Timnas Indonesia harus puas berbagi angka dengan Lebanon dalam laga FIFA Matchday yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Senin (8/9/2025) malam WIB. Pertandingan berakhir dengan skor imbang tanpa gol, 0-0, meski Tim Garuda tampil dominan dalam penguasaan bola.
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menurunkan susunan pemain terbaiknya dalam pertandingan internasional ini. Namun, dominasi penguasaan bola yang mencapai 81 persen tidak berbanding lurus dengan efektivitas serangan. Tercatat, Jay Idzes dan rekan-rekannya hanya mampu melepaskan sembilan tembakan, tanpa satu pun yang tepat sasaran mengarah ke gawang lawan.
Hasil imbang ini menjadi sorotan tajam bagi kinerja lini depan Timnas Indonesia. Pasalnya, performa yang lebih baik sangat dibutuhkan jika ingin bersaing dengan tim-tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang akan digelar pada Oktober mendatang.
Mantan pelatih sepak bola, Gusnul Yakin, turut memberikan komentarnya terkait hasil pertandingan ini. Ia berkelakar bahwa Patrick Kluivert, yang merupakan striker legendaris Timnas Belanda dan Ajax Amsterdam, seharusnya dapat memberikan trik dan tips untuk membongkar pertahanan lawan yang rapat.
"Skema serangan Timnas Indonesia tampak monoton," ujar Gusnul Yakin. "Lini tengah dan depan harus lebih berani dan kreatif dalam menembus pertahanan lawan. Terutama alur bola tusukan dari tengah yang menuju jantung pertahanan lawan harus diperbanyak."
Pengamat sepak bola senior asal Malang ini menilai bahwa formasi starting XI yang diturunkan oleh Timnas Indonesia sebenarnya sudah cukup baik. Mobilitas dan akselerasi di sisi kanan dan kiri lapangan juga terlihat seimbang.
"Di sisi kanan ada Yakob Sayuri dan Miliano Jonathans, sementara di sisi kiri ada kombinasi Calvin Verdonk dan Dean James. Mereka bermain sangat baik. Namun, ketika memasuki sepertiga pertahanan Lebanon, mereka kurang berani untuk masuk ke kotak penalti. Umpan silang yang dilepaskan juga belum cukup tajam dan akurat, sehingga mudah dipatahkan oleh para pemain bertahan Lebanon," jelasnya.
Kelemahan ini berdampak signifikan pada minimnya peluang yang didapatkan oleh Mauro Zijlstra, yang berperan sebagai striker tunggal dalam pertandingan tersebut. "Dengan hanya menyisakan Mauro Zijlstra di depan, akan sulit untuk mencetak gol. Ketika ada pemain lain yang masuk ke kotak penalti, umpan silang yang diberikan terlalu ke dalam dan mudah diblok oleh kiper," sebut Gusnul Yakin.
Gusnul Yakin juga menyoroti bahwa para pemain muda Timnas Indonesia, seperti Mauro Zijlstra, Miliano Jonathans, Eliano Reijnders, Adrian Wibowo, dan Marselino Ferdinan, masih bermain dengan polos.
"Pemain muda kita memiliki skill yang bagus, tetapi cara bermain mereka masih polos. Mereka belum memiliki banyak trik untuk mengelabui lawan. Misalnya, bagaimana caranya agar pemain kita dilanggar oleh lawan, sehingga bisa mendapatkan tendangan bebas. Miliano Jonathans sempat mencoba melakukan trik itu di kotak penalti, tetapi caranya kurang pintar sehingga tidak menarik perhatian wasit," paparnya.
Gusnul Yakin mengamati bahwa Mauro Zijlstra terlihat mati kutu karena jarang mendapatkan bola. "Jika pemain lain memberikan bola kepada Mauro Zijlstra dengan sedikit gocekan di kotak penalti, ia bisa memancing lawan untuk melakukan pelanggaran. Jadi, jam terbang sangat berpengaruh bagi para pemain muda Timnas Indonesia," ucapnya.
Lebih lanjut, Gusnul Yakin menekankan bahwa Patrick Kluivert, sebagai mantan striker hebat di Timnas Belanda dan pernah bermain di klub-klub elite Eropa seperti Ajax Amsterdam dan Barcelona, memiliki tugas untuk memberikan trik-trik tersebut kepada para pemain muda.
"Seorang striker harus memiliki banyak trik dan akal ‘licik’. Selain itu, skema tendangan bola mati Timnas Indonesia juga masih lemah. Padahal, set piece bisa menjadi solusi jika sulit mencetak gol dari open play," pungkasnya.
Analisis Lebih Mendalam: Mengapa Timnas Indonesia Sulit Cetak Gol?
Pertandingan melawan Lebanon menjadi bukti nyata bahwa Timnas Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar di lini depan. Dominasi penguasaan bola tanpa efektivitas dalam menciptakan peluang dan mencetak gol adalah masalah yang harus segera diatasi. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab kesulitan Timnas Indonesia dalam mencetak gol antara lain:
-
Kurangnya Kreativitas di Lini Tengah: Lini tengah Timnas Indonesia, meskipun mampu menguasai bola dengan baik, terlihat kurang kreatif dalam memberikan umpan-umpan terobosan yang mematikan. Alur bola cenderung monoton dan mudah dibaca oleh pemain bertahan lawan.
-
Minimnya Pergerakan Tanpa Bola: Para pemain depan Timnas Indonesia kurang melakukan pergerakan tanpa bola yang efektif untuk membuka ruang dan menciptakan celah di pertahanan lawan. Pergerakan yang statis membuat lawan lebih mudah untuk mengantisipasi serangan.
-
Umpan Silang yang Tidak Akurat: Umpan silang yang dilepaskan oleh para pemain sayap Timnas Indonesia seringkali tidak akurat dan mudah dipatahkan oleh pemain bertahan lawan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara pemain sayap dan striker, serta kurangnya kemampuan dalam memberikan umpan silang yang terukur.
-
Kurangnya Keberanian dalam Melakukan Penetetrasi ke Kotak Penalti: Para pemain Timnas Indonesia terlihat kurang berani dalam melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan. Mereka cenderung bermain aman dengan memberikan umpan-umpan pendek di luar kotak penalti, sehingga sulit untuk menciptakan peluang emas.
-
Minimnya Trik dan Akal Licik: Seperti yang diungkapkan oleh Gusnul Yakin, para pemain muda Timnas Indonesia masih bermain dengan polos dan kurang memiliki trik untuk mengelabui lawan. Mereka belum mampu memanfaatkan kelengahan lawan dan memancing pelanggaran yang bisa berbuah tendangan bebas atau penalti.
Solusi yang Mungkin Dilakukan:
Untuk mengatasi masalah kesulitan mencetak gol, Timnas Indonesia perlu melakukan beberapa perubahan dan peningkatan, antara lain:
-
Meningkatkan Kreativitas di Lini Tengah: Pelatih harus memberikan kebebasan kepada para pemain tengah untuk berkreasi dan mencoba umpan-umpan terobosan yang tidak terduga. Latihan-latihan khusus untuk meningkatkan visi bermain dan kemampuan memberikan umpan terobosan juga perlu ditingkatkan.
-
Melatih Pergerakan Tanpa Bola: Para pemain depan harus dilatih untuk melakukan pergerakan tanpa bola yang lebih efektif, seperti melakukan cut inside, berlari di belakang pemain bertahan, dan membuka ruang bagi rekan-rekannya.
-
Meningkatkan Akurasi Umpan Silang: Latihan-latihan khusus untuk meningkatkan akurasi umpan silang harus dilakukan secara rutin. Para pemain sayap harus dilatih untuk memberikan umpan silang yang terukur dan sesuai dengan posisi striker.
-
Meningkatkan Keberanian dalam Melakukan Penetrasi ke Kotak Penalti: Para pemain harus lebih berani dalam melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan. Pelatih harus memberikan kepercayaan diri kepada para pemain untuk mencoba melewati pemain bertahan lawan dan menciptakan peluang di dalam kotak penalti.
-
Mengajarkan Trik dan Akal Licik: Patrick Kluivert sebagai mantan striker hebat harus berbagi pengalamannya dan mengajarkan trik-trik yang dimilikinya kepada para pemain muda. Mereka harus dilatih untuk memanfaatkan kelengahan lawan dan memancing pelanggaran yang bisa menguntungkan tim.
-
Memaksimalkan Set Piece: Skema tendangan bola mati harus ditingkatkan. Pelatih harus merancang strategi yang efektif untuk memanfaatkan tendangan bebas dan tendangan sudut. Latihan-latihan khusus untuk meningkatkan akurasi tendangan dan kemampuan dalam memanfaatkan peluang dari set piece harus dilakukan secara rutin.
Peran Patrick Kluivert:
Sebagai pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan performa lini depan. Pengalamannya sebagai striker legendaris dapat menjadi modal berharga untuk memberikan masukan dan pelatihan yang efektif kepada para pemain. Ia harus mampu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Kluivert juga harus mampu membangun kepercayaan diri para pemain, terutama para pemain muda. Ia harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk bermain dan menunjukkan kemampuan mereka. Dengan memberikan kesempatan dan dukungan, para pemain muda akan semakin termotivasi untuk berkembang dan memberikan yang terbaik bagi Timnas Indonesia.
Pertandingan melawan Lebanon menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk meningkatkan performa dan mencapai target yang diinginkan. Dengan kerja keras, disiplin, dan dukungan dari semua pihak, Timnas Indonesia diharapkan dapat meraih hasil yang lebih baik di pertandingan-pertandingan mendatang.
Kesimpulan:
Hasil imbang melawan Lebanon menjadi alarm bagi Timnas Indonesia. Meskipun mendominasi penguasaan bola, kurangnya efektivitas dalam mencetak gol menjadi masalah utama yang harus segera diatasi. Peran Patrick Kluivert sebagai mantan striker legendaris sangat dibutuhkan untuk memberikan trik dan tips kepada para pemain muda. Dengan kerja keras dan perbaikan yang berkelanjutan, Timnas Indonesia diharapkan dapat meraih hasil yang lebih baik di masa depan dan bersaing di level yang lebih tinggi.