Kabar gembira bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya wilayah Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi! Impian memiliki aksesibilitas yang lebih cepat dan efisien sebentar lagi akan terwujud. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama dengan PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) terus memacu pembangunan jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, dengan target ruas Gading-Besuki sepanjang 49,68 kilometer dapat dirampungkan pada akhir tahun 2025. Proyek strategis ini diharapkan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan secara signifikan, mendorong pertumbuhan ekonomi regional, dan membuka peluang baru bagi sektor pariwisata.
Ruas Gading-Besuki merupakan bagian krusial dari Tahap 1 proyek jalan tol Probolinggo-Banyuwangi yang secara keseluruhan memiliki panjang 175,46 kilometer. Kehadiran tol ini akan menjadi solusi atas permasalahan konektivitas yang selama ini menjadi kendala pengembangan wilayah di kawasan Tapal Kuda Jawa Timur. Saat ini, perjalanan dari Probolinggo ke Banyuwangi membutuhkan waktu sekitar 5 jam melalui jalan arteri yang padat. Dengan beroperasinya tol ini, waktu tempuh tersebut dapat dipangkas menjadi hanya sekitar 2 jam saja.
Progres pembebasan lahan untuk Tahap 1 telah mencapai angka yang menggembirakan, yaitu 99 persen. Hal ini menjadi modal penting untuk mempercepat pelaksanaan konstruksi di lapangan. Dengan lahan yang sudah siap, PT JPB optimis dapat menyelesaikan pembangunan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Pembangunan Tahap 1 sendiri dibagi menjadi tiga seksi, yaitu:
-
Seksi 1: Gending-Kraksaan (12,88 km)
Seksi ini memiliki progres konstruksi yang cukup signifikan, mencapai 89,97 persen per tanggal 25 Juli 2024. Diharapkan, dalam beberapa bulan mendatang, Seksi 1 ini dapat segera diselesaikan dan dioperasikan.
-
Seksi 2: Kraksaan-Paiton (11,20 km)
Seksi 2 menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, dengan progres konstruksi mencapai 97,18 persen. Angka ini menunjukkan bahwa Seksi 2 hampir rampung dan siap untuk diintegrasikan dengan seksi lainnya.
-
Seksi 3: Paiton-Besuki (25,60 km)
Seksi 3 juga terus dikebut pengerjaannya, dengan progres konstruksi mencapai 76,26 persen. Meskipun masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, namun optimisme tetap tinggi bahwa target penyelesaian pada akhir 2025 dapat tercapai.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah, terutama pada sektor logistik. Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru di sepanjang jalur tol. Dengan konektivitas yang lebih baik, diharapkan investasi akan meningkat, lapangan kerja akan tercipta, dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi menjadi dua tahap. Tahap 1 menghubungkan Probolinggo-Besuki sepanjang 49,68 km, sedangkan Tahap 2 menghubungkan Besuki-Banyuwangi sepanjang 126,10 km. Pembangunan Tahap 2 akan dimulai setelah Tahap 1 selesai dan beroperasi.
Selain memangkas waktu tempuh Probolinggo-Banyuwangi, keberadaan Tol Probolinggo-Besuki juga akan memangkas waktu tempuh dari Probolinggo menuju Besuki dari 1 jam 15 menit menjadi hanya sekitar 30 menit saja. Dengan catatan, kendaraan melaju dengan kecepatan 80-100 km/jam. Hal ini tentu akan sangat membantu masyarakat yang sering bepergian antara kedua wilayah tersebut.
Pada Tahap 1, akan terdapat tiga Gerbang Tol (GT), yaitu GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Besuki. Selain itu, juga akan dibangun tiga Simpang Susun (SS), yaitu SS Kraksaan, SS Paiton, dan SS Besuki. Keberadaan GT dan SS ini akan memudahkan akses keluar masuk tol bagi masyarakat.
Lebih dari sekadar infrastruktur transportasi, Tol Probolinggo-Banyuwangi diharapkan dapat menjadi katalisator bagi perkembangan berbagai sektor di wilayah Tapal Kuda. Sektor pariwisata, pertanian, dan industri akan merasakan dampak positif dari konektivitas yang lebih baik.
Dampak Positif bagi Sektor Pariwisata
Wilayah Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, hingga wisata kuliner, semuanya tersedia di kawasan ini. Namun, selama ini potensi tersebut belum dapat dimaksimalkan karena terkendala oleh aksesibilitas yang kurang memadai.
Dengan adanya Tol Probolinggo-Banyuwangi, wisatawan akan lebih mudah dan cepat untuk mencapai berbagai destinasi wisata di wilayah Tapal Kuda. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Peningkatan jumlah wisatawan tentu akan berdampak positif pada pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Beberapa contoh destinasi wisata yang akan semakin mudah dijangkau dengan adanya tol ini antara lain:
- Gunung Bromo: Gunung berapi aktif yang terkenal dengan keindahan matahari terbitnya.
- Kawah Ijen: Kawah vulkanik yang terkenal dengan fenomena blue fire-nya.
- Pantai Sukamade: Pantai tempat penyu bertelur.
- Taman Nasional Baluran: Padang savana yang luas dengan berbagai jenis hewan liar.
- Wisata Alam Situbondo: Mangrove, pantai pasir putih, dan wisata religi yang tersebar di seluruh wilayah Situbondo.
- Destinasi Wisata Banyuwangi: Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu, mulai dari wisata alam, budaya dan kuliner.
Mendorong Pertumbuhan Sektor Pertanian
Selain pariwisata, sektor pertanian juga akan merasakan dampak positif dari Tol Probolinggo-Banyuwangi. Wilayah Tapal Kuda merupakan salah satu sentra pertanian yang penting di Jawa Timur. Berbagai jenis hasil pertanian seperti padi, jagung, tebu, tembakau, dan buah-buahan dihasilkan di kawasan ini.
Dengan adanya tol, biaya transportasi hasil pertanian akan menjadi lebih murah dan waktu pengiriman akan menjadi lebih cepat. Hal ini akan meningkatkan daya saing produk pertanian dari wilayah Tapal Kuda dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Selain itu, tol juga akan memudahkan akses petani terhadap input pertanian seperti pupuk, bibit, dan pestisida. Dengan demikian, produktivitas pertanian dapat ditingkatkan dan kesejahteraan petani dapat ditingkatkan.
Meningkatkan Daya Saing Sektor Industri
Sektor industri di wilayah Tapal Kuda juga akan mendapatkan manfaat dari Tol Probolinggo-Banyuwangi. Dengan konektivitas yang lebih baik, biaya logistik akan menjadi lebih efisien. Hal ini akan meningkatkan daya saing produk industri dari wilayah Tapal Kuda dan menarik investasi baru.
Selain itu, tol juga akan memudahkan akses tenaga kerja dari dan ke wilayah Tapal Kuda. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan industri akan lebih mudah untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas.
Tantangan dan Harapan
Meskipun proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi menjanjikan banyak manfaat, namun tetap ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah pembebasan lahan. Meskipun progres pembebasan lahan untuk Tahap 1 sudah mencapai 99 persen, namun masih ada beberapa bidang tanah yang belum berhasil dibebaskan. Pemerintah daerah dan PT JPB perlu terus berkoordinasi untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan ini secepatnya.
Selain itu, tantangan lainnya adalah masalah pendanaan. Pembangunan tol membutuhkan investasi yang sangat besar. Pemerintah dan PT JPB perlu memastikan bahwa pendanaan untuk proyek ini tersedia secara berkelanjutan.
Namun demikian, dengan kerja keras dan kerjasama dari semua pihak, diharapkan semua tantangan dapat diatasi dan proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi dapat diselesaikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Keberadaan Tol Probolinggo-Banyuwangi bukan hanya sekadar jalan tol. Lebih dari itu, tol ini adalah simbol harapan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur, khususnya wilayah Tapal Kuda. Dengan konektivitas yang lebih baik, diharapkan potensi ekonomi wilayah ini dapat dimaksimalkan dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
Mari kita dukung bersama pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi agar segera terwujud dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.