Viral Pembantu Ngaku Jadi Anak Majikan, Netizen: Malu Banget!

  • Maskobus
  • Sep 01, 2025

Kisah seorang asisten rumah tangga (ART) berusia 21 tahun yang mendadak mengaku sebagai anak dari majikannya sendiri telah menggemparkan jagat maya. Pengakuan yang bak adegan sinetron ini sontak menuai beragam reaksi dari warganet, mulai dari keheranan, cibiran, hingga rasa malu. Perilaku ART tersebut semakin menjadi sorotan setelah ia kedapatan kerap mengenakan barang-barang milik majikannya, termasuk pakaian, aksesori, hingga seragam sekolah anak-anak majikannya yang jelas-jelas tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya. Aksi nyeleneh ini tak ayal memicu perdebatan sengit di kalangan netizen, yang mempertanyakan motif di balik tindakan sang ART dan menyayangkan dampaknya terhadap citra profesi ART secara keseluruhan.

Awal mula viralnya kisah ini bermula dari unggahan di platform TikTok yang memperlihatkan serangkaian video dan foto yang menampilkan tingkah laku aneh sang ART. Dalam salah satu video, terlihat ART tersebut mengenakan gaun mewah milik majikannya yang tampak kebesaran di tubuhnya. Di video lain, ia terlihat mengenakan sepatu anak-anak yang jelas-jelas kekecilan, namun tetap dipaksakan untuk dipakai. Puncaknya, ART tersebut tertangkap kamera mengenakan seragam sekolah anak majikannya, lengkap dengan tas dan topi. Unggahan ini dengan cepat menyebar luas dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.

Reaksi netizen terhadap aksi ART ini sangat beragam. Sebagian besar выражают keheranan dan ketidakpercayaan atas tindakan yang dianggap tidak lazim dan bahkan menyeramkan. Mereka mempertanyakan motif di balik pengakuan palsu dan perilaku aneh sang ART. Beberapa netizen bahkan berspekulasi bahwa ART tersebut memiliki gangguan kejiwaan atau sedang berusaha mencari perhatian.

"Ini beneran ada ya orang kayak gini? Kok bisa sih kepikiran ngaku-ngaku jadi anak majikan? Apa nggak malu sama diri sendiri?" tulis seorang netizen dengan nada heran.

Viral Pembantu Ngaku Jadi Anak Majikan, Netizen: Malu Banget!

"Aneh banget kelakuannya. Udah gede kok masih kayak anak kecil yang pengen jadi orang lain. Nggak punya identitas diri apa?" timpal netizen lainnya.

Selain выражают keheranan, banyak pula netizen yang mengecam tindakan ART tersebut karena dianggap tidak menghormati privasi dan keamanan keluarga majikannya. Mereka menilai bahwa pengakuan palsu dan penggunaan barang-barang pribadi majikan tanpa izin adalah bentuk pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi.

"Ini udah keterlaluan sih. ART itu kan orang asing yang kita percaya untuk masuk ke rumah kita. Kalau kelakuannya kayak gini, gimana kita mau percaya lagi?" ujar seorang netizen dengan nada kesal.

"Privasi keluarga itu penting. Nggak seharusnya ART ikut campur urusan pribadi majikannya, apalagi sampai ngaku-ngaku jadi anak segala," tambah netizen lainnya.

Tak hanya itu, beberapa netizen juga menyayangkan dampak dari viralnya kisah ini terhadap citra profesi ART secara keseluruhan. Mereka khawatir bahwa tindakan seorang ART dapat mencoreng nama baik seluruh ART lainnya yang bekerja dengan jujur dan profesional.

"Gara-gara kelakuan satu orang, semua ART jadi kena imbasnya. Padahal banyak ART yang baik-baik dan kerja dengan tulus," keluh seorang netizen yang mengaku sebagai seorang ART.

"Sebagai seorang ART, saya malu banget lihat berita ini. Semoga majikan nggak jadi curigaan sama ART gara-gara kejadian ini," timpal netizen lainnya.

Di sisi lain, ada pula netizen yang mencoba melihat permasalahan ini dari sudut pandang yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa majikan juga memiliki tanggung jawab untuk memilih ART yang tepat dan memberikan pembinaan yang memadai. Beberapa netizen bahkan menyalahkan majikan karena mempekerjakan ART yang masih terlalu muda dan belum memiliki kematangan emosional.

"Mungkin ART ini masih labil karena umurnya masih muda. Seharusnya majikan lebih selektif dalam memilih ART dan memberikan pembinaan yang baik," saran seorang netizen.

"Umur 21 tahun itu masih rentan. Seharusnya majikan nggak langsung percaya begitu saja sama ART yang masih muda," tambah netizen lainnya.

Menanggapi beragam komentar yang bermunculan, beberapa psikolog memberikan penjelasan mengenai kemungkinan motif di balik tindakan ART tersebut. Menurut mereka, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk faktor psikologis, sosial, dan ekonomi.

"Dalam kasus ini, ada kemungkinan ART tersebut memiliki masalah identitas diri atau merasa kurang dihargai. Ia mungkin berusaha mencari perhatian atau validasi dengan cara yang salah," ujar seorang psikolog.

"Selain itu, faktor ekonomi juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. ART tersebut mungkin berasal dari keluarga yang kurang mampu dan merasa iri dengan kehidupan majikannya. Ia mungkin berusaha merasakan kehidupan yang lebih baik dengan cara mengenakan barang-barang milik majikannya," tambah psikolog lainnya.

Terlepas dari motif di baliknya, tindakan ART tersebut tetap tidak dapat dibenarkan. Pengakuan palsu dan penggunaan barang-barang pribadi majikan tanpa izin adalah bentuk pelanggaran yang dapat merugikan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menghormati hak-hak orang lain dan bertindak sesuai dengan norma dan etika yang berlaku.

Kisah viral ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, terutama bagi para majikan yang mempekerjakan ART. Penting untuk memilih ART yang tepat, memberikan pembinaan yang memadai, dan menjaga komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman atau masalah di kemudian hari. Selain itu, penting juga untuk menghargai privasi dan hak-hak ART sebagai manusia, serta memberikan upah yang layak dan kondisi kerja yang baik agar mereka dapat bekerja dengan nyaman dan profesional.

Bagi para ART, kisah ini menjadi pengingat untuk selalu bekerja dengan jujur, profesional, dan bertanggung jawab. Jangan mudah tergiur dengan kehidupan orang lain dan tetap fokus pada tujuan hidup masing-masing. Ingatlah bahwa setiap pekerjaan memiliki nilai dan martabatnya sendiri. Dengan bekerja keras dan jujur, kita dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan tanpa harus merugikan orang lain.

Kasus ini juga menyoroti pentingnya literasi media sosial. Netizen diharapkan lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh berita yang belum tentu benar. Sebelum menyebarkan informasi, pastikan kebenarannya terlebih dahulu dan hindari menyebarkan ujaran kebencian atau komentar negatif yang dapat merugikan orang lain.

Sebagai penutup, kisah viral ART yang mengaku sebagai anak majikan ini menjadi cermin bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berkomunikasi. Mari kita jaga privasi dan hak-hak orang lain, serta bekerja dengan jujur dan profesional. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghormati.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :