Sri Mulyani Bantah Sebut Guru Beban Negara, Klaim Video yang Beredar Adalah Deepfake dan Potongan Tidak Utuh.

  • Maskobus
  • Aug 20, 2025

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan tegas membantah tuduhan yang beredar luas di media sosial bahwa dirinya telah menyatakan guru sebagai beban negara. Bantahan ini muncul sebagai respons terhadap beredarnya potongan video yang diklaim sebagai pernyataan Sri Mulyani, yang menimbulkan kegaduhan dan keresahan di kalangan pendidik.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa video yang beredar tersebut adalah hasil manipulasi menggunakan teknologi deepfake dan merupakan potongan yang tidak utuh dari pidatonya dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tanggal 7 Agustus lalu. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang merendahkan profesi guru atau menganggap guru sebagai beban negara.

"Saya sangat menyesalkan adanya penyebaran informasi yang tidak benar dan menyesatkan ini. Guru adalah pilar penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Mereka adalah garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk karakter generasi muda," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers yang diadakan untuk mengklarifikasi isu tersebut.

Menurut Sri Mulyani, pidatonya dalam forum tersebut membahas berbagai isu terkait pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, termasuk pentingnya investasi dalam pendidikan dan peningkatan kualitas guru. Ia menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan guru dan memberikan dukungan yang memadai agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

"Dalam pidato saya, saya menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru melalui pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan. Saya juga menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru melalui berbagai program, seperti peningkatan tunjangan dan pemberian beasiswa," jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani Bantah Sebut Guru Beban Negara, Klaim Video yang Beredar Adalah Deepfake dan Potongan Tidak Utuh.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa potongan video yang beredar tersebut telah dipotong dan diedit sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan yang salah dan menyesatkan. Ia menduga bahwa ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menyebarkan disinformasi ini untuk menciptakan kegaduhan dan merusak citra pemerintah.

"Saya meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial, terutama yang sumbernya tidak jelas dan berpotensi menyesatkan. Mari kita selalu mengedepankan verifikasi dan mencari informasi dari sumber yang terpercaya," imbau Sri Mulyani.

Pernyataan Sri Mulyani ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk organisasi guru dan tokoh pendidikan. Mereka mengecam tindakan penyebaran disinformasi yang merugikan profesi guru dan meminta pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini.

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi, menyatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan adanya upaya untuk mendiskreditkan profesi guru. Ia menegaskan bahwa guru adalah aset bangsa yang sangat berharga dan perlu mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya.

"Kami sangat mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Menteri Keuangan untuk mengklarifikasi isu ini. Kami juga berharap agar pihak berwajib dapat segera menemukan dan menindak pelaku penyebaran disinformasi ini," ujar Unifah.

Senada dengan Unifah, tokoh pendidikan Arief Rachman juga mengecam tindakan penyebaran deepfake dan disinformasi yang menargetkan Sri Mulyani. Ia mengatakan bahwa tindakan ini sangat berbahaya karena dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menimbulkan perpecahan.

"Kita harus bersama-sama melawan penyebaran disinformasi dan hoaks. Kita harus cerdas dalam memilah dan memilih informasi yang kita terima. Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya," kata Arief.

Kasus penyebaran video deepfake dan disinformasi yang menargetkan Sri Mulyani ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya literasi digital dan kemampuan untuk membedakan antara informasi yang benar dan yang salah. Di era digital yang serba cepat dan canggih ini, kita harus lebih berhati-hati dan kritis dalam menerima informasi.

Pemerintah sendiri telah berupaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat melalui berbagai program dan kampanye. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi hoaks, disinformasi, dan konten-konten negatif lainnya yang beredar di internet.

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk menindak tegas para pelaku penyebaran hoaks dan disinformasi. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) telah digunakan untuk menjerat para pelaku yang terbukti menyebarkan informasi yang tidak benar dan menyesatkan.

Namun, upaya pemerintah saja tidak cukup. Peran serta masyarakat sangat penting dalam memerangi penyebaran hoaks dan disinformasi. Masyarakat harus lebih aktif dalam melaporkan konten-konten negatif yang mereka temukan di internet.

Selain itu, masyarakat juga harus lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi. Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Selalu lakukan pengecekan fakta sebelum menyebarkan informasi kepada orang lain.

Dengan meningkatkan literasi digital dan berpartisipasi aktif dalam memerangi penyebaran hoaks dan disinformasi, kita dapat menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat dan kondusif. Kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari dampak negatif hoaks dan disinformasi.

Kasus yang menimpa Sri Mulyani ini juga menjadi momentum untuk merefleksikan kembali peran guru dalam masyarakat. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah berdedikasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka adalah agen perubahan yang telah membantu membentuk generasi muda yang berkualitas.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para guru. Kita harus mendukung mereka dalam menjalankan tugasnya dan memberikan mereka fasilitas dan dukungan yang memadai.

Pemerintah sendiri telah berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan guru melalui berbagai program dan kebijakan. Namun, dukungan dari masyarakat juga sangat penting. Kita dapat memberikan dukungan kepada guru dengan berbagai cara, seperti menghargai jasa mereka, mendukung kegiatan-kegiatan sekolah, dan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan giat.

Dengan memberikan dukungan kepada guru, kita telah berinvestasi dalam masa depan bangsa. Kita telah membantu menciptakan generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing.

Sebagai penutup, mari kita jadikan kasus ini sebagai pelajaran berharga. Mari kita tingkatkan literasi digital kita, perangi penyebaran hoaks dan disinformasi, dan berikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para guru. Dengan begitu, kita dapat membangun bangsa yang lebih maju dan sejahtera.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :