Wanita Berduit Rp 21 Triliun Ini Ungkap Orang Tuanya Kecewa

  • Maskobus
  • Sep 03, 2025

Lucy Guo, wanita termuda di dunia yang berhasil membangun kerajaan bisnisnya sendiri hingga bernilai miliaran dolar, baru-baru ini membuka diri tentang masa kecilnya yang penuh motivasi dan perjuangan. Dengan kekayaan mencapai USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 21 triliun, Guo mengakui bahwa didikan orang tuanya yang hemat dan fokus pada pendidikan menjadi pendorong utama kesuksesannya. Namun, di balik gemerlap kekayaan dan pencapaiannya, tersimpan pula kisah kekecewaan orang tua yang sempat tidak setuju dengan keputusannya untuk keluar dari bangku kuliah.

Guo, yang dinobatkan oleh Forbes sebagai miliarder termuda yang merintis usaha sendiri, memulai perjalanan bisnisnya dengan mendirikan Scale AI, sebuah perusahaan di bidang kecerdasan buatan yang kemudian diakuisisi oleh Meta (Facebook) dalam kesepakatan senilai USD 25 miliar. Setelah kesuksesan Scale AI, Guo tidak berhenti berinovasi. Ia mendirikan Passes, sebuah platform monetisasi untuk kreator konten yang diluncurkan pada tahun 2022. Selain itu, ia juga mendirikan perusahaan modal ventura bernama Backend Ventures, yang berinvestasi pada startup tahap awal.

Lahir dan besar di Fremont, California, Guo dibesarkan oleh orang tua imigran asal China. Ia mengenang bagaimana orang tuanya selalu menekankan pentingnya pendidikan dan uang. "Orang tua saya selalu menekankan pentingnya pendidikan dan uang. Dalam hal pendidikan, saya memang dipaksa untuk memiliki prestasi akademik yang baik. Mereka memasukkan saya dalam kompetisi Abacus," ungkap Guo.

Tekanan untuk berprestasi secara akademis memang menjadi bagian dari masa kecil Guo. Ia selalu dituntut untuk mendapatkan nilai bagus dan mengikuti berbagai kompetisi. Namun, di balik tuntutan tersebut, Guo juga merasakan kasih sayang dan dukungan dari orang tuanya yang ingin memberikan masa depan yang lebih baik baginya.

Setelah lulus sekolah menengah, Guo melanjutkan pendidikannya di Carnegie Mellon University, mengambil jurusan Ilmu Komputer. Namun, setelah dua tahun kuliah, Guo membuat keputusan yang mengejutkan dan mengecewakan orang tuanya: ia memutuskan untuk keluar dari kuliah.

Wanita Berduit Rp 21 Triliun Ini Ungkap Orang Tuanya Kecewa

"Mereka mengorbankan segalanya untuk imigrasi dari China ke Amerika demi memberi anak-anak masa depan lebih baik, dan karena pendidikan memberi mereka segalanya dalam hidup, bagi anak-anak mereka untuk tiba-tiba melepaskan pendidikan ketika hampir selesai rasanya seperti tamparan," jelas Guo.

Keputusan Guo untuk keluar dari kuliah tidak datang begitu saja. Ia merasa bahwa sistem pendidikan formal tidak sesuai dengan gaya belajarnya dan menghambat kreativitasnya. Ia ingin belajar dengan cara yang lebih praktis dan langsung terlibat dalam dunia bisnis.

Setelah keluar dari kuliah, Guo memutuskan untuk mengikuti Thiel Fellowship, sebuah program yang diluncurkan oleh miliarder pendiri PayPal, Peter Thiel. Program ini menawarkan USD 200.000 kepada kaum muda untuk membangun perusahaan inovatif. Guo melihat Thiel Fellowship sebagai kesempatan emas untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang pengusaha sukses.

Namun, keputusannya untuk mengikuti Thiel Fellowship justru semakin memperburuk hubungannya dengan orang tuanya. Mereka merasa bahwa Guo telah menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan gelar sarjana dan mengejar karir yang lebih stabil.

"Saya pikir mereka menganggap itu tanda bahwa saya tidak mencintai mereka dan mereka tidak terlalu senang, padahal saya hanya bertaruh pada diri sendiri dan memilih untuk mengoptimalkan apa yang saya pikir akan menjadi masa depan yang lebih baik bagi diri sendiri," kata Guo.

Meskipun dikecewakan oleh keputusannya, Guo tetap teguh pada pendiriannya. Ia yakin bahwa ia bisa meraih kesuksesan tanpa gelar sarjana. Ia membuktikan keyakinannya dengan kerja keras dan dedikasi.

Sejak kecil, Guo memang sudah memiliki jiwa wirausaha yang kuat. Ia selalu mencari cara untuk menghasilkan uang. Orang tuanya yang hidup hemat juga memotivasinya untuk bekerja keras dan mandiri secara finansial.

"Tapi mereka selalu menekankan memiliki uang itu penting, jadi saya akan mencari cara menghasilkan uang di taman bermain. Saya akan menukar kartu Pokemon dan kemudian menjualnya. Saya akan menjual pensil warna, apa pun yang bisa saya temukan," kenang Guo.

Bahkan, ketika masih duduk di kelas dua sekolah dasar, Guo sudah memiliki rekening PayPal sendiri untuk menyimpan uang hasil jerih payahnya. Ia belajar bagaimana mengelola keuangan sejak usia dini.

Seiring berjalannya waktu, Guo semakin mengembangkan kemampuan bisnisnya. Ia mulai memanfaatkan internet untuk mencari peluang bisnis. Ia menjadi penggemar game Neopets dan menggunakan forum untuk menjual makhluk Neopet virtual dan mata uang Neopoints dalam game.

"Saya mendapatkan hewan peliharaan langka, barang langka, dan menjualnya kembali dengan uang sungguhan," kata Guo.

Ia juga membuat bot untuk menipu dalam permainan dan menjualnya. Dari situ, ia mulai mencari cara lain untuk menghasilkan uang di internet, seperti membuat situs web menggunakan Google AdSense dan membuat alat pemasaran internet.

Guo mengakui bahwa ia menghabiskan sebagian besar waktunya di depan komputer saat tumbuh dewasa. Ia tidak terlalu aktif dalam kegiatan sosial karena orang tuanya tidak mengizinkannya untuk bergaul dengan teman-temannya.

"Saya rasa saya orang yang cukup sosial, tapi karena saya tak terlalu keren atau tidak diizinkan bersosialisasi, saya menghabiskan hampir seluruh waktu saya di depan komputer saat tumbuh dewasa," kata Guo. "Satu-satunya kesenangan yang bisa saya dapatkan adalah di komputer."

Guo percaya bahwa jika ia lebih aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki lebih banyak teman, hidupnya akan berbeda. Namun, ia juga menyadari bahwa kesendirian dan keterbatasannya justru memacu kreativitasnya dan membantunya fokus pada pengembangan diri.

Kisah Lucy Guo adalah kisah tentang seorang wanita muda yang berani mengambil risiko dan mengejar impiannya. Ia tidak takut untuk berbeda dan tidak terpaku pada norma-norma yang ada. Dengan kerja keras, dedikasi, dan keyakinan pada diri sendiri, ia berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa.

Meskipun sempat mengecewakan orang tuanya, Guo membuktikan bahwa keputusannya untuk keluar dari kuliah adalah keputusan yang tepat. Ia berhasil membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

Kisah Guo juga mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Tidak semua orang harus mengikuti jalur yang sama untuk meraih kesuksesan. Yang terpenting adalah menemukan passion kita, bekerja keras, dan tidak pernah menyerah pada impian kita.

Selain itu, kisah Guo juga menyoroti pentingnya dukungan keluarga. Meskipun sempat tidak setuju dengan keputusannya, orang tua Guo tetap memberikan dukungan moral dan finansial kepadanya. Dukungan keluarga sangat penting bagi kesuksesan seseorang, terutama ketika mereka menghadapi tantangan dan kesulitan.

Kini, Lucy Guo telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pengusaha muda paling sukses di dunia. Ia terus berinovasi dan menciptakan produk-produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga aktif berinvestasi pada startup tahap awal dan membantu para pengusaha muda lainnya untuk mewujudkan impian mereka.

Dengan kekayaan yang dimilikinya, Guo tidak hanya menikmati kesenangan pribadi. Ia juga menggunakan kekayaannya untuk membantu orang lain dan memberikan dampak positif bagi dunia. Ia adalah contoh nyata dari seorang pengusaha sukses yang peduli terhadap sesama dan lingkungan.

Kisah Lucy Guo adalah kisah inspiratif yang mengajarkan kita tentang pentingnya kerja keras, dedikasi, keyakinan pada diri sendiri, dan dukungan keluarga. Ia adalah bukti bahwa siapa pun bisa meraih kesuksesan, asalkan mereka memiliki impian yang besar dan berani berjuang untuk mewujudkannya.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :