Warga China Makin Tinggalkan Merek Ponsel Asing, Ini Alasannya

  • Maskobus
  • Aug 21, 2025

Penjualan ponsel pintar (HP) merek asing di China mengalami penurunan signifikan, mengindikasikan pergeseran preferensi konsumen yang semakin condong ke produk dalam negeri. Fenomena ini tercermin dari penurunan saham Apple sebesar 0,5% setelah data menunjukkan penurunan tajam dalam penjualan ponsel merek asing di pasar China, yang merupakan salah satu pasar utama bagi perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat tersebut.

Data terbaru dari China Academy of Information and Communications Technology (CAICT), sebuah badan riset yang berafiliasi dengan pemerintah China, mengungkapkan bahwa pengiriman smartphone merek asing di China mengalami penurunan sebesar 31,3% secara year-on-year (YoY) pada bulan Juni. Penurunan ini menunjukkan bahwa merek-merek ponsel lokal semakin mendominasi pasar domestik, menggerogoti pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai oleh pemain asing.

Secara lebih rinci, pengiriman ponsel merek asing, termasuk iPhone, merosot menjadi 1,971 juta unit pada bulan Juni, dibandingkan dengan angka 2,869 juta unit pada bulan yang sama tahun lalu. Penurunan ini terjadi seiring dengan perlambatan di pasar smartphone China secara keseluruhan, di mana total penjualan ponsel turun 9,3% menjadi 22,598 juta unit pada bulan Juni. Meskipun pasar secara keseluruhan mengalami kontraksi, merek-merek lokal tampaknya lebih mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasar mereka.

Kebangkitan merek-merek ponsel lokal di China tidak terjadi secara tiba-tiba. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan seperti Huawei, Xiaomi, OPPO, dan Vivo telah berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan (R&D), inovasi produk, dan strategi pemasaran yang agresif. Hasilnya, mereka mampu menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dengan fitur-fitur canggih yang menarik bagi konsumen China.

Pada kuartal kedua (Q2) 2025, Huawei berhasil merebut kembali posisi teratas di pasar smartphone China dengan pangsa pasar 18%, mengirimkan 12,2 juta unit. Meskipun perusahaan ini menghadapi sanksi dari Amerika Serikat, fokus Huawei pada R&D dan inovasi telah memungkinkan mereka untuk mencapai pertumbuhan tahunan sebesar 15%. Hal ini menunjukkan bahwa Huawei mampu mengatasi tantangan eksternal dan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Warga China Makin Tinggalkan Merek Ponsel Asing, Ini Alasannya

Sementara itu, Xiaomi, OPPO, dan Vivo terus mendominasi segmen menengah ke atas pasar smartphone China. Xiaomi, khususnya, telah berhasil membangun ekosistem yang kuat yang mencakup perangkat wearable, AIoT (Artificial Intelligence of Things), dan bahkan kendaraan listrik (EV). Pendekatan berbasis ekosistem ini telah mendorong peningkatan pengiriman Xiaomi sebesar 3% secara tahunan, menunjukkan bahwa konsumen semakin tertarik pada merek-merek yang menawarkan lebih dari sekadar ponsel.

Di sisi lain, Apple, yang pernah menjadi pemimpin pasar di China, kini memegang pangsa pasar 15% setelah sebelumnya berada di posisi 13% pada kuartal pertama (Q1) 2025. Salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan Apple di China adalah harga premium produk-produknya, yang membuatnya tidak memenuhi syarat untuk subsidi pemerintah China.

Pemerintah China telah meluncurkan program subsidi yang menargetkan perangkat dengan harga di bawah USD 828. Program ini secara tidak proporsional menguntungkan merek-merek domestik seperti Xiaomi dan Huawei, yang menawarkan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau. Harga premium Apple membatasi aksesnya ke segmen penting ini, yang berkontribusi pada penurunan pangsa pasarnya.

Selain faktor harga, merek-merek domestik juga semakin agresif dalam menawarkan ekosistem terintegrasi kepada konsumen. Jaringan AIoT Xiaomi, HarmonyOS Huawei, dan ekspansi ritel offline OPPO menciptakan pengalaman pengguna yang sulit ditiru oleh merek-merek asing. Konsumen China semakin menghargai kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh ekosistem terintegrasi ini, yang mendorong mereka untuk memilih merek-merek lokal.

Merek-merek China juga memimpin dalam pengembangan fitur-fitur berbasis AI dan desain perangkat lipat. Huawei Mate X dan chipset XRing O1 Xiaomi, misalnya, membuktikan kemampuan mereka untuk melakukan diferensiasi di pasar yang ketat. Inovasi-inovasi ini menarik bagi konsumen yang mencari teknologi terbaru dan pengalaman pengguna yang unik.

Pergeseran preferensi konsumen China ke merek-merek lokal juga didorong oleh sentimen nasionalisme yang semakin kuat. Pemerintah China telah secara aktif mempromosikan merek-merek domestik dan menyerukan kepada warga negara untuk mendukung produk-produk buatan dalam negeri. Sentimen ini telah mendorong konsumen untuk memilih merek-merek lokal sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi nasional.

Selain itu, merek-merek lokal juga telah berhasil membangun citra merek yang kuat di kalangan konsumen China. Mereka telah berinvestasi dalam kampanye pemasaran yang efektif yang menyoroti kualitas, inovasi, dan nilai produk-produk mereka. Hasilnya, konsumen China semakin percaya pada merek-merek lokal dan menganggapnya sebagai alternatif yang layak untuk merek-merek asing.

Secara keseluruhan, penurunan penjualan ponsel merek asing di China merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor, termasuk persaingan yang semakin ketat dari merek-merek lokal, harga premium produk-produk asing, program subsidi pemerintah yang menguntungkan merek-merek lokal, preferensi konsumen terhadap ekosistem terintegrasi, inovasi dalam fitur-fitur berbasis AI dan desain perangkat lipat, sentimen nasionalisme yang semakin kuat, dan citra merek yang kuat dari merek-merek lokal.

Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang, karena merek-merek lokal terus berinvestasi dalam R&D, inovasi produk, dan strategi pemasaran yang agresif. Merek-merek asing perlu beradaptasi dengan lanskap pasar yang berubah ini jika mereka ingin mempertahankan pangsa pasar mereka di China. Mereka perlu menawarkan produk-produk yang kompetitif dengan harga yang terjangkau, membangun ekosistem terintegrasi, berinvestasi dalam inovasi, dan membangun citra merek yang kuat di kalangan konsumen China. Kegagalan untuk beradaptasi dapat mengakibatkan penurunan pangsa pasar yang lebih lanjut dan bahkan hilangnya posisi di pasar China.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :