekistan, menjadi salah satu pemain yang paling menonjol di antara rekrutan anyar Persik. Meski berstatus debutan di Liga Indonesia, Mukhtorov mampu menunjukkan performa solid dan konsisten di lini belakang Macan Putih. Kelebihannya adalah kemampuannya bermain di berbagai posisi, termasuk bek kiri dan gelandang bertahan. Kolaborasinya dengan Kiko Carneiro di jantung pertahanan membuat lini belakang Persik menjadi lebih kokoh dan sulit ditembus.
Mukhtorov selalu tampil penuh dalam empat pertandingan awal, mencatatkan 360 menit bermain. Kepercayaan yang diberikan oleh Ong Kim Swee dibayar tuntas oleh pemain asal Uzbekistan tersebut dengan penampilan yang lugas dan tanpa kompromi di lini belakang. Kemampuannya dalam membaca permainan, melakukan tekel bersih, dan memenangkan duel udara menjadi aset berharga bagi Persik.
Sementara itu, Lucas Gama, pemain yang lebih berpengalaman di sepak bola Indonesia, harus rela menjadi pemain pelapis. Pemain asal Brasil ini hanya mendapatkan kesempatan bermain selama 63 menit dalam dua pertandingan. Meskipun memiliki kualitas yang tidak diragukan, Gama belum mampu menunjukkan performa terbaiknya dan kalah bersaing dengan Mukhtorov yang tampil lebih impresif.
Selain Mukhtorov, Telmo Castanheira juga menjadi pemain asing yang tak tergantikan di lini tengah Persik. Gelandang asal Portugal ini merupakan rekomendasi langsung dari Ong Kim Swee, yang pernah bekerja sama dengannya di klub Liga Super Malaysia, Sabah FC. Kedekatan keduanya membuat Castanheira lebih mudah beradaptasi dengan taktik dan strategi yang diterapkan oleh sang pelatih.
Castanheira juga selalu bermain penuh dalam empat pertandingan awal, mencatatkan 360 menit bermain. Ia bahkan mencetak satu-satunya gol Persik saat bermain imbang melawan Bali United di pekan pertama. Kemampuannya dalam mengatur tempo permainan, memberikan umpan-umpan akurat, dan melepaskan tembakan jarak jauh membuat lini tengah Persik menjadi lebih hidup dan kreatif.
Pemain asing ketiga yang tampil cukup menjanjikan adalah Jose Enrique. Striker asal Spanyol ini selalu tampil dalam setiap pertandingan Persik, meskipun sebagian besar sebagai pemain pengganti. Dari total 198 menit bermain, Enrique berhasil mencetak dua gol. Gol-golnya tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki naluri mencetak gol yang tajam dan mampu memanfaatkan peluang yang ada.
Enrique baru mendapatkan kesempatan bermain sebagai starter saat Persik mengalahkan PSBS. Pada pertandingan tersebut, ia bermain selama 90 menit penuh dan menunjukkan performa yang memuaskan. Kecepatannya, kelincahannya, dan kemampuannya dalam membuka ruang menjadi ancaman bagi lini belakang lawan.
Namun, performa beberapa pemain asing lainnya masih belum sesuai dengan harapan. Sylvain Atieda, striker asal Prancis, belum berhasil mencetak gol dalam 122 menit bermain. Ia bahkan tidak masuk dalam daftar pemain saat Persik menghadapi Bali United dan hanya duduk di bangku cadangan saat melawan PSBS.
Atieda masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan gaya bermain Persik dan kultur sepak bola Indonesia. Persaingan ketat di lini depan juga menjadi tantangan tersendiri baginya. Ia harus bekerja keras untuk meningkatkan performanya dan membuktikan bahwa ia layak mendapatkan tempat di starting eleven.
Imanol Garcia dan Pedro Matos juga belum memberikan dampak yang signifikan bagi tim. Garcia, gelandang asal Argentina, mendapatkan kesempatan bermain yang cukup banyak, yaitu 225 menit. Namun, ia belum mampu menunjukkan performa yang konsisten dan kalah bersaing dengan Telmo Castanheira di lini tengah.
Sementara itu, Matos, pemain sayap asal Brasil, hanya bermain selama 138 menit dalam dua pertandingan awal. Posisinya sebagai winger kiri sulit digeser oleh kapten tim, Ezra Walian. Selain itu, persaingan ketat di lini tengah juga membuat Matos kesulitan mendapatkan tempat di tim utama.
Ironisnya, Garcia dan Matos tidak dibawa oleh Ong Kim Swee saat Persik bertandang ke markas PSBS. Keputusan ini menunjukkan bahwa sang pelatih masih mencari komposisi terbaik di lini tengah dan memberikan kesempatan kepada pemain lokal untuk menunjukkan kemampuannya.
Pada pertandingan melawan PSBS, Ong Kim Swee memberikan kesempatan kepada Bayu Otto, gelandang lokal yang juga merupakan ikon Kediri. Hasilnya, Bayu Otto mampu menunjukkan performa yang tidak kalah dengan gelandang impor. Hal ini semakin menambah persaingan di lini tengah Persik dan membuat Ong Kim Swee memiliki lebih banyak opsi dalam menentukan komposisi tim.
Kedatangan Williams Lugo, mantan gelandang PSBS, juga akan semakin memperketat persaingan di lini tengah. Lugo memiliki kualitas yang tidak diragukan dan mampu bermain di berbagai posisi. Kehadirannya akan menjadi tantangan bagi Garcia, Matos, Bayu Otto, dan Syahrian Abimanyu untuk mendapatkan tempat di tim utama.
Secara keseluruhan, performa pemain asing baru Persik masih belum stabil setelah empat pertandingan awal. Baru tiga pemain, yaitu Khurshidbek Mukhtorov, Telmo Castanheira, dan Jose Enrique, yang mampu menunjukkan performa yang memuaskan. Sementara itu, pemain asing lainnya masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan meningkatkan performanya.
Ong Kim Swee harus terus memantau perkembangan para pemain asingnya dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan kemampuannya. Persaingan ketat di dalam tim akan membuat para pemain termotivasi untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik bagi Persik.
Dengan komposisi pemain yang berkualitas dan strategi yang tepat, Persik memiliki potensi untuk meraih hasil yang lebih baik di BRI Super League 2025/2026. Dukungan dari para suporter setia juga akan menjadi motivasi tambahan bagi para pemain untuk memberikan yang terbaik di setiap pertandingan.
Perjalanan Persik di BRI Super League 2025/2026 masih panjang. Para pemain asing baru harus terus beradaptasi dan meningkatkan performanya agar dapat memberikan kontribusi maksimal bagi tim. Ong Kim Swee juga harus terus mencari formula yang tepat untuk memaksimalkan potensi para pemainnya dan membawa Persik meraih kesuksesan.
Evaluasi mendalam terhadap performa setiap pemain asing perlu dilakukan secara berkala. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing pemain, serta mencari solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Komunikasi yang baik antara pelatih, pemain, dan manajemen juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan tim.
Selain itu, Persik juga perlu memperhatikan aspek non-teknis, seperti adaptasi pemain asing dengan budaya dan lingkungan baru. Dukungan dari tim manajemen dan para pemain lokal sangat penting dalam membantu para pemain asing merasa nyaman dan betah di Kediri. Dengan demikian, mereka dapat fokus pada peningkatan performa di lapangan dan memberikan kontribusi maksimal bagi tim.
Dengan persiapan yang matang dan kerja keras dari seluruh elemen tim, Persik memiliki potensi untuk menjadi salah satu tim yang disegani di BRI Super League 2025/2026. Para pemain asing baru diharapkan dapat segera beradaptasi dan menunjukkan performa terbaiknya, sehingga dapat membawa Persik meraih hasil yang membanggakan.
Peran suporter juga tidak boleh dilupakan. Dukungan moral dari para suporter setia akan menjadi motivasi tambahan bagi para pemain untuk memberikan yang terbaik di setiap pertandingan. Atmosfer yang positif di stadion akan membuat para pemain merasa termotivasi dan bersemangat untuk meraih kemenangan.
Persik Kediri memiliki sejarah panjang dan tradisi yang kuat di sepak bola Indonesia. Dengan dukungan dari seluruh elemen tim, Macan Putih bertekad untuk kembali meraih kejayaan dan mengharumkan nama Kediri di kancah sepak bola nasional.