Senin, 18 Agustus 2025, Persijap Jepara mencetak kemenangan sensasional atas Persib Bandung dalam pekan kedua BRI Super League 2025/2026 dengan skor 2-1. Laga berlangsung sengit, dengan Carlos Franca membuka skor untuk Persijap pada menit ke-67. Persib menyamakan kedudukan lewat penalti Willian setelah kiper Persijap, Rodrigo Moura, melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Namun, di masa tambahan waktu, Sudi Abdallah menghadirkan gol kemenangan bagi Persijap lewat serangan balik cepat. Kemenangan ini mengejutkan banyak pihak, sementara bobotoh yang hadir dan pengguna media sosial menyuarakan kekecewaan atas performa dan strategi Persib di bawah pelatih Bojan Hodak. Kekalahan ini menjadi peringatan agar Persib segera bangkit dan memperbaiki permainan.
Kemenangan dramatis Persijap Jepara atas Persib Bandung di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, pada Senin malam, 18 Agustus 2025, mengirimkan gelombang kejut di seluruh jagat sepak bola Indonesia. Lebih dari sekadar tiga poin, kemenangan ini adalah pernyataan tegas dari tim yang dianggap sebagai underdog, sebuah bukti bahwa semangat juang dan strategi yang tepat dapat mengalahkan tim yang bertabur bintang dan sejarah gemilang seperti Persib.
Pertandingan ini diprediksi akan menjadi ajang unjuk gigi bagi Persib Bandung, yang datang dengan status juara bertahan BRI Super League dan ambisi besar untuk mempertahankan gelar. Namun, Persijap Jepara, yang baru promosi ke liga utama, memiliki rencana lain. Mereka tidak gentar menghadapi nama besar Persib, dan tampil dengan semangat pantang menyerah di hadapan pendukung setianya.
Sejak peluit awal dibunyikan, tensi pertandingan sudah terasa tinggi. Persib mencoba mendominasi penguasaan bola, namun Persijap bermain disiplin dalam bertahan dan sangat efektif dalam melakukan serangan balik. Beberapa kali, lini pertahanan Persib dibuat kerepotan oleh kecepatan dan kelincahan para pemain depan Persijap.
Kebuntuan akhirnya pecah di menit ke-67. Carlos Franca, penyerang asal Brasil yang menjadi andalan Persijap, berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang Persib dan melepaskan tendangan keras yang tidak mampu dihalau oleh kiper Persib, Teja Paku Alam. Stadion Gelora Bumi Kartini bergemuruh, para pendukung Persijap bersorak kegirangan menyambut gol pembuka tersebut.
Tertinggal satu gol, Persib meningkatkan intensitas serangan. Pelatih Bojan Hodak melakukan beberapa perubahan taktik dan memasukkan pemain-pemain bertipe menyerang. Usaha mereka membuahkan hasil di menit ke-78. Willian, pemain sayap lincah Persib, dijatuhkan oleh kiper Persijap, Rodrigo Moura, di kotak terlarang. Wasit tanpa ragu menunjuk titik putih. Willian sendiri maju sebagai algojo dan sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna. Skor imbang 1-1.
Pertandingan semakin seru di sisa waktu normal. Kedua tim saling jual beli serangan, namun tidak ada gol tambahan yang tercipta. Ketika banyak yang mengira pertandingan akan berakhir imbang, Sudi Abdallah muncul sebagai pahlawan bagi Persijap. Di masa tambahan waktu, melalui sebuah serangan balik cepat yang mematikan, Sudi Abdallah berhasil melewati beberapa pemain bertahan Persib dan melepaskan tendangan mendatar yang menghujam gawang Teja Paku Alam. Gol! Stadion Gelora Bumi Kartini meledak dalam euforia. Persijap unggul 2-1.
Sisa waktu pertandingan tidak cukup bagi Persib untuk membalas gol tersebut. Peluit panjang akhirnya dibunyikan, menandakan kemenangan dramatis Persijap Jepara atas Persib Bandung. Para pemain Persijap langsung bersujud syukur di lapangan, sementara para pendukung mereka meluapkan kegembiraan dengan bernyanyi dan menari.
Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Persib Bandung. Para pemain tampak lesu dan kecewa, sementara para bobotoh yang hadir di stadion dan yang menyaksikan pertandingan melalui layar kaca, menyuarakan kekecewaan mereka. Tagar #HodakOut bahkan sempat menjadi trending topic di media sosial, menunjukkan betapa besar kekecewaan para bobotoh terhadap performa dan strategi yang diterapkan oleh pelatih Bojan Hodak.
Beberapa faktor disinyalir menjadi penyebab kekalahan Persib. Pertama, lini belakang Persib tampil kurang solid dan sering melakukan kesalahan elementer. Kedua, lini tengah Persib gagal mengontrol permainan dan kurang kreatif dalam membangun serangan. Ketiga, para pemain depan Persib kurang efektif dalam memanfaatkan peluang yang ada.
Selain itu, penampilan gemilang Persijap Jepara juga patut diacungi jempol. Mereka bermain dengan semangat juang yang tinggi, disiplin dalam bertahan, dan sangat efektif dalam melakukan serangan balik. Carlos Franca dan Sudi Abdallah menjadi bintang dalam pertandingan ini, berkat gol-gol krusial yang mereka cetak. Kiper Rodrigo Moura juga tampil cukup baik, meskipun melakukan pelanggaran yang berujung penalti bagi Persib.
Kemenangan ini menjadi modal berharga bagi Persijap Jepara untuk menghadapi pertandingan-pertandingan selanjutnya di BRI Super League 2025/2026. Mereka telah membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan tim-tim besar, dan berpotensi menjadi kuda hitam dalam kompetisi ini.
Sementara itu, bagi Persib Bandung, kekalahan ini menjadi peringatan keras. Mereka harus segera berbenah dan memperbaiki segala kekurangan, jika ingin mempertahankan gelar juara dan memenuhi ekspektasi para bobotoh. Pelatih Bojan Hodak harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim, dan mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Kekalahan ini juga menjadi pelajaran berharga bagi para pemain Persib. Mereka harus belajar dari kesalahan, meningkatkan mentalitas, dan bermain dengan lebih fokus dan disiplin di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Dukungan dari para bobotoh sangat dibutuhkan untuk membangkitkan semangat tim dan meraih hasil yang lebih baik.
Pertandingan antara Persijap Jepara dan Persib Bandung ini akan selalu dikenang sebagai salah satu pertandingan paling dramatis dan mengejutkan dalam sejarah BRI Super League. Kemenangan Persijap menjadi bukti bahwa dalam sepak bola, segala sesuatu bisa terjadi. Semangat juang, strategi yang tepat, dan dukungan dari para pendukung setia, dapat mengalahkan segala rintangan dan mewujudkan mimpi.
Oleh Pradipta Rama Baskara pada 19 August 2025, 17:07 WIB.