Sektor Pangan Tumbuh 13,53 Persen, Menko Zulhas: Kita Sudah di Jalan yang Benar

  • Maskobus
  • Aug 24, 2025

Pertumbuhan sektor pangan, khususnya pertanian, mencatatkan angka menggembirakan sebesar 13,53 persen pada kuartal II tahun 2025. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan apresiasi atas capaian ini dan menegaskan bahwa kebijakan pemerintah telah berada di jalur yang tepat. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya pada perayaan HUT ke-27 Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlangsung pada hari Minggu, 24 Agustus 2025.

Zulhas, sapaan akrabnya, meyakini bahwa pertumbuhan signifikan di sektor pangan ini menjadi indikator positif bagi stabilitas ekonomi nasional, terutama di tengah dinamika perekonomian global yang penuh tantangan. Sektor pertanian, menurutnya, memiliki peran vital dalam menjaga ketahanan pangan dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

"Keberhasilan di berbagai bidang tentu masih banyak juga yang belum kita capai, tetapi ini meyakinkan kita bahwa kita sudah berada di jalan yang benar," ujar Zulhas dengan optimisme.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 4,04 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qtq). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kuartal II 2024 yang sebesar 5,05 persen (yoy) dan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,87 persen (yoy).

Sektor Pangan Tumbuh 13,53 Persen, Menko Zulhas: Kita Sudah di Jalan yang Benar

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2025 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.947 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp 3.396,3 triliun. Kontribusi sektor pangan terhadap PDB ini menjadi salah satu faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Pertumbuhan sektor pangan sebesar 13,53 persen ini tidak lepas dari berbagai upaya dan kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ini antara lain:

  1. Peningkatan Produktivitas Pertanian: Pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian melalui berbagai program, seperti penyediaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, dan pelatihan bagi petani. Penggunaan teknologi modern dalam pertanian juga semakin digalakkan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen.

  2. Infrastruktur Pertanian yang Memadai: Pembangunan dan perbaikan infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan сельские, dan fasilitas penyimpanan hasil panen, menjadi prioritas pemerintah. Infrastruktur yang memadai membantu memperlancar distribusi hasil pertanian dan mengurangi kerugian pasca panen.

  3. Stabilisasi Harga Pangan: Pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga pangan melalui berbagai kebijakan, seperti pengendalian impor, operasi pasar, dan pemberian subsidi. Stabilitas harga pangan penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong petani untuk terus berproduksi.

  4. Peningkatan Akses Pembiayaan: Pemerintah menyediakan berbagai program pembiayaan bagi petani, seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan pinjaman lunak lainnya. Akses pembiayaan yang mudah membantu petani untuk mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan produksi.

  5. Pengembangan Industri Pengolahan Pangan: Pemerintah mendorong pengembangan industri pengolahan pangan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Industri pengolahan pangan yang berkembang menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan petani.

Meskipun sektor pangan telah menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ini. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

  1. Perubahan Iklim: Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian. Cuaca ekstrem, seperti kekeringan dan banjir, dapat menyebabkan gagal panen dan mengganggu produksi pangan. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah adaptasi dan mitigasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian.

  2. Konversi Lahan Pertanian: Konversi lahan pertanian menjadi perumahan, industri, dan infrastruktur lainnya terus terjadi. Hal ini mengurangi lahan produktif untuk pertanian dan mengancam ketahanan pangan. Pemerintah perlu memperketat pengendalian konversi lahan pertanian dan mendorong pemanfaatan lahan yang tidak produktif untuk pertanian.

  3. Ketergantungan pada Impor: Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan beberapa komoditas pangan, seperti gula, kedelai, dan daging. Ketergantungan pada impor membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga pangan global. Pemerintah perlu mendorong produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

  4. Kualitas Sumber Daya Manusia: Kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian masih perlu ditingkatkan. Banyak petani yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menerapkan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas. Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan dan penyuluhan bagi petani.

  5. Distribusi Pangan yang Tidak Merata: Distribusi pangan yang tidak merata masih menjadi masalah di Indonesia. Harga pangan di daerah terpencil seringkali lebih mahal dibandingkan di daerah perkotaan. Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur dan sistem logistik untuk memastikan distribusi pangan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis, antara lain:

  1. Penguatan Kelembagaan Pertanian: Pemerintah perlu memperkuat kelembagaan pertanian, seperti kelompok tani dan koperasi, untuk meningkatkan posisi tawar petani dan memfasilitasi akses terhadap sumber daya dan informasi.

  2. Pengembangan Teknologi Pertanian: Pemerintah perlu terus mengembangkan dan menerapkan teknologi pertanian modern, seperti pertanian presisi, irigasi tetes, dan penggunaan drone untuk pemantauan lahan pertanian.

  3. Peningkatan Investasi di Sektor Pertanian: Pemerintah perlu meningkatkan investasi di sektor pertanian, baik dari pemerintah maupun swasta, untuk mendukung pengembangan infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia.

  4. Diversifikasi Pangan: Pemerintah perlu mendorong diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan meningkatkan konsumsi pangan lokal lainnya, seperti jagung, ubi jalar, dan sagu.

  5. Pengendalian Impor Pangan: Pemerintah perlu memperketat pengendalian impor pangan dan mendorong produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Dengan mengambil langkah-langkah strategis tersebut, diharapkan sektor pangan Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, ketahanan pangan nasional dapat terjaga dan kesejahteraan petani dapat meningkat.

Pernyataan Menko Zulhas mengenai pertumbuhan sektor pangan ini juga menjadi momentum untuk terus meningkatkan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam membangun sektor pangan yang kuat dan berkelanjutan. Sektor pangan yang kuat akan menjadi fondasi bagi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

Lebih lanjut, pertumbuhan sektor pangan yang signifikan ini juga memberikan dampak positif bagi sektor-sektor terkait lainnya. Industri pengolahan pangan, misalnya, mengalami peningkatan permintaan bahan baku dari sektor pertanian. Sektor transportasi dan logistik juga diuntungkan dengan adanya peningkatan aktivitas distribusi hasil pertanian. Selain itu, sektor perdagangan juga mengalami peningkatan karena adanya peningkatan daya beli masyarakat.

Dengan demikian, pertumbuhan sektor pangan tidak hanya memberikan manfaat bagi petani, tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat. Sektor pangan yang kuat akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi kemiskinan.

Pemerintah juga perlu terus berupaya untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk, menerapkan standar keamanan pangan yang ketat, dan mengembangkan merek produk pertanian Indonesia yang kuat. Dengan meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia, diharapkan ekspor produk pertanian dapat meningkat dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap devisa negara.

Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan perhatian khusus kepada petani muda. Petani muda memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian. Pemerintah perlu memberikan insentif dan dukungan kepada petani muda untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan akses terhadap pembiayaan, pelatihan, dan teknologi pertanian modern.

Dengan melibatkan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian, diharapkan sektor pertanian Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi sektor yang menarik bagi generasi muda. Sektor pertanian yang modern dan berkelanjutan akan menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan bagi generasi muda dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Sebagai penutup, pertumbuhan sektor pangan sebesar 13,53 persen pada kuartal II 2025 merupakan pencapaian yang membanggakan dan menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah telah berada di jalur yang tepat. Namun, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ini. Dengan kerja keras dan sinergi dari semua pihak, diharapkan sektor pangan Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pernyataan Menko Zulhas menjadi penyemangat untuk terus bekerja keras dan berinovasi dalam membangun sektor pangan yang kuat dan berkelanjutan.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :