Ternyata Segini Normalnya Manusia Buang Air Kecil Berdasarkan Usia

  • Maskobus
  • Sep 19, 2025

Frekuensi buang air kecil adalah salah satu indikator penting kesehatan sistem kemih manusia. Namun, tahukah Anda bahwa frekuensi normal buang air kecil berbeda-beda tergantung usia? Seorang konsultan urologi menjelaskan bahwa faktor usia memainkan peran signifikan dalam menentukan seberapa sering seseorang buang air kecil dalam sehari. Meskipun faktor lain seperti konsumsi cairan (terutama minuman diuretik seperti teh, kopi, dan soda) juga berpengaruh, usia tetap menjadi penentu utama variasi ini.

Hamid Abboudi, seorang konsultan urologi di Rumah Sakit New Victoria, menjelaskan bahwa kebiasaan buang air kecil seseorang akan mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Memahami rentang normal frekuensi buang air kecil berdasarkan usia dapat membantu kita mengenali potensi masalah kesehatan sejak dini. Berikut adalah panduan rinci mengenai frekuensi buang air kecil yang normal berdasarkan kelompok usia, disertai dengan faktor-faktor yang memengaruhinya dan tanda-tanda peringatan yang perlu diwaspadai:

Usia Anak-Anak:

Pada anak-anak, frekuensi buang air kecil cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Anak-anak kecil (balita dan pra-sekolah) biasanya buang air kecil antara 8 hingga 14 kali sehari. Seiring bertambahnya usia anak, frekuensi ini berangsur-angsur menurun. Anak-anak yang lebih besar (usia sekolah) umumnya buang air kecil antara 6 hingga 12 kali sehari.

Beberapa faktor dapat menyebabkan anak-anak buang air kecil lebih sering dari biasanya. Faktor-faktor tersebut meliputi:

Ternyata Segini Normalnya Manusia Buang Air Kecil Berdasarkan Usia

  • Kecemasan: Stres dan kecemasan dapat memicu keinginan untuk buang air kecil lebih sering.
  • Sembelit: Konstipasi dapat menekan kandung kemih dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.
  • Kafein: Konsumsi minuman atau makanan yang mengandung kafein (seperti cokelat atau soda) dapat meningkatkan produksi urine.
  • Alergi: Beberapa alergi makanan atau lingkungan dapat menyebabkan iritasi kandung kemih dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.
  • Kapasitas Kandung Kemih yang Kecil: Beberapa anak memiliki kapasitas kandung kemih yang lebih kecil dari rata-rata, sehingga mereka perlu buang air kecil lebih sering.
  • Infeksi Saluran Kemih (ISK): ISK adalah penyebab umum sering buang air kecil pada anak-anak, terutama pada anak perempuan.

Usia Remaja:

Pada masa remaja, frekuensi buang air kecil biasanya stabil antara 4 hingga 6 kali sehari. Perubahan hormonal yang terjadi selama pubertas dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil pada beberapa remaja. Namun, Abboudi meyakinkan bahwa sebagian besar perubahan ini bersifat sementara dan akan kembali normal dengan sendirinya.

Meskipun demikian, jika frekuensi buang air kecil yang tinggi berlanjut atau disertai dengan gejala lain, penting untuk mencari perhatian medis. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sering buang air kecil pada remaja meliputi:

  • Infeksi Saluran Kemih (ISK): ISK lebih sering terjadi pada remaja perempuan dibandingkan laki-laki.
  • Diabetes: Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan produksi urine dan frekuensi buang air kecil.
  • Konsumsi Kafein Berlebihan: Kebiasaan minum kopi, teh, atau minuman energi dalam jumlah besar dapat menyebabkan sering buang air kecil.
  • Kondisi Medis yang Lebih Serius: Dalam kasus yang jarang terjadi, sering buang air kecil pada remaja dapat menjadi indikasi kondisi medis yang lebih serius, seperti diabetes insipidus atau masalah ginjal.

Usia Dewasa:

Pada orang dewasa di bawah usia 60 tahun, frekuensi buang air kecil yang normal umumnya berkisar antara 6 hingga 9 kali sehari. Buang air kecil sekali di malam hari juga dianggap normal pada kelompok usia ini.

Perlu dicatat bahwa perempuan cenderung buang air kecil lebih sering daripada laki-laki. Sebuah studi menunjukkan bahwa rata-rata perempuan buang air kecil 5,6 kali sehari, sedangkan laki-laki rata-rata 4,8 kali sehari. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan anatomi dan hormonal antara laki-laki dan perempuan.

Kehamilan adalah faktor lain yang dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil pada perempuan dewasa. Pertumbuhan janin dalam rahim dapat menekan kandung kemih, sehingga menyebabkan ibu hamil lebih sering buang air kecil, terutama pada trimester akhir kehamilan.

Selain itu, infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyebab umum sering buang air kecil pada orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Gejala ISK lainnya meliputi nyeri saat buang air kecil, urine berbau tidak sedap, dan rasa ingin buang air kecil yang mendesak.

Usia Lanjut Usia:

Setelah mencapai usia 60 tahun, frekuensi buang air kecil cenderung meningkat lagi. Lansia mungkin mendapati diri mereka buang air kecil hingga 10 kali sehari. Peningkatan frekuensi ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan penuaan, termasuk:

  • Penurunan Fungsi Ginjal: Fungsi ginjal secara alami menurun seiring bertambahnya usia, sehingga ginjal kurang efisien dalam memekatkan urine. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produksi urine dan frekuensi buang air kecil.
  • Pelemahan Otot Kandung Kemih: Otot-otot kandung kemih melemah seiring bertambahnya usia, sehingga kandung kemih kurang mampu menampung urine dalam jumlah besar. Akibatnya, lansia mungkin perlu buang air kecil lebih sering.
  • Penggunaan Obat-obatan Diuretik: Banyak lansia mengonsumsi obat-obatan diuretik untuk mengobati tekanan darah tinggi atau kondisi medis lainnya. Diuretik meningkatkan produksi urine, sehingga menyebabkan sering buang air kecil.
  • Nokturia: Nokturia adalah kondisi di mana seseorang perlu bangun secara teratur di malam hari untuk buang air kecil. Nokturia menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan dapat mengganggu kualitas tidur.
  • Pembesaran Prostat (pada Pria): Pembesaran prostat adalah kondisi umum pada pria lansia di mana kelenjar prostat membesar dan menekan uretra (saluran yang membawa urine dari kandung kemih). Hal ini dapat menyebabkan sering buang air kecil, terutama di malam hari.

Tanda-Tanda Peringatan yang Perlu Diwaspadai:

Meskipun frekuensi buang air kecil yang normal bervariasi berdasarkan usia, ada beberapa tanda peringatan yang perlu diwaspadai dan segera diperiksakan ke dokter. Tanda-tanda tersebut meliputi:

  • Darah dalam Urine (Hematuria): Kehadiran darah dalam urine, bahkan dalam jumlah kecil, harus selalu diperiksakan oleh dokter.
  • Perubahan Tiba-tiba dalam Kebiasaan Buang Air Kecil: Perubahan drastis dalam frekuensi atau volume urine, terutama jika disertai dengan gejala lain, dapat mengindikasikan masalah kesehatan.
  • Nyeri atau Rasa Terbakar Saat Buang Air Kecil (Disuria): Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil seringkali merupakan gejala infeksi saluran kemih (ISK).
  • Urine Berbau Tidak Sedap: Urine yang berbau tidak sedap dapat menjadi tanda infeksi atau masalah kesehatan lainnya.
  • Kesulitan Buang Air Kecil (Retensi Urine): Kesulitan memulai atau mengosongkan kandung kemih sepenuhnya dapat menjadi tanda masalah pada saluran kemih.
  • Kebocoran Urine (Inkontinensia Urine): Kebocoran urine yang tidak disengaja dapat mengindikasikan masalah pada otot-otot dasar panggul atau kandung kemih.
  • Terbangun Lebih Sering Setiap Malam untuk Buang Air Kecil (Nokturia yang Memburuk): Peningkatan frekuensi buang air kecil di malam hari yang signifikan dapat mengindikasikan masalah kesehatan.

Kesimpulan:

Memahami frekuensi buang air kecil yang normal berdasarkan usia dapat membantu kita memantau kesehatan sistem kemih dan mengenali potensi masalah kesehatan sejak dini. Meskipun tidak ada angka pasti yang cocok untuk semua orang, mengetahui rentang normal untuk usia Anda dapat membantu Anda menyadari sesuatu yang tidak beres pada kesehatan Anda. Jika Anda mengalami perubahan signifikan dalam kebiasaan buang air kecil Anda atau mengalami gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Selain itu, penting untuk menjaga gaya hidup sehat dengan minum air yang cukup, menjaga berat badan yang sehat, dan menghindari konsumsi kafein dan alkohol yang berlebihan. Latihan dasar panggul (Kegel) juga dapat membantu memperkuat otot-otot dasar panggul dan meningkatkan kontrol kandung kemih. Dengan menjaga kesehatan sistem kemih, kita dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di kemudian hari.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :