Termasuk Seblak, 5 Makanan Favorit Gen-Z Ini Bisa Diam-diam Picu Kolesterol Tinggi

  • Maskobus
  • Sep 11, 2025

Jakarta – Makanan dan minuman kekinian seperti boba, croffle, ayam geprek crispy, hingga seblak pedas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup kuliner Gen Z. Kelezatan rasa, tampilan yang menarik, dan kemudahan akses melalui kafe, gerai cepat saji, serta aplikasi pesan-antar online menjadikan makanan-makanan ini sangat digemari. Namun, di balik popularitasnya, tersembunyi potensi bahaya yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh, bahkan pada usia muda.

Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan telah menjelma menjadi kebiasaan sehari-hari bagi banyak anggota Gen Z. Generasi yang tumbuh bersama media sosial cenderung lebih sering mencoba makanan yang sedang viral. Hal ini memunculkan pertanyaan penting: apa dampak jangka panjang dari kebiasaan ini terhadap kesehatan mereka?

Mengapa Gen Z Lebih Rentan Terhadap Kolesterol Tinggi?

Gaya hidup serba cepat yang dijalani generasi muda saat ini menjadi salah satu faktor pemicu. Aktivitas yang padat, ditambah dengan budaya nongkrong di kafe, membuat makanan cepat saji dan minuman manis menjadi pilihan yang lebih disukai karena kepraktisannya.

Selain itu, tren yang berkembang pesat di media sosial juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kebiasaan makan Gen Z. Makanan yang sedang viral sering kali menjadi incaran untuk dicoba. Sayangnya, banyak dari makanan viral tersebut tergolong sebagai fast food, ultra-processed food, serta makanan dan minuman manis yang tinggi lemak jenuh, gula tambahan, lemak trans, dan kandungan lain yang kurang bermanfaat bagi kesehatan.

Termasuk Seblak, 5 Makanan Favorit Gen-Z Ini Bisa Diam-diam Picu Kolesterol Tinggi

Kebiasaan makan yang tidak seimbang ini berpotensi meningkatkan kadar Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dalam darah. Peningkatan LDL dapat memicu aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dinding pembuluh darah, bahkan sejak usia dini.

Memahami Kolesterol: Lebih dari Sekadar Zat yang Harus Dihindari

Kolesterol seringkali dianggap sebagai zat yang sepenuhnya buruk bagi tubuh. Padahal, kolesterol sebenarnya merupakan komponen penting yang diproduksi secara alami oleh hati. Kolesterol memiliki peran vital dalam membangun membran sel, memproduksi hormon steroid (seperti testosteron, estrogen, progesteron, kortisol, dan aldosteron), menjadi prekursor vitamin D, dan menghasilkan asam empedu.

Namun, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan kadar kolesterol menjadi tidak terkendali. Kolesterol diangkut dari hati ke sel-sel tubuh melalui "kendaraan" bernama Low-Density Lipoprotein (LDL). Jika kadar LDL terlalu tinggi, kolesterol dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, yang kemudian dikenal sebagai kolesterol jahat. Di sisi lain, terdapat High-Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, yang bertugas membersihkan kelebihan kolesterol dari darah dan membawanya kembali ke hati.

Makanan Favorit Gen Z yang Berpotensi Memicu Kolesterol Tinggi

Menurut American Heart Association, Harvard Health Publishing, dan Journal of Nutrition, terdapat beberapa kategori makanan yang sangat mungkin meningkatkan kadar kolesterol. Makanan-makanan populer di kalangan Gen Z yang termasuk dalam kategori ini antara lain:

  1. Boba dan Kopi Susu Gula Aren: Minuman kekinian ini umumnya mengandung susu full cream, krimer, serta gula tambahan dalam jumlah yang signifikan. Meskipun tidak mengandung kolesterol secara langsung, kandungan lemak jenuh dan gula yang tinggi dapat meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.

  2. Croffle, Donat, dan Dessert Serba Creamy: Croffle, donat, dan berbagai dessert creamy seringkali dibuat dengan menggunakan butter, margarin, dan topping krim atau keju yang tinggi lemak jenuh. Konsumsi berlebihan makanan-makanan ini dapat memicu peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL).

  3. Ayam Goreng Crispy dan Fast Food: Proses penggorengan tepung dalam minyak yang digunakan berulang kali dapat meningkatkan kandungan lemak trans dalam ayam goreng crispy dan makanan cepat saji lainnya. Lemak trans merupakan jenis lemak yang paling berbahaya bagi keseimbangan kadar HDL dan LDL dalam tubuh.

  4. Seblak dan Jajanan Pedas Viral: Kerupuk goreng, sebagai bahan utama seblak, cenderung menyerap banyak minyak selama proses pembuatan. Penambahan topping seperti telur, sosis, atau ceker ayam dapat semakin meningkatkan kandungan kolesterol dalam hidangan ini.

  5. Camilan Mozzarella dan Serba Keju: Mulai dari corndog keju hingga mie instan dengan topping cheese, camilan yang mengandung keju olahan umumnya kaya akan lemak jenuh. Konsumsi berlebihan camilan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Mengapa Kewaspadaan Sejak Dini Sangat Penting?

Kolesterol tinggi seringkali disebut sebagai "silent killer" karena gejalanya tidak langsung terasa. Peningkatan kadar LDL dalam darah dapat menyebabkan reseptor (pintu) sel menjadi tidak mampu lagi menyerap kolesterol masuk ke dalam sel. Akibatnya, LDL akan teroksidasi dan menyebabkan terjadinya plak di pembuluh darah. Proses ini dapat terjadi bahkan sejak masa remaja. Akumulasi plak selama bertahun-tahun akan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke saat dewasa.

Oleh karena itu, generasi muda yang sering mengandalkan makanan cepat saji, dessert manis, dan minuman tinggi gula harus lebih waspada terhadap risiko kolesterol tinggi.

Kesimpulan: Menikmati Tren Kuliner dengan Bijak

Makanan populer di kalangan Gen Z memang menawarkan kelezatan dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Namun, dampak makanan-makanan ini bagi kesehatan tidak boleh diremehkan. Konsumsi fast food, minuman manis, gorengan, dan dessert creamy secara terus-menerus setiap hari dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat.

Berbagai studi ilmiah menunjukkan bahwa kebiasaan makan yang tidak sehat ini terkait dengan peningkatan risiko dislipidemia (gangguan metabolisme lipid) bahkan pada usia muda. Oleh karena itu, bukan berarti Gen Z tidak boleh menikmati tren kuliner sama sekali. Kuncinya adalah memilih makanan dengan bijak, membatasi frekuensi konsumsi, dan mengontrol porsi makan. Dengan demikian, Gen Z tetap dapat menikmati tren kuliner tanpa mengorbankan kesehatan kardiovaskular di masa depan. Penting untuk diingat bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang yang harus dijaga sejak dini.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :