Ternyata Minum Sambil Berdiri Bisa Berdampak pada Kesehatan, Picu 7 Kondisi Ini

  • Maskobus
  • Sep 12, 2025

Minum air putih adalah kebutuhan vital bagi manusia. Aktivitas ini tak hanya sekadar menghilangkan dahaga, tetapi juga berperan krusial dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, mendukung fungsi organ-organ penting seperti ginjal dan sistem pencernaan, serta melancarkan berbagai proses metabolisme. Idealnya, kita mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari untuk memastikan tubuh berfungsi optimal. Namun, tahukah Anda bahwa cara kita minum air putih juga dapat memengaruhi kesehatan? Kebiasaan minum sambil berdiri, yang seringkali dianggap sepele, ternyata menyimpan potensi dampak negatif bagi tubuh.

Meskipun tampak praktis dan efisien, minum sambil berdiri dapat memicu serangkaian masalah kesehatan yang mungkin tidak langsung terasa. Salah satu dampaknya adalah kecepatan air masuk ke dalam lambung. Ketika kita minum sambil berdiri, air cenderung mengalir dengan deras dan cepat menuju lambung tanpa melalui proses penyerapan yang optimal di sepanjang saluran pencernaan. Akibatnya, air dapat mengencerkan asam lambung, sebuah zat penting yang berperan dalam memecah makanan dan membunuh bakteri berbahaya. Pengenceran asam lambung ini dapat menghambat proses pencernaan, menyebabkan perut kembung, rasa tidak nyaman, dan bahkan mengurangi penyerapan nutrisi penting dari makanan yang kita konsumsi.

Selain mengganggu pencernaan, minum sambil berdiri juga dapat memberikan tekanan tambahan pada ginjal. Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah. Ketika kita minum sambil berdiri, aliran air yang deras dapat memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk memproses cairan tersebut. Beban kerja yang berlebihan ini dapat memicu peningkatan tekanan darah sementara dan berpotensi merusak ginjal dalam jangka panjang.

Dampak lain dari minum sambil berdiri adalah peningkatan risiko mulas atau refluks asam. Posisi berdiri dapat membuat katup antara kerongkongan dan lambung menjadi lebih rileks, sehingga asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Kondisi ini dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada, nyeri perut, dan rasa tidak nyaman lainnya. Jika kebiasaan ini dilakukan secara terus-menerus, dapat memperburuk gejala GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan menyebabkan kerusakan pada lapisan kerongkongan.

Lebih jauh lagi, minum sambil berdiri secara terus-menerus berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan pencernaan, rasa lelah, hingga ketegangan organ dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga hidrasi dengan cara yang tepat dan penuh perhatian demi kesehatan yang optimal. Alih-alih terburu-buru, luangkan waktu sejenak untuk duduk dan minum air secara perlahan.

Ternyata Minum Sambil Berdiri Bisa Berdampak pada Kesehatan, Picu 7 Kondisi Ini

Bagaimana Minum Sambil Berdiri Bisa Berdampak pada Kesehatan?

Untuk memahami lebih dalam mengenai dampak minum sambil berdiri, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Electrical Bioimpedance memberikan wawasan yang menarik. Studi ini menunjukkan bahwa postur tubuh saat minum air dapat memengaruhi distribusi cairan dalam tubuh. Ketika seseorang minum air dalam posisi berdiri, terjadi perubahan pada pengukuran cairan tubuh yang biasanya digunakan untuk menilai hidrasi dan kesehatan. Hal ini menandakan bahwa postur tubuh saat minum air berperan penting karena dapat memengaruhi cara tubuh menyerap serta menyeimbangkan cairan.

Dengan memperhatikan cara minum, lebih baik sambil duduk, tubuh bisa mengelola hidrasi dengan lebih efektif sekaligus mengurangi potensi beban pada organ, seperti ginjal dan sistem pencernaan. Dikutip dari Times of India, berikut adalah 7 dampak negatif dari minum sambil berdiri:

1. Gangguan Pencernaan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, air yang diminum sambil berdiri masuk ke lambung terlalu cepat dan berpotensi mengencerkan asam lambung yang penting untuk mencerna makanan. Akibatnya, pencernaan bisa melambat, menyebabkan perut kembung, rasa tidak nyaman, dan penyerapan nutrisi berkurang. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat memicu masalah pencernaan kronis, seperti refluks asam dan gangguan lambung lainnya.

Proses pencernaan yang terganggu tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Nutrisi yang tidak terserap dengan baik dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral, yang pada gilirannya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan energi, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit.

2. Risiko Meningkatnya Asam Lambung

Minum sambil berdiri dapat memperburuk gejala GERD (gastroesophageal reflux disease). Aliran air yang cepat bisa membuat katup di antara kerongkongan dan lambung lebih mudah terbuka, sehingga asam lambung naik ke kerongkongan. Gejalanya bisa berupa sensasi terbakar di dada, nyeri perut, hingga regurgitasi. Jika dilakukan terus-menerus, kebiasaan ini dapat memperparah keluhan pada orang yang rentan sakit maag atau asam lambung.

Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga dapat merusak lapisan kerongkongan dalam jangka panjang. Paparan asam lambung yang berulang dapat menyebabkan peradangan, luka, dan bahkan meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

3. Risiko Pusing dan Kelelahan

Mengonsumsi air dalam jumlah banyak sekaligus sambil berdiri dapat menyebabkan rasa pusing, ringan kepala, atau tubuh terasa tidak seimbang. Pergeseran cairan yang cepat di dalam tubuh juga bisa menimbulkan rasa lelah. Sebaliknya, minum sambil duduk dan dengan tegukan perlahan membantu penyerapan cairan lebih bertahap, sehingga lebih aman dan nyaman.

Perasaan pusing dan kelelahan ini disebabkan oleh perubahan tekanan darah dan distribusi cairan yang tiba-tiba di dalam tubuh. Ketika kita minum sambil berdiri, darah cenderung berkumpul di bagian bawah tubuh, sehingga mengurangi aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan pusing dan rasa lelah.

4. Dampak Jangka Panjang pada Organ

Kebiasaan minum air sambil berdiri dalam jangka panjang dapat melemahkan fungsi pencernaan, menimbulkan kembung atau sembelit kronis, serta memberi tekanan ringan pada hati dan ginjal. Walau efeknya tidak langsung terasa, kerusakan yang menumpuk bisa memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Minum dengan tenang sambil duduk membantu menjaga kesehatan organ dalam jangka panjang.

Organ-organ vital seperti hati dan ginjal bekerja keras untuk memproses cairan dan menyaring limbah dari tubuh. Ketika kita minum sambil berdiri, kita memberikan beban tambahan pada organ-organ ini, yang dapat menyebabkan kerusakan dalam jangka panjang.

5. Tekanan pada Sendi dan Otot

Asupan air yang terlalu cepat dalam posisi berdiri dapat memicu perubahan sirkulasi cairan dalam tubuh, termasuk di area lengan, kaki, dan sendi. Seiring waktu, hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan atau rasa kaku, terutama pada orang yang sudah memiliki masalah sendi atau sirkulasi.

Perubahan sirkulasi cairan ini dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada sendi dan otot. Orang yang sudah memiliki masalah sendi, seperti arthritis, mungkin akan merasakan gejala yang lebih buruk ketika mereka minum sambil berdiri.

6. Penyerapan Nutrisi Berkurang

Minum air terlalu cepat, apalagi saat makan, bisa mengencerkan cairan pencernaan dan memperlambat proses pemecahan makanan. Akibatnya, penyerapan vitamin, mineral, dan nutrisi penting menjadi kurang optimal, yang dalam jangka panjang dapat memengaruhi status gizi.

Nutrisi yang tidak terserap dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kekurangan energi, penurunan fungsi kognitif, dan peningkatan risiko penyakit kronis.

7. Beban Ringan pada Jantung

Minum air dengan cepat sambil berdiri dapat meningkatkan denyut jantung dan sedikit menaikkan tekanan darah, terutama pada orang yang sensitif. Meski biasanya tidak berbahaya bagi orang sehat, hal ini bisa memberi tekanan sesaat pada penderita gangguan jantung. Karena itu, minum dengan perlahan dan sambil duduk lebih dianjurkan.

Jantung bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ketika kita minum sambil berdiri, kita memberikan beban tambahan pada jantung, yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Orang dengan gangguan jantung mungkin lebih rentan terhadap efek negatif ini.

Kesimpulannya, meskipun minum sambil berdiri mungkin tampak seperti kebiasaan yang tidak berbahaya, kebiasaan ini dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan dalam jangka panjang. Dengan meluangkan waktu untuk duduk dan minum air secara perlahan, kita dapat membantu tubuh menyerap cairan dengan lebih efisien, mengurangi tekanan pada organ-organ vital, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, mari ubah kebiasaan kita dan mulai minum air dengan cara yang lebih sehat!

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :