Sederet Organ Babi yang Pernah Didonorkan ke Manusia, Ada Ginjal hingga Paru

  • Maskobus
  • Aug 26, 2025

Kemajuan pesat dalam bidang kesehatan dan teknologi kedokteran telah membuka jalan bagi transplantasi organ lintas spesies, atau xenotransplantasi. Babi, dengan kesamaan fisiologis tertentu dengan manusia, telah menjadi kandidat utama sebagai donor organ. Penelitian dan eksperimen intensif selama bertahun-tahun telah mengarah pada transplantasi berbagai organ babi ke manusia, termasuk jantung, ginjal, hati, dan paru-paru, dengan tujuan mengatasi kekurangan organ donor manusia dan menyelamatkan nyawa.

Transplantasi organ hewan ke manusia, meskipun menjanjikan, bukan tanpa tantangan dan persyaratan ketat. Hewan donor harus memenuhi kriteria tertentu untuk memastikan kompatibilitas dan meminimalkan risiko penolakan dan penularan penyakit.

Syarat Donor Hewan ke Manusia:

Menurut jurnal "Animal Organs for Human Transplantation" oleh Marlon F. Levy, MD, terdapat beberapa karakteristik penting yang harus dipertimbangkan dalam memilih hewan donor organ yang ideal:

    Sederet Organ Babi yang Pernah Didonorkan ke Manusia, Ada Ginjal hingga Paru

  • Anatomi dan Fisiologi yang Sesuai: Organ hewan harus memiliki ukuran dan fungsi yang mirip dengan organ manusia agar dapat berfungsi dengan baik setelah transplantasi.
  • Tidak Ada Penularan Lintas Spesies: Risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia harus minimal atau tidak ada sama sekali.
  • Tahan terhadap Penyakit Manusia: Hewan donor idealnya harus resisten terhadap penyakit manusia, terutama virus, untuk mencegah komplikasi setelah transplantasi.
  • Biaya Terjangkau: Hewan tersebut harus mudah dan murah untuk dipelihara dan dikembangbiakkan dalam skala besar.
  • Waktu Kehamilan Singkat dan Banyak Keturunan: Spesies hewan yang ideal harus memiliki waktu kehamilan yang singkat dan menghasilkan banyak keturunan untuk memenuhi permintaan donor organ.
  • Hambatan Imunologis Minimal: Sistem kekebalan manusia tidak boleh bereaksi kuat terhadap organ hewan yang ditransplantasikan.
  • Pertimbangan Etika: Penggunaan hewan sebagai donor organ harus menimbulkan sedikit atau tidak ada kontroversi etika.

Meskipun belum ada hewan yang memenuhi semua kriteria ideal tersebut, babi telah muncul sebagai kandidat yang paling menjanjikan. Beberapa organ babi telah berhasil ditransplantasikan ke manusia dalam beberapa eksperimen. Berikut adalah beberapa kasus penting:

1. Jantung Babi

Transplantasi jantung babi ke manusia pertama kali dilakukan pada David Bennett, seorang pria berusia 57 tahun di Amerika Serikat. Operasi dilakukan pada 7 Januari 2022. Jantung babi yang dimodifikasi secara genetik berfungsi dengan baik selama beberapa minggu pertama setelah transplantasi, dan tidak ada tanda-tanda penolakan organ. Namun, Bennett meninggal dunia dua bulan kemudian, pada 8 Maret 2022, akibat kegagalan fungsi jantung yang tiba-tiba tanpa indikasi penolakan akut.

Transplantasi jantung babi kedua dilakukan pada Lawrence Faucette, seorang pria berusia 58 tahun, pada 20 September 2023, di University of Maryland Medical Center. Faucette menderita penyakit jantung stadium akhir dan tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia konvensional. Sayangnya, enam minggu setelah operasi, Faucette mulai menunjukkan tanda-tanda penolakan organ dan meninggal dunia pada 30 Oktober 2023.

2. Ginjal Babi

Eksperimen transplantasi ginjal babi ke manusia juga telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ginjal babi yang direkayasa secara genetik ditransplantasikan ke jenazah mati otak dan berhasil berfungsi selama dua bulan dengan bantuan ventilator.

Robert Montgomery, seorang ahli bedah yang terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa ini adalah langkah awal yang menjanjikan untuk mengatasi kekurangan organ donor manusia dan menyelamatkan nyawa.

Pada 14 Juli, para ahli bedah mengganti ginjal jenazah Maurice Miller, yang telah didonasikan oleh keluarganya, dengan ginjal babi yang telah dimodifikasi secara genetik agar lebih mirip dengan organ manusia. Selain itu, mereka juga memasukkan timus babi, kelenjar yang melatih sel-sel kekebalan. Ginjal babi yang ditransplantasikan berfungsi dengan baik pada awalnya, tetapi setelah satu bulan, tubuh Miller mulai menunjukkan tanda-tanda penolakan. Tim medis kemudian mengubah standar obat penekan kekebalan pasien, dan kinerja ginjal kembali membaik.

3. Hati Babi

Para ahli bedah di China berhasil melakukan transplantasi hati babi ke pasien mati otak, menandai terobosan signifikan dalam xenotransplantasi. Transplantasi hati babi ke manusia pertama di dunia ini dilakukan pada pasien mati otak dengan kondisi gagal hati. Para peneliti menemukan bahwa hati babi yang telah diedit gennya memiliki potensi untuk menggantikan hati manusia.

Transplantasi dilakukan di Rumah Sakit Xijing, Universitas Kedokteran Militer Angkatan Udara di Xi’an. Hati babi yang ditransplantasikan berfungsi selama lebih dari 96 jam, memecahkan rekor sebelumnya. Tao Kaishan, direktur departemen bedah hepatologi rumah sakit tersebut, mengatakan bahwa hati yang ditransplantasikan menunjukkan hasil sekresi empedu, suplai darah, dan patologis yang sangat baik, melebihi ekspektasi tim medis.

4. Paru-paru Babi

Para peneliti di China juga telah melakukan percobaan transplantasi paru-paru babi yang direkayasa genetik ke manusia. Pasien yang menerima transplantasi adalah seorang pria berusia 39 tahun yang telah dinyatakan mati otak. Tim medis memastikan kondisi mati otak pasien melalui empat pemeriksaan berbeda dan memperoleh persetujuan tertulis dari keluarga pasien untuk melaksanakan percobaan.

"Bagi tim kami, pencapaian ini adalah awal yang bermakna. Xenotransplantasi (donor organ hewan) paru-paru memiliki tantangan biologis dan teknis yang unik dibandingkan dengan organ lain," kata Dr. Jiang Shi dari First Affiliated Guangzhou Medical University Hospital.

Eksperimen ini menggunakan paru-paru babi yang telah direkayasa dengan teknologi penyuntingan gen CRISPR. Tiga gen pada babi dinonaktifkan agar protein yang dihasilkannya tidak memicu kekebalan manusia.

Kesimpulan

Transplantasi organ babi ke manusia menunjukkan potensi besar dalam mengatasi kekurangan organ donor dan menyelamatkan nyawa. Meskipun tantangan dan risiko masih ada, kemajuan dalam teknologi rekayasa genetik dan imunosupresi terus meningkatkan prospek keberhasilan xenotransplantasi. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas jangka panjang dari transplantasi organ babi ke manusia. Selain itu, pertimbangan etika yang cermat harus dilakukan untuk memastikan bahwa praktik ini dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan manusiawi.

Masa depan xenotransplantasi tampak cerah, dan diharapkan bahwa dalam beberapa tahun mendatang, transplantasi organ babi akan menjadi pilihan yang layak dan umum bagi pasien yang membutuhkan transplantasi organ.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :