Gelombang kekhawatiran melanda dunia teknologi dalam dua pekan terakhir. Laporan-laporan mengenai pembaruan Windows 11 yang dituduh menjadi biang keladi kerusakan SSD (Solid State Drive) mulai bermunculan. Tuduhan ini bukan isapan jempol belaka, melainkan dilontarkan oleh sejumlah influencer ternama di platform YouTube dan media sosial lainnya. Mereka mengklaim bahwa pembaruan KB5063878 dan KB5062660 menjadi penyebab utama kerusakan SSD, khususnya yang menggunakan kontroler Phison. Kerusakan yang dilaporkan pun beragam, mulai dari korupsi data hingga hilangnya drive secara misterius. Tentu saja, tuduhan ini langsung mengarah ke Microsoft, raksasa teknologi di balik sistem operasi Windows 11.
Sejarah mencatat bahwa Microsoft memang tak luput dari kesalahan dalam merilis pembaruan sistem operasi. Beberapa pembaruan sebelumnya sempat menimbulkan masalah yang cukup signifikan bagi pengguna. Namun, dalam kasus ini, baik Microsoft maupun Phison, perusahaan yang memproduksi kontroler SSD yang dituduh bermasalah, kompak membantah tuduhan tersebut. Keduanya mengklaim belum menemukan bukti adanya korelasi antara pembaruan Windows 11 dengan kerusakan SSD dalam pengujian internal yang mereka lakukan.
Phison, dalam pernyataan resminya, mengungkapkan bahwa mereka telah mengetahui laporan mengenai masalah ini sejak tanggal 18 Agustus. Menanggapi laporan tersebut, mereka langsung melakukan investigasi mendalam untuk mencari tahu akar permasalahan. Hasilnya, setelah menjalankan 2.200 siklus tes selama 4.500 jam, mereka tidak berhasil menemukan masalah yang dilaporkan. "Kami tidak berhasil menemukan masalah yang dilaporkan, dan tidak ada mitra atau konsumen yang melaporkan masalah tersebut terjadi di perangkat mereka saat ini," tegas Phison dalam pernyataannya.
Senada dengan Phison, Microsoft juga angkat bicara beberapa hari kemudian. Mereka menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pembaruan keamanan Windows bulan Agustus 2025 dengan kerusakan pada SSD. Pernyataan ini tentu saja melegakan bagi sebagian pengguna Windows 11, namun tidak sepenuhnya meredakan kekhawatiran yang ada.
Pernyataan dari Microsoft dan Phison ini sebenarnya sudah bisa diprediksi. Pasalnya, laporan mengenai kerusakan SSD akibat pembaruan Windows 11 ini tergolong cukup terbatas. Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa laporan pertama kali muncul dari seorang pengguna platform X (dulu Twitter) di Jepang. Pengguna tersebut mempertanyakan kerusakan SSD yang dialaminya setelah melakukan pembaruan Windows.
Postingan tersebut kemudian dikomentari oleh sejumlah netizen lain yang mengaku mengalami masalah serupa. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa masalah ini terjadi secara luas. Dengan kata lain, kemungkinan besar masalah ini hanya menimpa sebagian kecil pengguna dan tidak bersifat masif.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Jika bukan karena pembaruan Windows 11, lalu apa penyebab kerusakan SSD tersebut? Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjelaskan fenomena ini.
Pertama, kemungkinan adanya batch yang cacat dari beberapa SSD yang dipasarkan di regional tertentu. Dalam proses produksi perangkat elektronik, tidak menutup kemungkinan adanya produk yang mengalami cacat produksi. Jika ada sejumlah SSD yang memiliki cacat produksi dan dipasarkan di wilayah yang sama, maka wajar jika ada laporan kerusakan yang muncul secara bersamaan.
Kedua, faktor usia dan penggunaan SSD. Seperti halnya perangkat elektronik lainnya, SSD juga memiliki usia pakai. Semakin sering SSD digunakan untuk membaca dan menulis data, semakin cepat pula usia pakainya berkurang. Jika SSD sudah digunakan dalam jangka waktu yang lama atau digunakan secara intensif, maka kemungkinan besar SSD tersebut akan mengalami penurunan performa atau bahkan kerusakan.
Ketiga, masalah kompatibilitas antara SSD dan sistem operasi. Meskipun SSD secara umum kompatibel dengan Windows 11, namun ada kemungkinan bahwa beberapa model SSD tertentu memiliki masalah kompatibilitas dengan sistem operasi tersebut. Masalah kompatibilitas ini bisa menyebabkan berbagai masalah, termasuk kerusakan data atau bahkan kerusakan fisik pada SSD.
Keempat, masalah driver atau firmware SSD. Driver dan firmware merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengoperasikan SSD. Jika driver atau firmware SSD mengalami masalah, maka kinerja SSD bisa terganggu. Dalam beberapa kasus, masalah driver atau firmware bahkan bisa menyebabkan kerusakan pada SSD.
Kelima, faktor eksternal seperti tegangan listrik yang tidak stabil atau suhu yang terlalu tinggi. Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak komponen elektronik, termasuk SSD. Suhu yang terlalu tinggi juga dapat memperpendek usia pakai SSD dan meningkatkan risiko kerusakan.
Dengan berbagai kemungkinan penyebab tersebut, sulit untuk menyimpulkan bahwa pembaruan Windows 11 adalah penyebab utama kerusakan SSD. Meskipun demikian, tidak ada salahnya untuk tetap berhati-hati dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi SSD Anda.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan dan memperpanjang usia pakai SSD Anda:
- Pastikan Anda selalu menggunakan driver dan firmware SSD yang terbaru. Perbarui driver dan firmware secara berkala untuk memastikan SSD Anda berfungsi dengan optimal dan terhindar dari masalah kompatibilitas.
- Hindari mengisi SSD hingga penuh. Usahakan untuk selalu menyisakan ruang kosong minimal 20% dari kapasitas total SSD. Hal ini akan membantu SSD untuk melakukan proses wear leveling dengan lebih baik dan memperpanjang usia pakainya.
- Defragmentasi HDD, bukan SSD. Defragmentasi adalah proses untuk menyusun ulang file-file yang tersebar di dalam hard disk agar lebih teratur. Proses ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja HDD, namun tidak disarankan untuk dilakukan pada SSD. Defragmentasi pada SSD justru dapat memperpendek usia pakainya.
- Aktifkan fitur TRIM. Fitur TRIM berfungsi untuk memberitahu SSD tentang blok data mana yang tidak lagi digunakan dan dapat dihapus. Dengan mengaktifkan fitur TRIM, Anda dapat membantu SSD untuk melakukan proses garbage collection dengan lebih efisien dan memperpanjang usia pakainya.
- Jaga suhu SSD tetap stabil. Pastikan sistem pendingin komputer Anda berfungsi dengan baik dan dapat menjaga suhu SSD tetap stabil. Hindari menempatkan komputer di tempat yang panas atau lembab.
- Gunakan SSD yang berkualitas. Pilih SSD dari merek yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. SSD yang berkualitas biasanya memiliki daya tahan yang lebih baik dan lebih sedikit risiko mengalami kerusakan.
- Backup data secara berkala. Lakukan backup data secara berkala untuk mengantisipasi jika terjadi kerusakan pada SSD. Dengan memiliki backup data, Anda tidak perlu khawatir kehilangan data penting jika SSD Anda rusak.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menjaga kesehatan dan memperpanjang usia pakai SSD Anda. Meskipun tuduhan mengenai pembaruan Windows 11 yang menyebabkan kerusakan SSD belum terbukti kebenarannya, namun tidak ada salahnya untuk tetap berhati-hati dan mengambil langkah-langkah pencegahan. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.