Ujar Pengamat Soal Perbandingan Vanenburg dengan Shin Tae-yong

  • Maskobus
  • Sep 11, 2025

Kegagalan Timnas U23 Indonesia melaju ke putaran final Piala Asia U-23 2026 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (9/9/2025) malam, telah memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar sepak bola Tanah Air. Kekalahan tipis 0-1 dari Korea Selatan dalam laga terakhir Grup J, dengan gol cepat Hwang Doyun pada menit ke-7, menjadi mimpi buruk bagi Garuda Muda. Meskipun Arkhan Fikri dan rekan-rekannya telah berjuang keras untuk menyamakan kedudukan, skor tetap tidak berubah hingga peluit panjang berbunyi. Hasil ini menempatkan tim asuhan pelatih Gerald Vanenburg di posisi kedua klasemen akhir dengan empat poin, yang sayangnya tidak cukup untuk mengamankan tempat di putaran final di Arab Saudi.

Kegagalan ini semakin memperburuk catatan pelatih asal Belanda itu sejak ditunjuk oleh PSSI pada Januari 2025. Sebelumnya, ia juga gagal membawa Indonesia meraih prestasi di ASEAN U23 Championship 2025. Akibatnya, nama Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang sebelumnya menukangi Timnas U23 Indonesia, kembali mencuat di tengah kekecewaan para pendukung. Prestasi gemilang Shin Tae-yong yang berhasil membawa Timnas U23 melaju hingga semifinal Piala Asia U23 2024, masih menjadi tolok ukur yang sulit untuk disaingi.

Kekecewaan suporter sangat terasa selama pertandingan melawan Korea Selatan. Pada menit ke-75, teriakan "Shin Tae-yong" menggema dari tribun timur hingga selatan VIP. Bahkan dari tribun utama, terdengar umpatan keras yang meminta Shin Tae-yong untuk kembali melatih Timnas Indonesia. Kekalahan ini bukan hanya sekadar hasil di lapangan, tetapi juga kehilangan kesempatan untuk melihat Garuda Muda berlaga di panggung Asia tahun depan.

Pengamat sepak bola nasional, Kesit B Handoyo, menilai bahwa perbandingan antara Gerald Vanenburg dan Shin Tae-yong adalah hal yang wajar. Menurutnya, ekspektasi tinggi yang melekat pada Timnas Indonesia, terutama setelah kesuksesan di bawah arahan Shin Tae-yong, membuat setiap pelatih yang datang sesudahnya akan selalu dibandingkan. Kesit menambahkan bahwa Shin Tae-yong telah meletakkan fondasi yang kuat bagi sepak bola Indonesia, tidak hanya di level U23, tetapi juga di tim nasional senior. Keberhasilan Shin Tae-yong dalam membangun tim yang solid, disiplin, dan memiliki mentalitas juara, telah meningkatkan standar dan harapan masyarakat terhadap Timnas Indonesia.

"Shin Tae-yong datang dengan membawa visi dan program yang jelas. Dia tidak hanya fokus pada peningkatan kemampuan individu pemain, tetapi juga pada pembentukan tim yang solid dan memiliki mentalitas yang kuat," ujar Kesit. "Keberhasilannya membawa Timnas U23 ke semifinal Piala Asia U23 adalah bukti nyata dari kualitas kepelatihannya. Tentu saja, hal ini membuat para suporter memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pelatih-pelatih berikutnya."

Ujar Pengamat Soal Perbandingan Vanenburg dengan Shin Tae-yong

Kesit juga menyoroti perbedaan pendekatan antara Vanenburg dan Shin Tae-yong. Menurutnya, Shin Tae-yong lebih menekankan pada disiplin, kerja keras, dan taktik yang terorganisir. Sementara itu, Vanenburg cenderung memberikan kebebasan lebih kepada pemain dalam mengembangkan kreativitas mereka di lapangan. Meskipun kedua pendekatan ini memiliki kelebihan masing-masing, namun dalam konteks Timnas Indonesia saat ini, pendekatan Shin Tae-yong tampaknya lebih efektif.

"Shin Tae-yong berhasil menanamkan disiplin dan kerja keras dalam diri para pemain. Dia juga sangat detail dalam mempersiapkan taktik dan strategi untuk setiap pertandingan," jelas Kesit. "Sementara itu, Vanenburg mungkin lebih mengandalkan bakat individu pemain dan memberikan mereka kebebasan untuk berekspresi di lapangan. Namun, dalam sepak bola modern, disiplin dan organisasi yang baik adalah kunci untuk meraih kesuksesan."

Selain itu, Kesit juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap budaya dan karakteristik sepak bola Indonesia. Menurutnya, Shin Tae-yong berhasil memahami dan beradaptasi dengan baik terhadap budaya sepak bola Indonesia, yang dikenal dengan semangat juang yang tinggi dan dukungan suporter yang fanatik. Hal ini memungkinkan Shin Tae-yong untuk membangun hubungan yang baik dengan para pemain dan menciptakan suasana tim yang harmonis.

"Shin Tae-yong datang ke Indonesia dengan pikiran terbuka dan berusaha untuk memahami budaya sepak bola kita. Dia juga sangat dekat dengan para pemain dan mampu memotivasi mereka untuk memberikan yang terbaik," kata Kesit. "Hal ini sangat penting dalam membangun tim yang solid dan memiliki semangat juang yang tinggi."

Namun demikian, Kesit juga mengingatkan bahwa tidak adil untuk sepenuhnya menyalahkan Vanenburg atas kegagalan Timnas U23. Menurutnya, ada banyak faktor yang memengaruhi kinerja sebuah tim, termasuk kualitas pemain, persiapan tim, dan dukungan dari federasi. Kesit juga menyoroti bahwa Vanenburg baru beberapa bulan menangani Timnas U23, sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan menerapkan filosofi sepak bolanya.

"Kita tidak bisa hanya menyalahkan Vanenburg atas kegagalan ini. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan," ujar Kesit. "Vanenburg baru beberapa bulan menangani Timnas U23, sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan membangun tim yang sesuai dengan keinginannya."

Kesit berharap agar PSSI memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada Vanenburg untuk membuktikan kemampuannya. Ia juga menyarankan agar PSSI memberikan dukungan penuh kepada Vanenburg, termasuk dalam hal pemilihan pemain, persiapan tim, dan penyediaan fasilitas yang memadai. Dengan dukungan yang tepat, Kesit yakin bahwa Vanenburg dapat membawa Timnas U23 meraih prestasi yang lebih baik di masa depan.

"PSSI harus memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada Vanenburg untuk membuktikan kemampuannya. Mereka juga harus memberikan dukungan penuh kepadanya," kata Kesit. "Dengan dukungan yang tepat, saya yakin bahwa Vanenburg dapat membawa Timnas U23 meraih prestasi yang lebih baik di masa depan."

Di sisi lain, kegagalan Timnas U23 ini juga menjadi momentum bagi PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia. Kesit menekankan pentingnya investasi dalam pembinaan pemain muda, peningkatan kualitas pelatih, dan pengembangan infrastruktur sepak bola. Dengan sistem pembinaan yang baik, Kesit yakin bahwa Indonesia dapat menghasilkan pemain-pemain berkualitas yang mampu bersaing di level internasional.

"Kegagalan ini harus menjadi momentum bagi kita untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia," ujar Kesit. "Kita harus berinvestasi dalam pembinaan pemain muda, meningkatkan kualitas pelatih, dan mengembangkan infrastruktur sepak bola."

Kesit juga mengajak seluruh stakeholder sepak bola Indonesia, termasuk pemerintah, PSSI, klub, dan suporter, untuk bersatu padu dalam memajukan sepak bola Tanah Air. Menurutnya, dengan kerja sama yang baik, Indonesia dapat mewujudkan mimpi untuk menjadi kekuatan sepak bola di Asia.

"Saya mengajak seluruh stakeholder sepak bola Indonesia untuk bersatu padu dalam memajukan sepak bola Tanah Air," kata Kesit. "Dengan kerja sama yang baik, kita dapat mewujudkan mimpi untuk menjadi kekuatan sepak bola di Asia."

Sebagai penutup, Kesit mengingatkan bahwa sepak bola adalah olahraga yang penuh dengan dinamika dan ketidakpastian. Ia berharap agar para suporter tetap memberikan dukungan kepada Timnas Indonesia, baik dalam suka maupun duka. Dengan dukungan yang tulus, Kesit yakin bahwa Timnas Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan dan meraih kesuksesan di masa depan.

"Sepak bola adalah olahraga yang penuh dengan dinamika dan ketidakpastian. Saya berharap agar para suporter tetap memberikan dukungan kepada Timnas Indonesia, baik dalam suka maupun duka," pungkas Kesit. "Dengan dukungan yang tulus, saya yakin bahwa Timnas Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan dan meraih kesuksesan di masa depan."

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :