Resi Paket Bisa Jadi Celah Penipuan, Jangan Sembarangan Dibuang!

  • Maskobus
  • Sep 24, 2025

Di era digital yang serba cepat dan terhubung, kewaspadaan terhadap keamanan data pribadi menjadi semakin krusial, terutama saat beraktivitas online seperti berbelanja. Data pribadi yang tersebar, bahkan yang terlihat sepele seperti yang tertera pada resi paket belanja online, berpotensi menjadi celah bagi oknum penipu untuk melancarkan aksinya. Informasi seperti nama, alamat lengkap, nomor telepon, dan bahkan barcode yang tercetak pada resi, jika jatuh ke tangan yang salah, dapat disalahgunakan untuk berbagai modus penipuan yang merugikan.

Para penipu ini semakin kreatif dalam mencari cara untuk mengelabui calon korban. Salah satu modus yang sering digunakan adalah dengan berpura-pura menjadi perwakilan dari perusahaan resmi, seperti e-commerce tempat korban berbelanja atau perusahaan ekspedisi yang bertugas mengantarkan paket. Mereka bisa menghubungi korban dengan alasan yang meyakinkan, seperti menginformasikan bahwa paket hilang, rusak, atau mengalami kendala dalam pengiriman.

Dalam skenario ini, penipu akan berusaha membangun kepercayaan korban dengan menyebutkan detail informasi yang relevan dengan transaksi belanja online yang pernah dilakukan, seperti nama penerima, alamat pengiriman, atau nomor resi paket. Informasi ini, yang seharusnya bersifat pribadi dan rahasia, diperoleh dari resi paket yang mungkin dibuang sembarangan atau bahkan diunggah ke media sosial tanpa disadari.

Setelah berhasil membangun kepercayaan, penipu akan mulai melancarkan aksinya. Beberapa modus penipuan yang umum dilakukan antara lain:

    Resi Paket Bisa Jadi Celah Penipuan, Jangan Sembarangan Dibuang!

  • Phishing: Penipu mengirimkan tautan (link) palsu yang menyerupai situs web resmi e-commerce atau ekspedisi. Tautan ini biasanya dikirimkan melalui pesan singkat (SMS), email, atau pesan instan (seperti WhatsApp). Ketika korban mengklik tautan tersebut, mereka akan diarahkan ke situs web palsu yang meminta mereka untuk memasukkan informasi pribadi, seperti username, password, nomor kartu kredit, atau kode verifikasi (OTP). Informasi ini kemudian akan digunakan oleh penipu untuk mengakses akun korban atau melakukan transaksi ilegal.

  • Permintaan Transfer Uang: Penipu meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang dengan berbagai alasan yang dibuat-buat, seperti biaya administrasi, biaya penggantian paket yang hilang atau rusak, atau biaya percepatan pengiriman. Mereka biasanya memberikan tenggat waktu yang mendesak agar korban tidak sempat berpikir panjang atau melakukan verifikasi lebih lanjut.

  • Ancaman dan Intimidasi: Dalam beberapa kasus, penipu bahkan menggunakan ancaman atau intimidasi untuk memaksa korban agar menuruti kemauan mereka. Mereka mungkin mengancam akan menyebarkan informasi pribadi korban, melaporkan korban ke pihak berwajib, atau bahkan melakukan tindakan kekerasan jika korban tidak memenuhi permintaan mereka.

Modus penipuan terbaru yang semakin meresahkan adalah dengan mengajak korban untuk menghadiri pertemuan online (video conference) dengan alasan untuk membahas klaim paket yang hilang atau rusak. Dalam pertemuan online ini, penipu akan berperan sebagai perwakilan dari perusahaan resmi dan berusaha meyakinkan korban bahwa mereka berhak mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dialami. Namun, sebelum kompensasi dapat dicairkan, korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi atau biaya verifikasi.

Untuk melindungi diri dari ancaman penipuan yang semakin canggih ini, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap segala bentuk aktivitas online yang mencurigakan. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan data pribadi dan menghindari menjadi korban penipuan:

  1. Jangan Unggah Resi Sembarangan: Hindari mengunggah foto atau salinan resi paket belanja online ke media sosial atau platform online lainnya, termasuk saat memberikan ulasan di toko penjual. Informasi yang tertera pada resi, seperti nama, alamat, dan nomor resi, dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Jika Anda ingin mengunggah ulasan produk, pastikan untuk menutupi atau menghapus informasi sensitif pada resi sebelum mengunggahnya.

  2. Hancurkan Detail Resi Saat Membuang Bungkus Paket: Sebelum membuang bungkus paket belanja online, pastikan untuk menghancurkan atau menghilangkan informasi yang tertera pada resi pengiriman. Anda dapat menggunting, merobek, atau menghancurkan resi tersebut hingga tidak dapat dibaca lagi. Hal ini akan mencegah orang lain untuk mengambil informasi pribadi Anda dari resi yang dibuang.

  3. Berhati-hati dengan Nomor Asing yang Menghubungi: Selalu waspada terhadap panggilan atau pesan dari nomor asing yang mengaku sebagai perwakilan dari e-commerce atau perusahaan ekspedisi. Jangan mudah percaya dengan informasi yang mereka berikan, terutama jika mereka meminta Anda untuk melakukan transaksi pembayaran di luar aplikasi e-commerce atau memberikan informasi pribadi yang sensitif.

  4. Verifikasi Informasi: Selalu verifikasi setiap informasi yang Anda terima dari pihak yang mengatasnamakan e-commerce atau perusahaan ekspedisi. Anda dapat menghubungi langsung customer service resmi dari perusahaan tersebut melalui nomor telepon atau email yang tertera di situs web resmi mereka. Jangan gunakan nomor telepon atau email yang diberikan oleh pihak yang menghubungi Anda, karena bisa jadi itu adalah nomor palsu yang digunakan oleh penipu.

  5. Gunakan Fitur Keamanan: Manfaatkan fitur keamanan yang disediakan oleh e-commerce tempat Anda berbelanja, seperti verifikasi dua faktor (two-factor authentication) atau fitur deteksi penipuan. Fitur-fitur ini dapat membantu melindungi akun Anda dari akses yang tidak sah dan mencegah terjadinya transaksi yang mencurigakan.

  6. Laporkan Aktivitas Mencurigakan: Jika Anda mencurigai adanya aktivitas penipuan yang mengatasnamakan e-commerce atau perusahaan ekspedisi, segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang, seperti kepolisian atau badan pengawas keuangan. Laporan Anda dapat membantu mencegah orang lain menjadi korban penipuan dan membantu pihak berwajib untuk menangkap pelaku kejahatan.

Beberapa e-commerce terkemuka, seperti Shopee, juga активно mengedukasi para penggunanya tentang berbagai modus penipuan yang mungkin terjadi dan memberikan tips-tips untuk menghindari menjadi korban. Shopee menekankan pentingnya prinsip 3C dalam berinteraksi dengan pihak yang mengatasnamakan Shopee:

  • Cek Pengirimnya: Pastikan informasi resmi dari Shopee hanya dikirim melalui akun WhatsApp Shopee yang memiliki centang biru (verified), akun media sosial resmi Shopee yang sudah terverifikasi, dan nomor telepon Customer Service Shopee 1500702. Jangan percaya dengan informasi yang berasal dari sumber yang tidak jelas atau mencurigakan.

  • Cek Fakta: Verifikasi setiap informasi yang Anda terima dan mengatasnamakan Shopee dengan menggunakan fitur ‘Cek Fakta’ yang tersedia di bagian ‘Akun’ > ‘Chat dengan Shopee’ atau ‘Customer Service’ pada aplikasi Shopee. Customer Service Shopee siap melayani Anda 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

  • Cari Tahu Modusnya: Modus penipuan terus berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Ikuti akun @shopeecare_id di Instagram untuk mendapatkan informasi terbaru tentang modus penipuan yang berkedok Shopee dan tips-tips untuk menghindarinya.

Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap potensi ancaman penipuan online, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat dari kerugian finansial dan emosional yang disebabkan oleh tindakan kejahatan siber. Jangan pernah meremehkan pentingnya menjaga keamanan data pribadi Anda, karena informasi sekecil apapun dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :