Gelombang demonstrasi yang melanda ibu kota dan beberapa kota besar lainnya telah memicu kekhawatiran di kalangan orang tua. Menyusul eskalasi situasi di lapangan, banyak orang tua mengambil langkah proaktif dengan memilih opsi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah online untuk anak-anak mereka. Keputusan ini didorong oleh pertimbangan keamanan dan keinginan untuk melindungi anak-anak dari potensi risiko yang mungkin timbul akibat demonstrasi.
Pilihan PJJ semakin dipermudah dengan adanya fleksibilitas yang ditawarkan oleh pihak sekolah. Banyak sekolah memberikan opsi kepada orang tua untuk memilih antara pembelajaran tatap muka (luring) dan pembelajaran daring, memberikan mereka keleluasaan untuk menyesuaikan dengan kondisi dan preferensi masing-masing.
Ratna, seorang ibu dari seorang siswa kelas X di sebuah SMA di Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa sekolahnya memberikan opsi daring atau luring kepada para siswa. "Situasi tidak kondusif, rumah saya juga bisa dibilang agak jauh dari sekolah, di Ciracas. Takutnya berangkat sekolah aman karena di antar, tapi pulangnya ini, jika situasi tidak kondusif bagaimana mau jemput," ujarnya kepada detikINET, Senin (1/9/2025). Kekhawatiran Ratna sangat beralasan, mengingat jarak antara rumah dan sekolah yang cukup jauh serta potensi risiko yang mungkin terjadi saat perjalanan pulang.
Menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, Ratna memastikan bahwa mereka dapat menjalani PJJ dengan lancar. Ia memfasilitasi mereka dengan perangkat yang memadai, seperti HP dan koneksi wifi yang stabil. Selain itu, Ratna juga mempersiapkan diri untuk mendampingi dan mendukung kegiatan belajar anak-anaknya di rumah.
"Kebetulan yang masih sekolah itu Rama dan kakaknya yang perempuan, sekarang kelas 12, sama-sama PJJ walaupun beda sekolah. Jadi, pagi-pagi mereka bangun seperti biasa kayak sekolah luring. Habis subuhan, sarapan seperti biasa, baru mereka duduk depan meja lipatnya masing-masing. Saya tinggal mantau aja siapa yang Gmeet, siapa yang cuma nyatet," tuturnya. Ratna menciptakan rutinitas yang terstruktur bagi anak-anaknya, sehingga mereka tetap merasa seperti sedang bersekolah meskipun belajar dari rumah.
Kisah serupa juga datang dari Anggoro, seorang orang tua murid dari siswa SD swasta di Bogor. Anggoro menceritakan bahwa sekolah anaknya memutuskan untuk memberlakukan PJJ bagi seluruh murid sebagai respons terhadap situasi demonstrasi.
Anggoro merasa tidak terbebani dengan keputusan tersebut, karena ia sudah mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan untuk PJJ, termasuk perangkat dan koneksi wifi yang memadai. "Memadai, soalnya dulu pas pandemi juga sudah melengkapi peralatan (kebutuhan untuk PJJ – red)," ujarnya. Pengalaman selama pandemi telah membekali Anggoro dengan pengetahuan dan persiapan yang cukup untuk menghadapi situasi PJJ saat ini.
Sebagai bentuk dukungan, Anggoro aktif memantau kegiatan sekolah anaknya yang duduk di bangku kelas 3 SD. Ia juga tidak segan untuk membantu mengatasi masalah teknis jika perangkat anaknya mengalami kendala saat PJJ. "Dukungan teknis juga, sudah kayak IT support di kantor," candanya. Anggoro menunjukkan dedikasinya sebagai orang tua dengan memberikan dukungan penuh kepada anaknya dalam menjalani PJJ.
Keputusan orang tua untuk memilih PJJ bagi anak-anak mereka mencerminkan kekhawatiran yang mendalam terhadap situasi keamanan yang berkembang. Demonstrasi yang seringkali diwarnai dengan aksi anarkis dan bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan menjadi ancaman yang nyata bagi keselamatan anak-anak.
Selain itu, PJJ juga dianggap sebagai solusi yang praktis dan efisien dalam kondisi yang tidak menentu. Dengan PJJ, anak-anak tetap dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar tanpa harus keluar rumah dan menghadapi potensi risiko di jalan.
Namun, PJJ juga memiliki tantangan tersendiri. Beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam PJJ antara lain:
-
Keterbatasan Akses Internet: Tidak semua keluarga memiliki akses internet yang stabil dan memadai. Hal ini dapat menjadi kendala bagi siswa yang tinggal di daerah dengan infrastruktur internet yang kurang memadai.
-
Keterbatasan Perangkat: Tidak semua siswa memiliki perangkat yang memadai untuk mengikuti PJJ, seperti laptop, tablet, atau smartphone. Hal ini dapat menyulitkan mereka dalam mengakses materi pelajaran dan mengikuti kegiatan belajar mengajar secara online.
-
Kurangnya Interaksi Sosial: PJJ dapat menyebabkan kurangnya interaksi sosial antara siswa dan teman-temannya. Hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional siswa.
-
Kurangnya Pengawasan: PJJ membutuhkan pengawasan yang lebih intensif dari orang tua. Namun, tidak semua orang tua memiliki waktu dan kemampuan untuk memberikan pengawasan yang memadai.
-
Motivasi Belajar: PJJ membutuhkan motivasi belajar yang tinggi dari siswa. Namun, tidak semua siswa memiliki motivasi belajar yang cukup untuk mengikuti PJJ secara efektif.
Meskipun demikian, PJJ tetap menjadi solusi yang relevan dan penting dalam situasi yang tidak kondusif. Dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat, PJJ dapat dilaksanakan secara efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa.
Pemerintah dapat memberikan bantuan kepada keluarga yang kurang mampu untuk mengakses internet dan perangkat yang memadai. Sekolah dapat menyediakan materi pelajaran yang berkualitas dan mudah diakses secara online. Orang tua dapat memberikan dukungan dan pengawasan yang memadai kepada anak-anak mereka. Masyarakat dapat memberikan dukungan moral dan materi kepada keluarga yang membutuhkan.
Dengan kerja sama dari semua pihak, PJJ dapat menjadi solusi yang efektif dalam menjaga keberlangsungan pendidikan di tengah situasi yang sulit. PJJ juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Selain itu, PJJ juga dapat memberikan manfaat lain, seperti:
-
Fleksibilitas Waktu dan Tempat: PJJ memberikan fleksibilitas waktu dan tempat bagi siswa untuk belajar. Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kenyamanan mereka.
-
Pembelajaran yang Lebih Personal: PJJ memungkinkan pembelajaran yang lebih personal, karena guru dapat memberikan perhatian yang lebih индивидуальная kepada setiap siswa.
-
Pengembangan Keterampilan Digital: PJJ dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan digital yang penting untuk menghadapi era digital.
-
Akses ke Sumber Belajar yang Lebih Luas: PJJ memberikan akses ke sumber belajar yang lebih luas, seperti perpustakaan digital, video pembelajaran, dan platform belajar online.
-
Efisiensi Biaya: PJJ dapat menghemat biaya transportasi, seragam, dan buku pelajaran.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, PJJ dapat menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam menjaga keberlangsungan pendidikan di tengah situasi yang tidak menentu. PJJ juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk mendukung pelaksanaan PJJ secara efektif dan memberikan dukungan yang memadai kepada siswa dan keluarga yang membutuhkan. Dengan kerja sama dari semua pihak, PJJ dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi pendidikan di Indonesia.