Rudiantara: Satelit Nusantara Lima Perkuat Kemandirian Digital RI

  • Maskobus
  • Sep 11, 2025

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) sekaligus Ketua Dewan Pembina Asosiasi Antariksa Indonesia (ARIKSA), Rudiantara, menyambut gembira peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), menegaskan peran krusialnya dalam memperkuat kapasitas infrastruktur digital nasional dan mendorong kemandirian teknologi Indonesia. Dalam pandangannya, kehadiran satelit ini bukan hanya sekadar penambahan aset, melainkan langkah strategis dalam mengatasi tantangan geografis dan memperluas jangkauan konektivitas di seluruh pelosok negeri.

"Saya bersyukur Indonesia menambah kapasitas satelitnya," ujar Rudiantara dalam sebuah wawancara di Orlando, Amerika Serikat, tempat peluncuran satelit tersebut. "Kondisi kita negara kepulauan, untuk penetrasi tak ada yang bisa mengalahkan satelit di seluruh dunia teknologi apa pun." Pernyataan ini menggarisbawahi keyakinannya bahwa satelit tetap menjadi solusi paling efektif dan efisien untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil dan sulit diakses di Indonesia, di mana infrastruktur terestrial menghadapi kendala geografis yang signifikan.

Rudiantara menjelaskan bahwa Satelit Nusantara Lima merupakan High Throughput Satellite (HTS) kedua yang dimiliki Indonesia setelah SATRIA. Teknologi HTS ini menawarkan kapasitas bandwidth yang jauh lebih besar dibandingkan satelit generasi sebelumnya, memungkinkan transfer data yang lebih cepat dan efisien. Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan pada pemerataan akses internet di seluruh Indonesia, membuka peluang baru bagi pendidikan, ekonomi, dan layanan publik di daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi.

Meskipun mengakui bahwa infrastruktur terestrial seperti serat optik memiliki kapasitas yang lebih besar, Rudiantara menekankan bahwa satelit tetap menjadi solusi utama untuk menjangkau daerah-daerah terpencil, terutama mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Kombinasi antara infrastruktur terestrial dan satelit akan menciptakan ekosistem konektivitas yang kuat dan inklusif, memastikan bahwa seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati manfaat dari era digital.

"Kalau untuk penetrasi nggak ada yang bisa mengalahkan satelit di seluruh dunia teknologi apapun," tegas Rudiantara, mengulangi keyakinannya akan keunggulan satelit dalam menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses oleh teknologi lain.

Rudiantara: Satelit Nusantara Lima Perkuat Kemandirian Digital RI

Lebih lanjut, Rudiantara menjelaskan bahwa kemandirian satelit dapat diukur dari berbagai aspek, mulai dari desain, pembangunan, pengoperasian, hingga pemeliharaan keberlanjutannya. Dalam kasus PSN, ia menyoroti bahwa desain Satelit Nusantara Lima dibuat oleh para insinyur Indonesia, meskipun manufaktur dilakukan oleh Boeing di California dan peluncuran oleh SpaceX. Keterlibatan aktif tenaga ahli Indonesia dalam proses desain menunjukkan kemampuan dan potensi bangsa dalam mengembangkan teknologi satelit secara mandiri.

"Mayoritas proses bisnis lebih dari setengahnya dikendalikan PSN. Desainnya teman-teman PSN, engineernya juga PSN. Setelah diluncurkan yang mengoperasikan Indonesia sendiri," papar Rudiantara, menjelaskan bahwa PSN memiliki kendali penuh atas operasional satelit setelah peluncuran. Hal ini memastikan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan satelit secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan prioritas nasional.

Menurutnya, kemandirian dalam pengoperasian satelit sangat penting agar Indonesia tidak bergantung pada penyelenggara layanan satelit asing, terutama dalam situasi darurat atau krisis. Dengan memiliki kendali penuh atas satelitnya sendiri, Indonesia dapat memastikan kelangsungan komunikasi dan layanan publik yang vital dalam situasi apapun.

Rudiantara juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung pemain lokal seperti PSN. Ia berpendapat bahwa dukungan pemerintah tidak harus selalu berupa insentif pajak, melainkan dapat berupa kemudahan perizinan dan kebijakan keberpihakan (affirmative policy) yang memberikan prioritas kepada perusahaan-perusahaan Indonesia yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk mengembangkan dan mengoperasikan satelit.

"Masa ada pemain Indonesia, otaknya Indonesia, rekayasa engineering-nya Indonesia, masa kita nggak dukung? Selama kemampuannya ada, berikan prioritas," tegasnya, menyerukan agar pemerintah memberikan dukungan penuh kepada perusahaan-perusahaan Indonesia yang berkontribusi pada kemandirian teknologi nasional.

Selain itu, Rudiantara juga menyoroti pentingnya pemerintah untuk menyiapkan slot orbit baru agar kebutuhan kapasitas satelit Indonesia terus terjaga di masa depan. Ketersediaan slot orbit yang memadai akan memungkinkan Indonesia untuk terus mengembangkan infrastruktur satelitnya dan memenuhi kebutuhan komunikasi dan data yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan digitalisasi.

Rudiantara menyampaikan harapannya agar peluncuran Satelit Nusantara Lima pada 11 September berjalan lancar setelah mengalami penundaan sebanyak tiga kali. Ia juga berharap agar satelit tersebut berhasil menempati orbit yang telah ditentukan dan segera dapat dimanfaatkan secara optimal oleh berbagai pihak, termasuk di dalam negeri. Pemanfaatan satelit yang optimal akan memberikan dampak positif bagi berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan pemerintahan, serta meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Peluncuran Satelit Nusantara Lima merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia untuk mencapai kemandirian digital. Kehadirannya tidak hanya akan memperkuat infrastruktur digital nasional, tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Dukungan penuh dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan akan memastikan bahwa satelit ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara digital yang maju dan berdaya saing. Satelit ini diharapkan menjadi katalisator bagi inovasi dan pengembangan teknologi di Indonesia, mendorong terciptanya lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan sinergi antara pemerintah, industri, dan akademisi, Indonesia dapat membangun ekosistem satelit yang kuat dan berkelanjutan, menjadikan satelit sebagai pilar penting dalam pembangunan nasional. Satelit Nusantara Lima bukan hanya sekadar aset teknologi, melainkan simbol kemajuan dan kemandirian bangsa dalam era digital. Keberhasilannya akan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan berkontribusi pada kemajuan teknologi tanah air. Investasi dalam teknologi satelit merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia di masa depan. Dengan memanfaatkan potensi satelit secara optimal, Indonesia dapat mengatasi tantangan geografis, meningkatkan konektivitas, dan mewujudkan visi sebagai negara digital yang maju dan berdaya saing di tingkat global. Satelit Nusantara Lima adalah langkah awal menuju era baru kemandirian digital Indonesia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :