Terbukti Lewat Studi, Pelihara Kucing Bikin Otak Lebih Relaks-Nggak Mudah Stres

  • Maskobus
  • Sep 24, 2025

Sebuah studi komprehensif baru-baru ini mengungkapkan bahwa memelihara kucing dapat memicu perubahan signifikan dalam kondisi otak manusia, terutama terkait dengan peningkatan kadar oksitosin, sebuah zat kimia otak yang dikenal luas sebagai ‘hormon cinta’. Oksitosin, yang secara tradisional dikaitkan dengan momen-momen intim seperti interaksi ibu dan bayi, pelukan hangat antar teman, atau perasaan euforia saat jatuh cinta, kini terbukti memainkan peran penting dalam hubungan unik antara manusia dan kucing peliharaan mereka. Temuan ini membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang manfaat psikologis memelihara hewan peliharaan, khususnya kucing, dan menggarisbawahi dampaknya terhadap kesejahteraan mental.

Oksitosin, sebagai neurotransmitter dan hormon, memiliki peran krusial dalam memfasilitasi ikatan sosial, membangun kepercayaan, dan meregulasi respons stres, baik pada hewan maupun manusia. Penelitian sebelumnya, termasuk sebuah eksperimen inovatif pada tahun 2005, telah menunjukkan bahwa oksitosin secara signifikan meningkatkan kesediaan seseorang untuk mempercayai orang lain, bahkan dalam konteks yang melibatkan uang dan risiko finansial. Efek ini menggarisbawahi kemampuan oksitosin untuk menumbuhkan rasa aman dan koneksi interpersonal.

Selain perannya dalam membangun ikatan sosial, oksitosin juga memiliki efek menenangkan yang mendalam pada manusia dan hewan. Hormon ini bekerja dengan menekan produksi hormon stres kortisol, yang seringkali melonjak dalam situasi yang menantang atau menegangkan. Selain itu, oksitosin mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang sering disebut sebagai "sistem istirahat dan cerna", yang mempromosikan relaksasi, memperlambat detak jantung, dan menurunkan tekanan darah. Dengan kata lain, oksitosin membantu tubuh untuk beralih dari mode "lawan atau lari" ke mode yang lebih tenang dan restoratif.

Para ilmuwan telah lama mengakui bahwa interaksi yang bersahabat, seperti membelai atau bermain dengan anjing, memicu pelepasan oksitosin pada anjing dan pemiliknya. Proses ini menciptakan lingkaran umpan balik positif, di mana interaksi yang menyenangkan meningkatkan kadar oksitosin, yang pada gilirannya memperkuat ikatan antara anjing dan pemiliknya. Namun, hingga saat ini, penelitian tentang efek serupa pada kucing masih terbatas, sebagian karena kucing seringkali dianggap lebih mandiri dan kurang ekspresif dibandingkan anjing.

Meskipun kucing mungkin tidak menunjukkan kasih sayang dengan cara yang sama seperti anjing, banyak pemilik kucing melaporkan perasaan hangat berupa kebersamaan, kenyamanan, dan kelegaan dari stres yang mirip dengan yang dirasakan oleh pemilik anjing. Pengalaman subjektif ini mendorong para peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut peran oksitosin dalam hubungan manusia-kucing.

Terbukti Lewat Studi, Pelihara Kucing Bikin Otak Lebih Relaks-Nggak Mudah Stres

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penelitian yang mendukung laporan anekdot ini. Salah satu studi penting, yang dilakukan di Jepang pada tahun 2021, menemukan bahwa sesi singkat membelai kucing secara signifikan meningkatkan kadar oksitosin pada banyak pemilik. Dalam penelitian ini, para peserta diminta untuk berinteraksi dengan kucing mereka selama beberapa menit, sementara para ilmuwan mengukur kadar hormon mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa "kontak ramah", seperti membelai, menggaruk dagu, atau berbicara lembut dengan kucing, berhubungan dengan peningkatan kadar oksitosin yang diukur dari sampel air liur. Peningkatan ini tidak terlihat ketika para peserta tidak berinteraksi dengan kucing mereka.

Studi lain yang diterbitkan pada tahun 2002 memberikan bukti lebih lanjut tentang manfaat relaksasi dari interaksi dengan kucing. Penelitian ini menemukan bahwa aliran oksitosin yang dipicu oleh kontak lembut dengan kucing membantu menurunkan kadar hormon stres kortisol, yang selanjutnya berkontribusi pada penurunan tekanan darah dan bahkan pengurangan rasa sakit. Temuan ini menunjukkan bahwa memelihara kucing tidak hanya dapat meningkatkan suasana hati, tetapi juga dapat memiliki efek positif pada kesehatan fisik.

Implikasi dari penelitian ini sangat luas. Peningkatan kadar oksitosin yang terkait dengan memelihara kucing dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, efek menenangkan oksitosin dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan bahkan memperpanjang umur. Bagi orang-orang yang hidup sendiri atau yang merasa terisolasi, kucing dapat memberikan persahabatan, cinta tanpa syarat, dan rasa tujuan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang akan mengalami manfaat yang sama dari memelihara kucing. Beberapa orang mungkin alergi terhadap kucing, sementara yang lain mungkin tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk merawat hewan peliharaan dengan benar. Selain itu, kepribadian kucing individu dapat bervariasi, dan beberapa kucing mungkin lebih penyayang dan interaktif daripada yang lain.

Meskipun demikian, bukti ilmiah yang mendukung manfaat memelihara kucing semakin kuat. Jika Anda mempertimbangkan untuk menambahkan anggota berbulu ke keluarga Anda, penelitian ini memberikan alasan yang kuat untuk memilih kucing. Dengan memberikan cinta, perhatian, dan perawatan yang tepat, Anda dapat menikmati manfaat kesehatan mental dan fisik yang tak terhitung jumlahnya yang ditawarkan oleh teman kucing.

Selain manfaat yang telah disebutkan, memelihara kucing juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional. Anak-anak yang tumbuh dengan kucing seringkali belajar tentang tanggung jawab, empati, dan kasih sayang. Merawat kucing juga dapat memberikan rasa tujuan dan struktur bagi orang dewasa, terutama mereka yang pensiun atau yang sedang mengalami masa sulit.

Lebih lanjut, interaksi dengan kucing dapat merangsang otak dan meningkatkan fungsi kognitif. Bermain dengan kucing, memecahkan teka-teki makanan, atau mengajari mereka trik baru dapat membantu menjaga pikiran tetap tajam dan aktif. Selain itu, suara dengkuran kucing telah terbukti memiliki efek terapeutik, membantu mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, terapi yang dibantu hewan telah menjadi semakin populer, dan kucing sering digunakan sebagai hewan terapi untuk membantu orang mengatasi berbagai masalah kesehatan mental dan fisik. Kucing terapi dapat mengunjungi rumah sakit, panti jompo, dan sekolah untuk memberikan kenyamanan, dukungan, dan persahabatan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Sebagai kesimpulan, penelitian terbaru menegaskan apa yang telah lama diketahui oleh para pecinta kucing: memelihara kucing dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan mental dan fisik. Peningkatan kadar oksitosin yang terkait dengan interaksi dengan kucing dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi, serta meningkatkan kualitas tidur, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan fungsi kognitif. Jika Anda mencari cara alami untuk meningkatkan kesejahteraan Anda, pertimbangkan untuk membuka pintu rumah Anda untuk kucing yang membutuhkan. Anda mungkin akan terkejut dengan cinta, persahabatan, dan manfaat kesehatan yang akan Anda terima sebagai imbalannya. Memelihara kucing bukan hanya tentang memiliki hewan peliharaan, tetapi tentang membangun ikatan yang saling menguntungkan yang dapat memperkaya hidup Anda dalam banyak hal. Jadi, bersiaplah untuk merasakan keajaiban "hormon cinta" dan nikmati perjalanan yang penuh kebahagiaan bersama teman kucing Anda.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :