Sorotan Para Guru Besar soal Independensi Kolegium Kedokteran di Balik Deklarasi MGBKI

  • Maskobus
  • Aug 23, 2025

Para guru besar ilmu kedokteran dari berbagai universitas di Indonesia secara resmi mendeklarasikan berdirinya Majelis Guru Besar Kedokteran Indonesia (MGBKI) pada hari Jumat, 22 Agustus 2025, di Aula IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Salemba, Jakarta. Acara deklarasi ini dihadiri oleh sekitar 100 guru besar, dan secara keseluruhan, lebih dari 300 guru besar kedokteran telah bergabung dalam wadah ini.

Ketua MGBKI, Prof. Budi Iman Santoso, menyatakan bahwa lahirnya majelis ini merupakan tonggak sejarah penting. MGBKI diharapkan menjadi forum komunikasi resmi antar-guru besar kedokteran di seluruh Indonesia, sekaligus menjadi wadah untuk memberikan masukan kebijakan berbasis data ilmiah kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan.

"Sebagai pemegang amanah yang ditunjuk sebagai ketua MGBKI, saya ingin menegaskan tiga pesan utama. Wadah ini lahir bukan karena fasilitas, tetapi karena panggilan hati dan tanggung jawab moral para guru besar sekalian," ujar Prof. Budi dengan penuh semangat.

Prof. Budi menekankan bahwa independensi akan menjadi prinsip utama yang dijunjung tinggi oleh MGBKI. "Keputusan yang kita hasilkan tentu akan tercatat dalam sejarah. Kita akan membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang menjadi acuan, dan tentu saja kita harus patuh pada ketentuan tersebut," imbuhnya.

Salah satu isu utama yang langsung disoroti oleh MGBKI adalah independensi kolegium kedokteran. Para guru besar berpendapat bahwa kolegium seharusnya tidak tunduk pada kepentingan politik atau kelompok tertentu, melainkan berorientasi pada kepentingan bangsa serta mutu pendidikan kedokteran yang berkualitas.

Sorotan Para Guru Besar soal Independensi Kolegium Kedokteran di Balik Deklarasi MGBKI

"MGBKI mendorong adanya payung hukum yang jelas dan kuat bagi kolegium, sehingga keberadaannya diakui secara formal sebagai lembaga independen yang bertanggung jawab menjaga kualitas pendidikan dan profesi kedokteran Indonesia sesuai standar global," tegas Prof. Budi.

Polemik mengenai kolegium ini sebelumnya mencuat setelah pemerintah membentuk beberapa kolegium tanpa melibatkan guru besar secara penuh. Dekan FK UI, Prof. Ari Fahrial Syam, bahkan mempertanyakan transparansi mekanisme pemilihan yang dinilai sarat intervensi.

"Wajar kalau kami menanyakan, ini benar nggak nih kolegium yang sekarang?" ucap Prof. Ari dengan nada prihatin.

Selain isu independensi kolegium, MGBKI juga memberikan catatan kritis terhadap rencana pemerintah untuk mendirikan 300 fakultas kedokteran (FK) baru dengan tujuan mengatasi masalah kekurangan jumlah dokter. Prof. Budi menilai bahwa kebijakan ini menyimpan tantangan besar, terutama terkait dengan kebutuhan tenaga pendidik yang berkualitas dan standar kualitas lulusan yang harus dijaga.

"Seperti membangun rumah, itu harus ada fondasinya. Pertama, standar input harus dipenuhi. Kedua, proses pendidikannya harus benar. Baru hasilnya bisa sesuai. Kalau 300 FK mau dibangun, bukan hanya soal fasilitas dan regulasi, tapi juga SDM yang puluhan tahun kita bangun," jelas Prof. Budi dengan rinci.

Prof. Budi juga menambahkan bahwa persoalan utama bukanlah hanya jumlah dokter yang kurang, melainkan distribusi tenaga medis yang masih timpang di beberapa daerah, terutama di wilayah terpencil. "Misalnya, spesialis obgyn sudah ada 6.500, jumlah itu sebenarnya cukup. Problemnya adalah distribusi, bukan jumlah," tegas Prof. Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Menaldi Rasmin, yang juga tergabung dalam MGBKI, menilai bahwa niat pemerintah untuk memperbanyak dokter spesialis sebenarnya baik. Namun, ia mengingatkan bahwa peningkatan jumlah tersebut harus diimbangi dengan tiga jaminan mendasar, yaitu keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan bagi tenaga medis.

Prof. Menaldi menyoroti bahwa dokter yang bertugas di daerah konflik atau terpencil sering menghadapi ancaman, seperti dari kelompok kriminal bersenjata. "Kalau dokter tidak merasa aman, bagaimana kita bisa berharap distribusinya merata?" ujarnya dengan nada khawatir.

Selain masalah keamanan, Prof. Menaldi juga menyoroti fasilitas kesehatan di daerah yang masih minim. Ia mencontohkan kasus di Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana pasien kusta kesulitan mengakses obat karena keterbatasan logistik. "Kalau sarana tidak ada, dokter pun tidak bisa bekerja maksimal," katanya.

Lebih lanjut, Prof. Menaldi juga menekankan bahwa dokter perlu mendapatkan penghasilan yang layak agar mereka bisa fokus pada pelayanan, bukan mencari tambahan dari pasien. "Nggak usah jadi miliarder, tapi pastikan dia hidup tenang, keluarganya tercukupi, bisa menyekolahkan anaknya," tandas Prof. Menaldi.

Prof. Menaldi mengingatkan bahwa tanpa jaminan-jaminan tersebut, pembukaan 300 FK justru bisa menghasilkan ribuan dokter tanpa kepastian kerja. "Jangan menyelesaikan masalah dengan masalah baru," pungkasnya dengan nada serius.

Sebagai bagian dari deklarasi, para guru besar naik ke panggung dan mengucapkan ikrar MGBKI yang berisi komitmen untuk menjunjung tinggi etika profesi, meningkatkan mutu pendidikan kedokteran, serta berkontribusi dalam pembangunan kesehatan bangsa. Ikrar ini diikrarkan di Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2025, sebagai komitmen resmi pendirian MGBKI.

Dengan terbentuknya MGBKI, para guru besar kedokteran berkomitmen untuk menjaga marwah profesi, memperkuat mutu pendidikan, serta memastikan bahwa kebijakan kesehatan Indonesia tetap berpijak pada bukti ilmiah dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Deklarasi ini menandai peran aktif para akademisi senior dalam mengawal arah kebijakan kesehatan nasional, mulai dari pendidikan dokter, distribusi tenaga medis, hingga jaminan kesehatan rakyat. MGBKI diharapkan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan sistem kesehatan yang berkualitas, merata, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

MGBKI juga berencana untuk mengadakan serangkaian kegiatan dalam waktu dekat, termasuk seminar, lokakarya, dan diskusi publik yang bertujuan untuk membahas isu-isu penting di bidang kedokteran dan kesehatan. Selain itu, MGBKI juga akan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi profesi, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi, untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Para guru besar yang tergabung dalam MGBKI memiliki harapan besar bahwa majelis ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan kesehatan bangsa. Mereka percaya bahwa dengan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih baik dan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi seluruh rakyat.

MGBKI juga menyadari bahwa tantangan di bidang kesehatan semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, MGBKI berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi para anggotanya agar dapat memberikan solusi yang inovatif dan efektif terhadap berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Selain itu, MGBKI juga akan berperan aktif dalam mengadvokasi kebijakan-kebijakan kesehatan yang berpihak pada kepentingan masyarakat dan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran. MGBKI percaya bahwa dengan dukungan dari seluruh pihak, Indonesia dapat menjadi negara yang sehat dan sejahtera.

MGBKI juga akan menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi internasional di bidang kesehatan untuk bertukar informasi dan pengalaman serta meningkatkan standar pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia. MGBKI berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas global yang peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Dengan semangat pengabdian dan dedikasi yang tinggi, para guru besar yang tergabung dalam MGBKI siap bekerja keras untuk mewujudkan visi dan misi majelis ini. Mereka percaya bahwa dengan kerja keras dan kerjasama yang baik, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih baik dan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi seluruh rakyat.

MGBKI juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan bangsa. Masyarakat dapat memberikan masukan dan saran kepada MGBKI mengenai berbagai permasalahan kesehatan yang mereka hadapi. MGBKI percaya bahwa dengan partisipasi aktif dari masyarakat, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih responsif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

MGBKI juga mengimbau kepada seluruh tenaga medis di Indonesia untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Tenaga medis memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. MGBKI percaya bahwa dengan tenaga medis yang kompeten dan profesional, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih baik.

MGBKI juga mengajak kepada seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan mempersiapkan diri menjadi tenaga medis yang berkualitas dan berdedikasi tinggi. Mahasiswa kedokteran adalah generasi penerus yang akan meneruskan perjuangan para guru besar dalam membangun kesehatan bangsa. MGBKI percaya bahwa dengan mahasiswa kedokteran yang berkualitas, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih baik di masa depan.

MGBKI juga mengajak kepada seluruh pemerintah daerah di Indonesia untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pembangunan kesehatan di daerah masing-masing. Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat di daerah. MGBKI percaya bahwa dengan dukungan dari pemerintah daerah, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih merata dan berkeadilan.

MGBKI juga mengajak kepada seluruh pihak swasta di Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan bangsa. Pihak swasta dapat memberikan kontribusi melalui berbagai cara, seperti memberikan bantuan dana, menyediakan fasilitas kesehatan, atau menyelenggarakan program-program kesehatan. MGBKI percaya bahwa dengan dukungan dari pihak swasta, Indonesia dapat memiliki sistem kesehatan yang lebih baik.

MGBKI juga mengajak kepada seluruh media massa di Indonesia untuk berperan aktif dalam menyebarkan informasi kesehatan yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat. Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. MGBKI percaya bahwa dengan dukungan dari media massa, Indonesia dapat memiliki masyarakat yang lebih sehat dan peduli terhadap kesehatan.

Dengan kerjasama dan kolaborasi dari seluruh pihak, MGBKI yakin bahwa Indonesia dapat mewujudkan sistem kesehatan yang berkualitas, merata, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat. MGBKI berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan kesehatan bangsa dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :