Solusi Menangkal Jebakan Phishing Pengiriman Barang: Cek, Curiga, Cancel

  • Maskobus
  • Sep 04, 2025

Penipuan online di Indonesia semakin merajalela seiring dengan kemajuan teknologi. Para pelaku kejahatan siber terus mengembangkan trik manipulatif untuk menjerat korban. Laporan Asia Scam Report 2024 dari Global Anti-Scam Alliance (GASA) mengungkapkan bahwa 65% masyarakat Indonesia menerima upaya penipuan setiap minggunya, salah satunya melalui pesan teks phishing.

Phishing, yang merupakan plesetan dari kata "fishing" (memancing), bekerja dengan cara memancing korban untuk memberikan data sensitif dengan menyamar sebagai entitas terpercaya. Pelaku phishing biasanya menggunakan berbagai platform seperti email, SMS, panggilan telepon, dan situs web tiruan yang tampak resmi untuk mengelabui korban. Mereka mengirimkan pesan pemberitahuan yang berisi tautan mencurigakan. Jika tautan tersebut diklik, korban akan diarahkan untuk mengisi data pribadi dan keuangan. Kurangnya kewaspadaan dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan peningkatan jumlah masyarakat Indonesia yang menjadi korban penipuan/scam. Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) menerima rata-rata 700-800 laporan setiap hari hingga 17 Agustus 2025. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti Singapura (140 laporan), Hong Kong (124 laporan), dan Malaysia (130 laporan).

Sejak dibentuk pada November 2024, IASC telah menerima 225.281 laporan dengan total rekening terkait penipuan mencapai 359.733. Dari jumlah tersebut, 72.145 rekening telah diblokir. Total kerugian dana masyarakat yang dilaporkan mencapai Rp 4,6 triliun, meningkat dari Rp 2 triliun sebelum IASC dibentuk. Dana yang berhasil diblokir baru mencapai Rp 349,3 miliar.

Urgensi penanganan kasus penipuan online di Indonesia sangat penting. Semua orang, tanpa memandang latar belakang atau profesi, berpotensi menjadi korban phishing.

Solusi Menangkal Jebakan Phishing Pengiriman Barang: Cek, Curiga, Cancel

Aktris Jadi Korban Phishing Pengiriman Barang

Baru-baru ini, aktris Indonesia, Asmara Abigail, menjadi korban jebakan phishing. Ia menceritakan pengalamannya dalam sebuah video di kanal YouTube RJL5 – Fajar Aditya. Kejadian bermula ketika Asmara hendak mengirimkan paket kebutuhan syuting dari Bali ke Takengon, Aceh Tengah. Ia meminta bantuan orang tua dan asisten rumah tangganya untuk mengirimkan paket melalui perusahaan logistik.

"Jadi Takengon itu 6-7 jam dari Banda Aceh atau 8-10 jam dari Medan. Kalau ke sana bisa pakai pesawat kecil, cuman bisa bawa kabin 5 kg, sementara syuting 1 bulan mesti bawa segala macam. Akhirnya aku memutuskan untuk mengirim barang-barang yang aku butuhkan untuk keperluan syuting lewat J&T, karena outlet nya dekat rumah aku," tutur Asmara.

Asmara menjelaskan bahwa paket tersebut telah dikemas rapi dan dilengkapi bubble wrap oleh perusahaan logistik. Alamat yang tertera pada paket juga lengkap dan jelas. Namun, saat paket sedang dalam perjalanan, Asmara menerima pesan tak terduga melalui iMessage di smartphone-nya. Pesan tersebut menginformasikan bahwa label pada paket rusak sehingga lokasinya tidak diketahui.

"Ini sebenarnya kalau lagi fokus udah aneh, masa dari company sebesar ini ngirimnya iMessage gitu kan, dia bilang paket bermasalah, alamatnya rusak, tidak terbaca jelas, tentu dengan penulisan yang sangat profesional," jelasnya.

Dalam pesan tersebut, Asmara diminta untuk mengkonfirmasi alamat dalam waktu 24 jam secara online melalui tautan yang disertakan. Asmara kemudian diminta membayar biaya tambahan dengan harapan paket bisa segera sampai.

"Aku dipandu untuk klik link itu untuk memperbaharui alamat. Kemudian aku mesti bayar extra charge 9.000 sekian rupiah, yang kita pikir 9.000 sekian rupiah bukan nominal yang besar, dan buat kita yang kerja gimana caranya itu paket bisa sampai," harapnya.

"Ternyata tiap kali melakukan pembayaran, di page nya itu dia bilang selalu gagal, transaksi gagal, aku coba sampe 5x, ternyata transaksinya sukses semua, dan ternyata nominalnya SAR, Riyal, dan kalau di total kerugian nominal finansial yang hilang dari account aku yang ke charge, itu sekitar Rp 70 juta," ungkapnya.

J&T Express Merespons Cepat

Menyadari bahwa dirinya menjadi korban phishing, Asmara segera menghubungi orang tuanya dan meminta asisten rumah tangganya untuk mengunjungi outlet J&T Express. Ia ingin mendapatkan penjelasan mengenai kejadian tersebut.

"Dan memang dari tim J&T itu semuanya dipandu dengan jelas, dan clear, itu jangan di klik, itu penipuan, phishing dan segala macam. Tapi informasi yang di dapat ini nggak langsung sampe ke aku, kaya ada delay gitu," terangnya.

"Sementara aku udah panik, dan udah pengen paketnya cepet-cepet sampai, langsung tak tik tuk, tak tik tuk, hilang Rp 70 juta. Jadi maksudnya aku pas di situ, baru ngerasain rasanya ketipu," sambungnya.

Asmara dan pihak J&T Express kemudian mengadakan pertemuan. Ia diberikan penjelasan detail mengenai perjalanan paket di berbagai titik, beserta bukti rekaman CCTV.

"Jadi nggak ada paketnya tuh nyangkut, alamatnya tidak terbaca, itu tuh kebohongan, dan aneh sekali iMessage yang aku terima juga itu nomor Philippines, yang mestinya dari awal aku udah curiga, ditipu dengan nominal riyal SAR," jelasnya.

Tips Menangkal Jebakan Phishing: Cek, Curiga, Cancel

Brand Manager J&T Express, Herline Septia, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap jebakan phishing berkedok pengiriman barang. J&T Express meluncurkan kampanye edukasi digital untuk menangkal bahaya phishing ini.

"Kami begitu aware terhadap kasus-kasus penipuan, khususnya yang terkait jasa pengiriman. Karena sebenarnya ini satu sisi bukan hanya merugikan pelanggan, masyarakat, tapi merugikan J&T juga secara langsung," ungkapnya.

J&T Express menggandeng Asmara Abigail, sebagai korban penipuan, untuk menyebarkan kampanye positif pencegahan phishing melalui 3C: CEK, CURIGA, CANCEL. Hal ini diharapkan dapat menekan kasus penipuan online yang mengatasnamakan jasa pengiriman barang.

"Kita mau edukasi masyarakat untuk lebih berhati-hati lagi, apa sih yang perlu kita perhatikan ketika kita dapat SMS, WA, telefon, yang mengatasnamakan pengiriman paket, jadi kita meluncurkan program 3C: CEK, CURIGA, CANCEL," ungkapnya.

Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai 3C: CEK, CURIGA, CANCEL sebagai solusi menangkal jebakan phishing:

1. CEK: Verifikasi Informasi dengan Sumber Resmi

Langkah pertama dan terpenting adalah selalu melakukan pengecekan atau verifikasi informasi yang diterima. Jangan langsung percaya pada pesan atau tautan yang mencurigakan. Hubungi langsung pihak jasa pengiriman melalui kanal resmi mereka, seperti:

  • Situs web resmi: Cari informasi kontak resmi di situs web J&T Express (atau jasa pengiriman yang bersangkutan).
  • Aplikasi resmi: Gunakan aplikasi resmi jasa pengiriman untuk melacak paket dan mendapatkan informasi terbaru.
  • Layanan pelanggan: Hubungi layanan pelanggan melalui nomor telepon resmi atau email yang tertera di situs web resmi.

Hindari menghubungi nomor telepon atau alamat email yang diberikan dalam pesan mencurigakan. Ini bisa jadi adalah nomor atau alamat email palsu yang dibuat oleh pelaku phishing.

Saat menghubungi pihak jasa pengiriman, berikan informasi yang jelas dan detail mengenai paket yang dimaksud. Tanyakan mengenai status pengiriman, masalah yang mungkin terjadi, dan biaya tambahan yang mungkin dikenakan. Bandingkan informasi yang Anda terima dari pihak jasa pengiriman dengan informasi yang Anda terima melalui pesan mencurigakan. Jika ada ketidaksesuaian, kemungkinan besar Anda sedang menjadi target phishing.

Selain mengecek langsung ke pihak jasa pengiriman, Anda juga bisa melakukan pengecekan melalui mesin pencari. Ketikkan nomor resi atau informasi lain yang relevan untuk melihat apakah ada laporan atau keluhan dari pengguna lain mengenai modus penipuan yang serupa.

2. CURIGA: Waspadai Tanda-Tanda Mencurigakan

Kembangkan sikap curiga terhadap pesan atau tautan yang Anda terima. Perhatikan tanda-tanda mencurigakan yang bisa mengindikasikan upaya phishing, antara lain:

  • Pengirim tidak dikenal: Waspadai pesan dari nomor telepon atau alamat email yang tidak dikenal. Jasa pengiriman biasanya menggunakan nomor telepon atau alamat email resmi yang terverifikasi.
  • Bahasa yang tidak profesional: Perhatikan tata bahasa dan ejaan dalam pesan. Pesan phishing seringkali mengandung kesalahan tata bahasa atau ejaan yang menunjukkan bahwa pesan tersebut tidak dibuat oleh profesional.
  • Tautan yang mencurigakan: Periksa tautan yang disertakan dalam pesan. Arahkan kursor mouse (tanpa mengklik) ke tautan tersebut untuk melihat alamat web yang sebenarnya. Jika alamat web tersebut terlihat aneh atau tidak sesuai dengan situs web resmi jasa pengiriman, jangan klik tautan tersebut.
  • Permintaan informasi pribadi: Waspadai pesan yang meminta Anda untuk memberikan informasi pribadi atau keuangan, seperti nomor kartu kredit, kata sandi, atau nomor rekening bank. Jasa pengiriman tidak akan pernah meminta informasi sensitif tersebut melalui pesan teks atau email.
  • Tekanan waktu: Perhatikan pesan yang memberikan tekanan waktu atau ancaman. Pelaku phishing seringkali menggunakan taktik ini untuk membuat Anda panik dan mengambil keputusan terburu-buru.
  • Kesalahan pada nama brand: Perhatikan apakah ada kesalahan penulisan atau logo yang tidak sesuai dengan brand jasa pengiriman yang bersangkutan.

3. CANCEL: Hentikan Interaksi dan Laporkan

Jika Anda merasa curiga atau mendeteksi tanda-tanda phishing, segera hentikan interaksi dengan pengirim pesan. Jangan klik tautan, jangan memberikan informasi pribadi, dan jangan melakukan pembayaran apapun.

Langkah selanjutnya adalah melaporkan upaya phishing tersebut ke pihak yang berwenang, seperti:

  • Jasa pengiriman: Laporkan kejadian tersebut ke pihak jasa pengiriman yang namanya dicatut. Mereka dapat mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran phishing dan melindungi pelanggan lain.
  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Laporkan kejadian tersebut ke OJK melalui kanal pengaduan resmi mereka. OJK dapat membantu menginvestigasi kasus penipuan online dan mengambil tindakan terhadap pelaku.
  • Indonesia Anti-Scam Centre (IASC): Laporkan kejadian tersebut ke IASC melalui situs web atau aplikasi resmi mereka. IASC dapat membantu memblokir rekening yang terkait dengan penipuan dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai modus penipuan yang terbaru.
  • Kepolisian: Laporkan kejadian tersebut ke kepolisian jika Anda mengalami kerugian finansial akibat phishing. Kepolisian dapat melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku penipuan.

Dengan menerapkan 3C: CEK, CURIGA, CANCEL, masyarakat dapat lebih waspada dan terhindar dari jebakan phishing yang semakin canggih. Edukasi dan kesadaran akan bahaya phishing adalah kunci utama untuk melindungi diri dari kejahatan siber. Selain itu, penting untuk selalu memperbarui pengetahuan mengenai modus penipuan online yang terbaru agar tidak mudah tertipu oleh trik-trik manipulatif para pelaku kejahatan siber. Jangan ragu untuk berbagi informasi dan pengalaman dengan orang lain agar semakin banyak orang yang terhindar dari jebakan phishing. Ingatlah, kewaspadaan adalah perlindungan terbaik.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :