Viral Dokter Serukan ‘Darurat Seblak’ Gara-gara Pasiennya Kena Radang Lambung

  • Maskobus
  • Sep 05, 2025

Kisah seorang dokter yang menangani pasien berusia 21 tahun dengan berbagai keluhan, mulai dari demam, batuk, mual, muntah, sakit perut, hingga kehilangan nafsu makan, menjadi viral di media sosial. Dokter tersebut, dr. Mariska Haris dari Bandung, mengungkapkan melalui akun TikTok pribadinya bahwa pasiennya rutin mengonsumsi seblak setiap hari, bahkan bisa sampai dua kali sehari. Mirisnya, pasien tersebut hanya makan nasi sekali sehari, dan jika tidak berselera, ia tidak makan nasi sama sekali. Berdasarkan diagnosis dokter, pasien mengalami gastritis erosif, yaitu peradangan pada lambung yang menyebabkan luka.

Setelah diobservasi selama 14 jam, kondisi pasien membaik dan ia diperbolehkan pulang. Kejadian ini memicu perdebatan mengenai bahaya konsumsi seblak berlebihan. Seblak, makanan pedas yang populer di kalangan anak muda, memang menggugah selera. Namun, konsumsi berlebihan tanpa diimbangi nutrisi yang seimbang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Risiko utama dari konsumsi seblak berlebihan berasal dari bahan-bahan olahan beku, terutama kerupuk yang menjadi bahan dasar seblak. Dokter Mariska menyarankan untuk mengganti topping seblak dengan bahan yang lebih segar seperti seafood atau sayuran, serta membatasi penggunaan sambal. Ia menekankan bahwa konsumsi seblak sebenarnya tidak dilarang, asalkan tidak berlebihan dan tetap mengutamakan konsumsi makanan bergizi seimbang. Idealnya, seblak dikonsumsi satu atau dua kali seminggu, dengan nasi tetap sebagai makanan pokok utama.

Ahli gizi, dr. Tan Shot Yen, menambahkan bahwa kerupuk sebagai bahan utama seblak tidak hanya miskin nutrisi, tetapi juga mengandung garam yang tinggi. Hal ini menjadi perhatian serius karena masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi jajanan tidak sehat, termasuk gorengan, secara berlebihan. Kebiasaan makan yang buruk ini dapat mengakibatkan masalah gizi jangka panjang. Konsumen seblak seringkali bukan merupakan pemakan makanan sehat, sehingga akumulasi pangan yang tidak seimbang memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Senada dengan pendapat tersebut, spesialis penyakit dalam, dr. Aru Ariadno, SpPD, menjelaskan bahwa seblak umumnya tidak sehat karena kandungan kalori, lemak, dan garam yang tinggi. Bumbu yang terlalu pedas dan berminyak dapat mengiritasi lambung dan memicu sakit maag. Konsumsi seblak berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, dan gangguan pencernaan.

Viral Dokter Serukan 'Darurat Seblak' Gara-gara Pasiennya Kena Radang Lambung

Lantas, apa sebenarnya gastritis erosif dan bagaimana seblak bisa memicu kondisi ini? Gastritis adalah peradangan pada lapisan pelindung lambung yang disebut mukosa. Mukosa berfungsi melindungi lambung dari asam, enzim, dan mikroorganisme yang masuk setiap hari. Gastritis erosif terjadi ketika peradangan merusak lapisan pelindung lambung hingga menimbulkan luka. Pemicunya bisa berupa zat kimia seperti asam lambung, empedu, alkohol, atau obat-obatan tertentu.

Dokter Aru menjelaskan bahwa konsumsi seblak berlebihan, terutama dengan bumbu yang terlalu pedas dan dalam kondisi dinding lambung yang tidak baik, dapat memicu terjadinya gastritis erosif. Pedasnya cabai dan tingginya kandungan garam pada seblak dapat mengiritasi lapisan lambung, memperparah peradangan, dan menyebabkan luka.

Kasus pasien yang viral ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih makanan. Seblak memang lezat dan menggugah selera, tetapi konsumsi berlebihan tanpa diimbangi nutrisi yang seimbang dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Berikut adalah beberapa tips untuk menikmati seblak dengan lebih sehat:

  1. Batasi frekuensi konsumsi seblak: Idealnya, konsumsi seblak tidak lebih dari satu atau dua kali seminggu.
  2. Pilih topping yang lebih sehat: Ganti topping kerupuk dengan bahan-bahan segar seperti sayuran, seafood, atau daging tanpa lemak.
  3. Kurangi penggunaan sambal: Jika tidak tahan pedas, kurangi jumlah sambal yang digunakan atau minta penjual untuk membuat seblak dengan tingkat kepedasan yang lebih rendah.
  4. Perhatikan kebersihan dan kualitas bahan: Pastikan seblak yang Anda konsumsi dibuat dengan bahan-bahan yang segar dan bersih. Hindari membeli seblak dari tempat yang kurang terjamin kebersihannya.
  5. Imbangi dengan makanan bergizi seimbang: Pastikan Anda mengonsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari, termasuk nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan.
  6. Hindari konsumsi seblak saat perut kosong: Makan seblak saat perut kosong dapat meningkatkan risiko iritasi lambung.
  7. Minum air putih yang cukup: Air putih membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah dehidrasi akibat konsumsi makanan pedas.
  8. Perhatikan kondisi tubuh: Jika Anda memiliki riwayat penyakit maag atau gangguan pencernaan lainnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi seblak.

Selain tips di atas, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang. Edukasi mengenai makanan sehat dan bergizi perlu digencarkan agar masyarakat lebih bijak dalam memilih makanan dan terhindar dari masalah kesehatan akibat pola makan yang buruk. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi yang akurat dan mudah dipahami mengenai gizi seimbang.

Kasus "darurat seblak" ini menjadi momentum untuk merefleksikan kembali kebiasaan makan kita. Jangan hanya terpaku pada makanan yang enak dan kekinian, tetapi juga perhatikan kandungan gizi dan dampaknya bagi kesehatan. Dengan memilih makanan yang sehat dan bergizi seimbang, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan terhindar dari berbagai penyakit. Ingat, kesehatan adalah investasi yang paling berharga. Jangan sampai kenikmatan sesaat mengorbankan kesehatan jangka panjang. Mari bijak dalam memilih makanan dan menjaga kesehatan tubuh kita!

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :