Agustus 2025 mungkin terasa hampa bagi para pelajar yang menantikan hari libur nasional. Satu-satunya tanggal merah di bulan itu, 17 Agustus, bertepatan dengan hari Minggu. Namun, jangan khawatir, harapan akan libur panjang segera tiba di bulan September. Di bulan kesembilan tahun tersebut, sebuah tanggal merah menanti, berdekatan dengan akhir pekan, menjanjikan long weekend yang dinanti-nantikan.
Tanggal merah tersebut adalah libur nasional untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2025. Lalu, kapan tepatnya tanggal merah yang istimewa ini?
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 933 Tahun 2025, Nomor 1 Tahun 2025, dan Nomor 3 Tahun 2025 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada tanggal 5 September. Tanggal ini jatuh pada hari Jumat, yang berarti para siswa dan pekerja akan menikmati libur panjang selama tiga hari berturut-turut, sebuah long weekend yang sempurna untuk beristirahat dan bersantai.
Berikut adalah rincian lengkap hari libur di bulan September 2025 berdasarkan SKB 3 Menteri:
- Jumat, 5 September 2025: Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW
- Sabtu, 6 September 2025: Libur Akhir Pekan
- Minggu, 7 September 2025: Libur Akhir Pekan
- Sabtu, 13 September 2025: Libur Akhir Pekan
- Minggu, 14 September 2025: Libur Akhir Pekan
- Sabtu, 20 September 2025: Libur Akhir Pekan
- Minggu, 21 September 2025: Libur Akhir Pekan
- Sabtu, 27 September 2025: Libur Akhir Pekan
- Minggu, 28 September 2025: Libur Akhir Pekan

Dengan adanya libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Jumat, 5 September 2025, para siswa sekolah dapat menikmati libur panjang mulai dari tanggal 5 hingga 7 September 2025. Kesempatan ini tentu sangat dinantikan untuk beristirahat dari rutinitas belajar, menghabiskan waktu bersama keluarga, atau merencanakan liburan singkat.
Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar hari libur. Lebih dari itu, ini adalah momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk mengenang dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang membawa ajaran Islam. Peringatan ini menjadi kesempatan untuk merefleksikan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kejujuran, kesabaran, kasih sayang, dan kebijaksanaan.
Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda di setiap daerah. Tradisi-tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Berikut adalah beberapa contoh tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai daerah di Indonesia:
-
Perayaan Meuripee, Banda Aceh: Di Banda Aceh, masyarakat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tradisi Meuripee. Tradisi ini melibatkan penyediaan hidangan khusus yang terdiri dari nasi, daging, dan berbagai lauk pauk lainnya yang disajikan dalam wadah besar. Hidangan ini kemudian dinikmati bersama-sama oleh seluruh masyarakat sebagai bentuk syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
-
Kirab Ampyang Maulid Nabi di Kudus: Kudus, Jawa Tengah, terkenal dengan tradisi Kirab Ampyang Maulid Nabi. Ampyang adalah makanan ringan tradisional yang terbuat dari beras ketan, gula merah, dan jahe. Dalam kirab ini, ampyang diarak keliling kota bersama dengan berbagai hasil bumi dan kerajinan tangan. Kirab ini merupakan simbol kemakmuran dan keberkahan yang diharapkan dapat dilimpahkan kepada seluruh masyarakat.
-
Grebeg Maulud di Kesultanan Yogyakarta: Kesultanan Yogyakarta memiliki tradisi Grebeg Maulud yang sangat meriah. Dalam tradisi ini, Sultan Yogyakarta mengeluarkan gunungan yang berisi hasil bumi dan makanan tradisional. Gunungan ini kemudian diperebutkan oleh masyarakat yang percaya bahwa gunungan tersebut membawa berkah. Grebeg Maulud merupakan wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sekaligus sebagai bentuk kepedulian Sultan terhadap kesejahteraan rakyatnya.
-
Sebar Udikan di Madiun: Di Madiun, Jawa Timur, terdapat tradisi Sebar Udikan saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Udikan adalah uang logam yang dicampur dengan beras kuning dan bunga-bunga. Udikan ini disebar oleh para tokoh agama dan pejabat pemerintah kepada masyarakat. Masyarakat percaya bahwa udikan tersebut membawa keberuntungan dan rezeki yang berlimpah.
-
Keresan di Mojokerto: Mojokerto, Jawa Timur, memiliki tradisi Keresan yang unik. Keresan adalah kegiatan membersihkan makam para tokoh agama dan leluhur. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa-jasa para tokoh agama dan leluhur yang telah berjasa dalam menyebarkan agama Islam.
-
Festival Endhog-endhogan di Banyuwangi: Banyuwangi, Jawa Timur, merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Festival Endhog-endhogan. Endhog dalam bahasa Jawa berarti telur. Dalam festival ini, telur-telur dihias dengan berbagai motif dan warna yang menarik. Telur-telur hias ini kemudian diarak keliling kota dan dipamerkan kepada masyarakat. Festival ini merupakan simbol kesuburan dan kehidupan baru yang diharapkan dapat membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat.
-
Tradisi Baayun Maulid di Banjar: Di Banjar, Kalimantan Selatan, terdapat tradisi Baayun Maulid. Baayun berarti ayunan. Dalam tradisi ini, bayi-bayi diayun di dalam ayunan yang dihias dengan kain warna-warni dan ornamen-ornamen tradisional. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk doa dan harapan agar bayi-bayi tersebut tumbuh menjadi anak yang saleh dan salehah serta berbakti kepada orang tua dan agama.
-
Tradisi Bungo Lado di Padang Pariaman: Padang Pariaman, Sumatera Barat, memiliki tradisi Bungo Lado saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bungo Lado adalah pohon hias yang dihiasi dengan uang kertas dan permen. Pohon hias ini kemudian diarak keliling kampung dan diperebutkan oleh anak-anak. Tradisi ini merupakan simbol kemakmuran dan kebahagiaan yang diharapkan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
-
Tradisi Baca Kitab Al-Barzanji di Jepara: Di Jepara, Jawa Tengah, masyarakat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tradisi membaca Kitab Al-Barzanji. Kitab Al-Barzanji berisi syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang dibacakan dengan nada yang merdu dan syahdu. Tradisi ini dilakukan untuk mengenang dan meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW.
-
Tradisi Maulid Bale Saji di Bali: Meskipun mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, namun masyarakat Muslim di Bali juga merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tradisi Maulid Bale Saji. Bale Saji adalah tempat sesaji yang dihias dengan berbagai ornamen dan makanan tradisional. Bale Saji ini kemudian diarak keliling kampung dan dipamerkan kepada masyarakat. Tradisi ini merupakan wujud toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Bali.
-
Tradisi Shalawat Nabi dan Syair Al-Barzanji di Lombok: Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diisi dengan tradisi membaca shalawat Nabi dan syair Al-Barzanji. Tradisi ini dilakukan di masjid-masjid dan mushala-mushala di seluruh Lombok. Masyarakat berkumpul untuk bersama-sama melantunkan shalawat dan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan beragamnya tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai daerah di Indonesia, semakin memperkaya khazanah budaya dan spiritual bangsa. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, tandai kalender Anda! Tanggal 5 September 2025 adalah hari yang istimewa, hari libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW, yang akan memberikan long weekend yang menyenangkan bagi anak sekolah dan seluruh masyarakat Indonesia. Manfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat, bersantai, dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh khidmat dan syukur.