Sesar Lembang Aktif, Warga Bandung Perlu Waspada Potensi Gempa Besar.

  • Maskobus
  • Sep 02, 2025

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan hasil penelitian terbaru yang mengungkap aktivitas Sesar Lembang, sebuah patahan bumi yang membentang di dekat kota Bandung, Jawa Barat. Data menunjukkan bahwa sesar ini bergerak dengan kecepatan antara 1,9 hingga 3,4 milimeter per tahun. Meskipun pergeseran ini tampak kecil, akumulasi pergerakan selama ratusan tahun dapat memicu gempa bumi dengan magnitudo yang signifikan. Temuan ini menekankan perlunya kewaspadaan dan persiapan mitigasi bencana bagi warga Bandung dan sekitarnya.

Sesar Lembang memiliki panjang hampir 29 kilometer, membentang dari Padalarang hingga kawasan Cimenyan, tepat di kaki Gunung Tangkuban Parahu. Keberadaannya bukan sekadar garis di peta, melainkan sebuah sistem geologi aktif yang nyata dan berpotensi menimbulkan ancaman serius. Penelitian paleoseismologi, yang melibatkan penggalian parit di kilometer 11,5 jalur sesar, telah menemukan bukti pergeseran tanah setinggi 40 sentimeter. Bagian selatan sesar terangkat relatif terhadap sisi utara, menunjukkan bahwa gempa dengan kekuatan sekitar magnitudo 6,5 hingga 7 pernah terjadi di masa lalu.

"Pergeseran sebesar itu menjadi bukti nyata bahwa di masa lalu pernah terjadi gempa dengan kekuatan sekitar magnitudo 6,5 hingga 7," jelas Periset bidang Geologi Gempa Bumi BRIN, Mudrik R. Daryono. Perkiraan ini juga sejalan dengan panjang Sesar Lembang yang mencapai 29 kilometer, yang memang berpotensi menghasilkan gempa dengan besaran tersebut.

Penelitian paleoseismologi atau kajian jejak gempa purba menunjukkan bahwa Sesar Lembang telah beberapa kali memicu gempa besar di masa lalu. Peristiwa yang paling muda diperkirakan terjadi pada abad ke-15. Sementara, sebelumnya terdapat bukti gempa sekitar 60 tahun sebelum Masehi yang meninggalkan jejak pergeseran setinggi 40 sentimeter. Lebih jauh ke belakang, ditemukan pula jejak gempa yang jauh lebih tua, yaitu sekitar 19 ribu tahun lalu.

Analisis data gempa purba ini memungkinkan para ahli untuk memperkirakan siklus ulang gempa besar di Sesar Lembang. Hasilnya menunjukkan bahwa gempa besar dapat berulang dalam rentang waktu antara 170 hingga 670 tahun.

Sesar Lembang Aktif, Warga Bandung Perlu Waspada Potensi Gempa Besar.

"Jika mengacu pada siklus ulang gempa besar yang telah diperkirakan, maka secara teoritis gempa besar berikutnya dapat terjadi paling lambat sekitar tahun 2170. Artinya, secara waktu, perkiraan, siklus ini sudah relatif dekat dengan masa sekarang," sebut Mudrik. Namun, dia menegaskan penting untuk dipahami, ini hanya gambaran rentang waktu, bukan kepastian tentang kapan gempa akan benar-benar terjadi.

Mudrik menekankan bahwa Sesar Lembang bukan sekadar garis patahan di peta, melainkan sistem geologi aktif yang keberadaannya dapat terlihat jelas di lapangan. Bukti bahwa pernah terjadi gempa bumi bermagnitudo 6,5-7 juga tampak dari hasil uji parit di kilometer 11,5.

"Pemahaman ilmiah ini sangat penting agar masyarakat lebih siap dan senantiasa waspada dalam menghadapi potensi bencana," tegas Mudrik.

Salah satu lokasi yang menjadi bukti morfologi jalur sesar ini adalah Gunung Batu di Lembang, yang berada tepat di kilometer 17 jalur sesar. Belakangan, muncul kabar bahwa Gunung Batu semakin meninggi. Menanggapi hal ini, Mudrik menjelaskan bahwa memang benar setiap kali terjadi gempa bumi, permukaan tanah di jalur sesar bisa mengalami pergeseran atau kenaikan. "Gunung Batu bisa naik hingga 40 sentimeter dalam sekali kejadian gempa. Dan naik atau gesernya ini akan menghasilkan gempa bumi," terangnya.

Di sisi lain, gempa-gempa kecil yang akhir-akhir ini tercatat di wilayah sekitar Bandung, terutama di segmen Cimeta dan di Sesar Kertasari, merupakan hal lumrah dalam sistem sesar aktif. Fenomena ini bisa diartikan dua kemungkinan. Pertama, gempa kecil tersebut hanyalah pelepasan energi sesar dalam skala kecil yang kemudian berhenti begitu saja. Kedua, gempa kecil bisa saja menjadi bagian dari rangkaian proses yang suatu saat diikuti oleh gempa lebih besar.

"Hingga saat ini, ilmu kebumian belum mampu memprediksi dengan pasti skenario mana yang akan terjadi. Karena itulah, sikap paling bijak yang bisa dilakukan adalah tetap waspada dan menyiapkan langkah mitigasi sejak dini," ujar Mudrik.

BRIN bersama BMKG, BPBD, serta pemerintah daerah terus melakukan riset, pemetaan, dan edukasi publik mengenai Sesar Lembang. Tujuannya sederhana, bukan menciptakan kecemasan, melainkan mendorong kewaspadaan yang sehat. Dengan riset berkelanjutan, kesiapsiagaan yang baik, dan pemahaman masyarakat yang semakin meningkat, Bandung dan juga Provinsi Jawa Barat dapat menjadi wilayah yang lebih tangguh menghadapi bencana.

Implikasi bagi Warga Bandung:

Temuan ini memiliki implikasi serius bagi warga Bandung dan sekitarnya. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Kewaspadaan Tinggi: Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi yang disebabkan oleh Sesar Lembang. Ini berarti selalu siap dan memiliki rencana darurat.
  • Mitigasi Bencana: Langkah-langkah mitigasi bencana perlu ditingkatkan, termasuk pembangunan rumah tahan gempa, pelatihan evakuasi, dan penyediaan jalur evakuasi yang jelas.
  • Edukasi Publik: Program edukasi publik tentang gempa bumi dan cara-cara menghadapinya perlu diperluas dan ditingkatkan. Masyarakat perlu memahami risiko dan cara melindungi diri mereka sendiri.
  • Tata Ruang: Perencanaan tata ruang kota perlu mempertimbangkan risiko gempa bumi. Pembangunan di dekat jalur sesar harus diatur dengan ketat.
  • Infrastruktur: Infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya harus dibangun dengan standar tahan gempa yang tinggi.

Rekomendasi untuk Pemerintah dan Pihak Terkait:

  • Peningkatan Penelitian: Penelitian lebih lanjut tentang Sesar Lembang dan potensi gempa buminya perlu terus dilakukan. Ini akan membantu meningkatkan pemahaman tentang risiko dan mengembangkan strategi mitigasi yang lebih efektif.
  • Pemetaan Risiko: Pemetaan risiko gempa bumi yang lebih detail perlu dilakukan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang paling rentan.
  • Sosialisasi Informasi: Informasi tentang Sesar Lembang dan potensi gempa bumi perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat. Ini dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk media sosial, televisi, dan radio.
  • Pelatihan dan Simulasi: Pelatihan dan simulasi evakuasi gempa bumi perlu dilakukan secara rutin di sekolah-sekolah, perkantoran, dan komunitas-komunitas.
  • Penguatan Kelembagaan: Kelembagaan yang bertanggung jawab atas penanggulangan bencana perlu diperkuat. Ini termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia, peralatan, dan anggaran.
  • Kerja Sama: Kerja sama antara pemerintah, lembaga penelitian, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta perlu ditingkatkan dalam upaya penanggulangan bencana.

Dengan meningkatkan kewaspadaan, mempersiapkan mitigasi bencana yang efektif, dan terus melakukan penelitian dan edukasi, Bandung dan Jawa Barat dapat menjadi wilayah yang lebih tangguh dalam menghadapi potensi gempa bumi dari Sesar Lembang. Penting untuk diingat bahwa kewaspadaan bukan berarti ketakutan, melainkan kesiapan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

Informasi Tambahan:

  • Jenis Sesar: Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang tergolong dalam jenis sesar geser mendatar (strike-slip fault). Artinya, pergerakan batuan terjadi secara horizontal sepanjang patahan.
  • Penyebab Gempa: Gempa bumi terjadi ketika energi yang terakumulasi akibat pergerakan batuan di sepanjang sesar tiba-tiba dilepaskan.
  • Skala Magnitudo: Skala magnitudo digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Setiap peningkatan satu unit pada skala magnitudo mewakili peningkatan energi sekitar 32 kali lipat.
  • Intensitas Gempa: Intensitas gempa menggambarkan dampak gempa bumi di suatu lokasi tertentu. Intensitas gempa diukur dengan menggunakan skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
  • Tsunami: Gempa bumi yang terjadi di dasar laut dapat memicu tsunami. Namun, karena Sesar Lembang berada di daratan, gempa bumi yang disebabkan oleh sesar ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Kesimpulan:

Aktivitas Sesar Lembang merupakan ancaman nyata bagi warga Bandung dan sekitarnya. Dengan memahami risiko, meningkatkan kewaspadaan, dan mempersiapkan mitigasi bencana yang efektif, kita dapat mengurangi dampak buruk yang mungkin terjadi akibat gempa bumi. Pemerintah, lembaga penelitian, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan Bandung dan Jawa Barat yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :