Riset Baru Temukan Kebiasaan yang Bikin Otak Cepat ‘Menua’

  • Maskobus
  • Sep 06, 2025

Sebuah studi baru mengungkap bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jumlah tinggi, setara dengan satu soda diet per hari, dapat mempercepat penurunan kognitif dan ‘menua’kan otak. Studi ini menyoroti potensi risiko yang terkait dengan penggunaan pemanis buatan sebagai pengganti gula, terutama dalam produk-produk yang dipasarkan sebagai alternatif yang lebih sehat.

Detail Studi dan Temuan Utama

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neurology, melibatkan hampir 13.000 warga Brasil berusia antara 35 dan 75 tahun. Para peserta merupakan bagian dari Studi Longitudinal Kesehatan Dewasa Brasil, yang bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan dan penuaan.

Selama periode rata-rata delapan tahun, para peneliti mengumpulkan data tentang pola makan peserta, termasuk konsumsi pemanis buatan. Mereka juga melakukan serangkaian tes kognitif untuk mengukur berbagai aspek fungsi otak, seperti kelancaran verbal, memori kerja, ingatan kata, dan kecepatan pemrosesan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi pemanis buatan dan penurunan kognitif. Orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah tertinggi mengalami penurunan kognitif global 62 persen lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi dalam jumlah terendah. Ini setara dengan 1,6 tahun penuaan otak tambahan.

Riset Baru Temukan Kebiasaan yang Bikin Otak Cepat 'Menua'

Bahkan, peserta yang berada di kelompok konsumsi menengah, yang mengonsumsi rata-rata 66 miligram pemanis buatan per hari, mengalami tingkat penurunan kognitif global 35 persen lebih cepat, atau sekitar 1,3 tahun penuaan otak, dibandingkan dengan kelompok konsumsi terendah.

Penulis utama studi, Dr. Claudia Kimie Suemoto, seorang profesor madya geriatri dan direktur Biobank untuk Studi Penuaan di Fakultas Kedokteran Universitas São Paulo di Brasil, menekankan bahwa penelitian ini bersifat observasional dan tidak membuktikan hubungan sebab akibat. Namun, ia menyatakan bahwa temuan ini menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi pemanis buatan dan penurunan kognitif.

Implikasi dan Mekanisme Potensial

Temuan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang keamanan penggunaan pemanis buatan sebagai pengganti gula. Pemanis non-nutrisi sering digunakan dalam makanan ultraproses rendah gula dan produk khusus yang dibuat untuk pengidap diabetes.

Dr. Thomas Holland, seorang instruktur di departemen penyakit dalam, divisi penyakit pencernaan dan nutrisi di Institut Penuaan Sehat Universitas Rush di Chicago, menyatakan bahwa asumsi luas bahwa pemanis rendah dan tanpa kalori merupakan pengganti gula yang aman mungkin keliru, terutama mengingat keberadaannya yang luas dalam produk-produk yang dipasarkan sebagai alternatif yang lebih sehat.

Mekanisme biologis yang mendasari temuan ini masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat memengaruhi mikrobioma usus, yang pada gilirannya dapat memengaruhi fungsi otak. Pemanis buatan juga dapat memengaruhi metabolisme glukosa dan insulin, yang juga dapat berdampak pada kesehatan otak.

Faktor Risiko Tambahan: Diabetes

Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan diabetes yang mengonsumsi pemanis buatan mengalami penurunan daya ingat dan kognisi global yang lebih terasa. Hal ini mungkin disebabkan oleh paparan mereka yang lebih tinggi terhadap pemanis buatan, serta fakta bahwa diabetes itu sendiri merupakan faktor risiko yang kuat untuk penurunan kognitif yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.

Dr. Suemoto menjelaskan bahwa diabetes dapat membuat otak lebih rentan terhadap paparan berbahaya dari pemanis buatan.

Respons dari Industri Pemanis

Asosiasi Pemanis Internasional (ISA), yang mewakili industri pemanis, membantah temuan studi ini dan menyatakan bahwa pemanis menyediakan cara aman dan efektif untuk mengurangi asupan gula dan kalori. ISA juga mengklaim bahwa keamanan pemanis rendah/tanpa kalori telah dikonfirmasi secara konsisten oleh otoritas kesehatan global terkemuka.

Rekomendasi dan Penelitian Lanjutan

Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini dan untuk menyelidiki mekanisme yang mendasarinya, studi ini memberikan bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jumlah tinggi dapat berdampak negatif pada kesehatan otak.

Para peneliti merekomendasikan untuk membatasi konsumsi pemanis buatan dan untuk mencari alternatif yang lebih sehat, seperti saus apel, madu, sirup maple, atau gula kelapa.

Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Studi ini bersifat observasional, sehingga tidak dapat membuktikan hubungan sebab akibat. Selain itu, data tentang konsumsi pemanis buatan dikumpulkan pada awal penelitian, sehingga mungkin tidak mencerminkan perubahan pola makan peserta selama periode penelitian.

Meskipun demikian, temuan ini memberikan wawasan yang berharga tentang potensi risiko yang terkait dengan konsumsi pemanis buatan dan menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang dari penggunaan pemanis buatan pada kesehatan otak.

Kesimpulan dan Saran Praktis

Sebagai kesimpulan, studi ini menambah bukti yang berkembang tentang potensi efek negatif dari konsumsi pemanis buatan terhadap kesehatan, khususnya kesehatan kognitif. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan memahami mekanisme yang terlibat, ada baiknya untuk mempertimbangkan beberapa saran praktis:

  • Batasi konsumsi pemanis buatan: Kurangi asupan soda diet, makanan ringan, dan produk lain yang mengandung pemanis buatan.
  • Baca label dengan cermat: Perhatikan kandungan pemanis buatan dalam makanan dan minuman yang Anda konsumsi.
  • Cari alternatif alami: Pertimbangkan untuk menggunakan pemanis alami seperti madu, sirup maple, atau buah-buahan untuk mempermanis makanan dan minuman Anda.
  • Prioritaskan makanan utuh: Fokus pada konsumsi makanan utuh dan tidak diproses, yang secara alami rendah gula dan kalori.
  • Konsultasikan dengan profesional kesehatan: Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang konsumsi pemanis buatan atau kesehatan kognitif Anda, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat membantu melindungi kesehatan otak Anda dan mengurangi risiko penurunan kognitif di kemudian hari. Temuan ini berfungsi sebagai pengingat bahwa pilihan makanan kita memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan kita secara keseluruhan, termasuk kesehatan otak kita. Dengan membuat pilihan yang lebih cerdas dan lebih sehat, kita dapat membantu menjaga otak kita tetap tajam dan berfungsi dengan baik seiring bertambahnya usia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :