[Update]: Pascagempa Nabire M 6.6 Situasi Aman Terkendali

  • Maskobus
  • Sep 20, 2025

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., telah memberikan konfirmasi bahwa situasi di Kota Nabire, Papua Tengah, pasca-gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.6 pada Jumat (19/9) pukul 01.19 WIB atau 03.19 WIT, kini kondusif, aman, dan terkendali. Aktivitas masyarakat berangsur normal seiring dengan upaya penanganan darurat bencana yang diimplementasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nabire bersama dengan instansi terkait lainnya. Pernyataan ini memberikan angin segar bagi warga Nabire setelah sempat dilanda kepanikan akibat guncangan gempa yang cukup kuat.

"Situasi secara umum aman terkendali," tegas Suharyanto dalam keterangan persnya di Jakarta.

Meskipun demikian, BNPB tidak mengambil risiko dan tetap mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke Nabire pada hari yang sama untuk memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah setempat. TRC ini bertugas untuk memantau, melakukan kaji cepat, dan memberikan dukungan lain yang dibutuhkan selama masa penanganan darurat. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen pemerintah pusat dalam memastikan penanganan bencana berjalan optimal dan terkoordinasi.

"BNPB tetap mengirimkan tim reaksi cepat siang ini untuk mendampingi BPBD Kabupaten Nabire," imbuh Kepala BNPB.

Tim Reaksi Cepat ini akan bekerja secara intensif untuk mengumpulkan data dan informasi di lapangan. Hasil monitoring dan kaji cepat akan menjadi dasar analisis dan evaluasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Jika penanganan darurat dinilai mampu dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Nabire maupun Pemerintah Provinsi Papua Tengah, maka BNPB tidak akan memberikan intervensi yang berlebihan dan menyerahkan sepenuhnya penanganan darurat kepada pemerintah daerah setempat. Hal ini sesuai dengan prinsip desentralisasi dalam penanggulangan bencana.

[Update]: Pascagempa Nabire M 6.6 Situasi Aman Terkendali

Namun, apabila eskalasi dampak gempa bumi semakin meluas berdasarkan hasil kaji cepat, BNPB akan segera mengirimkan Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan, untuk memimpin penanganan darurat secara lebih intensif. Keputusan ini menunjukkan kesigapan BNPB dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi pasca-gempa.

"Apakah status akan ditingkatkan atau apakah ini sudah bisa ditangani kita akan lihat ke depannya. Jika eskalasi semakin masif, maka Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan malam ini akan berangkat ke sana," jelas Suharyanto.

Data sementara yang dihimpun dari lapangan hingga pukul 10.00 WIB menunjukkan adanya kerusakan pada beberapa bangunan dan infrastruktur. Tercatat 2 unit rumah mengalami kerusakan, fasilitas bandara mengalami kerusakan pada bagian kaca-kaca, kantor bupati mengalami kerusakan pada bagian plafon, gereja Katolik KR Malompo mengalami kerusakan pada bagian langit-langit, jembatan Sriwani amblas, dan jaringan telekomunikasi sempat mengalami gangguan. Kerusakan ini menjadi perhatian serius pemerintah dan akan segera ditangani.

BNPB berkomitmen untuk memberikan dukungan dalam perbaikan infrastruktur yang rusak sesuai dengan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Hasil pendataan dan analisis lapangan akan menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memulihkan kondisi infrastruktur yang terdampak gempa.

"Kami juga memastikan kerusakan akan kami perbaiki," tegas Suharyanto.

Hingga pukul 11.00 WIB, tercatat telah terjadi 53 kali gempa bumi susulan atau aftershock. Dari jumlah tersebut, terdapat 3 gempa bumi yang memiliki skala cukup besar, namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan. Meskipun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk waspada terhadap potensi gempa susulan.

Menanggapi hal ini, Kepala BNPB mengingatkan kepada warga setempat untuk tidak panik, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Nabire pernah diguncang gempa bumi berskala M 6.4 pada tahun 2004 yang menyebabkan korban jiwa sebanyak 32 orang meninggal dunia dan 213 orang mengalami luka-luka. Selain itu, 178 rumah warga terbakar dan 150 lainnya roboh akibat guncangan gempa bumi.

"Kita patut waspada. Pada tahun 2004 pernah terjadi di Nabire berkekuatan M 6.4 dan banyak memakan korban jiwa meninggal dunia dan kerusakan infrastruktur," pungkas Suharyanto.

Peringatan ini menjadi pengingat bagi masyarakat Nabire untuk selalu siap menghadapi potensi bencana gempa bumi. Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan agar dampak buruk dari gempa bumi dapat diminimalisir. Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran akan risiko bencana dan mempersiapkan diri dengan baik.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa bangunan-bangunan di Nabire dibangun dengan standar yang tahan gempa. Pemerintah daerah perlu memperketat pengawasan terhadap pembangunan dan memastikan bahwa semua bangunan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku. Hal ini akan membantu mengurangi risiko kerusakan dan korban jiwa akibat gempa bumi.

BNPB juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk BMKG, TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan, untuk memastikan penanganan bencana berjalan dengan efektif dan efisien. Sinergi antar lembaga dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam menghadapi bencana alam.

Pemerintah juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak benar atau hoax yang beredar di media sosial. Masyarakat diimbau untuk selalu mencari informasi yang akurat dan terpercaya dari sumber-sumber resmi seperti BNPB, BMKG, dan pemerintah daerah.

Penanganan pasca-gempa di Nabire menjadi prioritas utama pemerintah. Upaya pemulihan akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan untuk memastikan masyarakat dapat kembali hidup normal. Pemerintah akan terus memberikan dukungan dan bantuan kepada masyarakat yang terdampak gempa bumi.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan evaluasi terhadap sistem penanggulangan bencana yang ada untuk mengidentifikasi kelemahan dan meningkatkan efektivitasnya. Evaluasi ini akan melibatkan berbagai pihak terkait dan akan menjadi dasar untuk perbaikan sistem penanggulangan bencana di masa depan.

Pemerintah berharap agar masyarakat Nabire dapat segera bangkit dari keterpurukan akibat gempa bumi dan kembali membangun kehidupan yang lebih baik. Semangat gotong royong dan solidaritas akan menjadi kunci dalam proses pemulihan pasca-bencana.

Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB terus memantau perkembangan situasi di Nabire dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat. Informasi yang akurat dan terpercaya sangat penting dalam membantu masyarakat mengambil keputusan yang tepat dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi.

Pemerintah juga mengapresiasi kerja keras dari semua pihak yang terlibat dalam penanganan gempa bumi di Nabire, termasuk BPBD, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat. Kerja sama dan koordinasi yang baik telah membantu mempercepat proses penanganan bencana.

Gempa bumi merupakan bencana alam yang tidak dapat dihindari. Namun, dengan persiapan yang matang dan kesiapsiagaan yang tinggi, dampak buruk dari gempa bumi dapat diminimalisir. Pemerintah dan masyarakat perlu terus meningkatkan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan agar dapat menghadapi bencana alam dengan lebih baik.

Pemerintah juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan dukungan dan doa kepada masyarakat Nabire yang terdampak gempa bumi. Solidaritas dan kepedulian dari seluruh bangsa akan memberikan semangat dan kekuatan bagi masyarakat Nabire untuk bangkit kembali.

Penulis berita ini adalah Danung Arifin, dan admin yang bertugas adalah Ratna Riadhini Darmawan. Informasi lebih lanjut mengenai penanggulangan bencana dapat diakses melalui website resmi BNPB dan media sosial BNPB.

đź’¬ Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :