Senin, 15 September 2025, Jalan Bandung di kawasan Cinere, Depok, lumpuh akibat banjir yang melanda. Genangan air setinggi betis orang dewasa ini menjadi penghalang bagi warga yang hendak melintas dari Cinere menuju Pondok Cabe, maupun sebaliknya. Meskipun demikian, banyak warga yang nekat menerobos banjir dengan sepeda motor, meskipun risiko motor mogok menghantui.
Banjir ini disebabkan oleh meluapnya Sungai Pesanggrahan, sungai yang memang kerap menjadi penyebab banjir di wilayah tersebut. Kondisi sungai yang memprihatinkan, dengan pendangkalan dan tumpukan sampah yang menggunung, memperparah situasi dan membuat air mudah meluap saat hujan deras mengguyur.
Salah satu warga yang menjadi korban keganasan banjir ini adalah Wedy, seorang pria berusia 38 tahun. Ia bernasib apes karena sepeda motornya langsung mogok setelah mencoba menerobos banjir. "Aduh, mogok! Padahal rumah saya dekat sini," keluhnya dengan nada putus asa. Ia terpaksa mendorong motornya yang mogok di tengah genangan air, berharap segera menemukan tempat aman untuk memperbaikinya.
Kejadian yang menimpa Wedy ini menjadi gambaran betapa berbahayanya nekat menerobos banjir dengan sepeda motor. Selain risiko motor mogok, bahaya lain seperti terseret arus, terjatuh, atau bahkan tersengat listrik juga mengintai. Namun, karena kebutuhan dan keterbatasan pilihan, banyak warga yang tetap memilih untuk menerobos banjir, meskipun sadar akan risikonya.
Menurut Cak Singo, seorang relawan yang aktif di kawasan tersebut, banjir di Jalan Bandung sudah terjadi sejak subuh. Ia menjelaskan bahwa penyebab utama banjir bukanlah kiriman air dari wilayah lain, melainkan kondisi Sungai Pesanggrahan yang sudah sangat memprihatinkan. "Ini memang akses aliran air. Jadi banjir sering terjadi karena sungai dangkal dan banyak sampah," ujarnya dengan nada prihatin.
Cak Singo berharap agar pihak terkait segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah banjir di kawasan tersebut. Ia mendesak agar dilakukan normalisasi sungai, yaitu proses pengerukan dan pelebaran sungai untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menampung air. Selain itu, ia juga meminta agar dilakukan penertiban terhadap bangunan-bangunan liar yang berdiri di bantaran sungai, karena keberadaan bangunan-bangunan ini semakin mempersempit ruang sungai dan memperparah risiko banjir.
Selain normalisasi sungai, Cak Singo juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama sungai. Ia mengimbau agar warga tidak membuang sampah ke sungai, karena sampah-sampah inilah yang menjadi salah satu penyebab utama pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran air. "Mari kita jaga sungai kita, jangan buang sampah sembarangan. Kalau sungai bersih, banjir juga tidak akan sering terjadi," ajaknya dengan penuh harap.
Banjir di Jalan Bandung tidak hanya berdampak pada pengendara sepeda motor, tetapi juga pada pengendara mobil dan kendaraan lainnya. Banyak kendaraan yang terpaksa memutar balik karena tidak berani menerobos banjir. Akibatnya, terjadi kemacetan parah di sekitar lokasi banjir. Para pengemudi yang terjebak macet hanya bisa pasrah dan berharap agar banjir segera surut.
Banjir ini juga berdampak pada aktivitas ekonomi di sekitar Jalan Bandung. Banyak toko dan warung yang terpaksa tutup karena terendam banjir. Para pedagang tidak bisa berjualan, sementara para pembeli juga enggan datang karena akses jalan yang terputus. Akibatnya, para pedagang mengalami kerugian yang cukup besar.
Pemerintah Kota Depok sebenarnya sudah berupaya untuk mengatasi masalah banjir di kawasan Cinere. Beberapa waktu lalu, pemerintah kota telah melakukan perbaikan drainase di sekitar Jalan Bandung. Namun, perbaikan drainase ini ternyata belum cukup efektif untuk mengatasi banjir, karena masalah utama banjir adalah kondisi Sungai Pesanggrahan yang sudah sangat memprihatinkan.
Pemerintah Kota Depok berjanji akan segera melakukan normalisasi Sungai Pesanggrahan. Namun, proses normalisasi sungai ini membutuhkan waktu dan anggaran yang tidak sedikit. Selain itu, pemerintah kota juga harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi karena Sungai Pesanggrahan merupakan sungai lintas wilayah.
Sambil menunggu normalisasi Sungai Pesanggrahan, pemerintah kota mengimbau agar warga tetap waspada terhadap potensi banjir. Warga diimbau untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan mengikuti arahan dari petugas terkait. Jika terjadi banjir, warga diimbau untuk segera mengungsi ke tempat yang aman.
Banjir di Jalan Bandung ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Pemerintah kota harus lebih serius dalam menangani masalah banjir, terutama dengan melakukan normalisasi sungai dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat juga harus lebih waspada terhadap potensi banjir dan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan masalah banjir di kawasan Cinere dapat segera teratasi.
Selain masalah banjir, warga Depok juga menghadapi masalah lain yang tidak kalah pelik, yaitu masalah kemacetan. Kemacetan di Depok sudah menjadi masalah kronis yang sulit diatasi. Setiap hari, jalan-jalan di Depok selalu dipadati oleh kendaraan, terutama pada jam-jam sibuk.
Kemacetan di Depok disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertumbuhan kendaraan yang pesat, infrastruktur jalan yang belum memadai, dan kurangnya transportasi publik yang representatif. Pemerintah Kota Depok sudah berupaya untuk mengatasi masalah kemacetan ini, antara lain dengan membangun jalan layang, memperlebar jalan, dan mengembangkan transportasi publik. Namun, upaya-upaya ini belum cukup efektif untuk mengatasi kemacetan, karena pertumbuhan kendaraan terus meningkat.
Untuk mengatasi masalah kemacetan di Depok, dibutuhkan solusi yang komprehensif dan terpadu. Pemerintah kota harus terus berupaya untuk meningkatkan infrastruktur jalan dan mengembangkan transportasi publik yang representatif. Selain itu, pemerintah kota juga harus menerapkan kebijakan yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, seperti penerapan sistem ganjil genap atau penerapan tarif parkir yang mahal.
Masyarakat juga harus berperan aktif dalam mengatasi masalah kemacetan di Depok. Masyarakat diimbau untuk menggunakan transportasi publik jika memungkinkan, atau berbagi kendaraan dengan teman atau tetangga. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak parkir sembarangan dan mematuhi peraturan lalu lintas.
Masalah banjir dan kemacetan adalah dua masalah utama yang dihadapi oleh warga Depok. Kedua masalah ini berdampak besar pada kualitas hidup warga Depok. Untuk mengatasi kedua masalah ini, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus lebih serius dalam menangani masalah banjir dan kemacetan, sementara masyarakat juga harus berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mematuhi peraturan lalu lintas. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan kualitas hidup warga Depok dapat meningkat.
Pemerintah Kota Depok juga perlu memperhatikan masalah lain yang dihadapi oleh warga, seperti masalah sampah, masalah air bersih, dan masalah kesehatan. Masalah-masalah ini juga berdampak pada kualitas hidup warga Depok. Pemerintah kota harus berupaya untuk mengatasi masalah-masalah ini dengan serius.
Selain itu, Pemerintah Kota Depok juga harus meningkatkan pelayanan publik, seperti pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan pelayanan administrasi. Pelayanan publik yang baik akan membuat warga Depok merasa nyaman dan puas.
Pemerintah Kota Depok harus menjadi pemerintah yang bersih, transparan, dan akuntabel. Pemerintah yang bersih akan dipercaya oleh masyarakat dan akan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Pemerintah yang transparan akan membuka diri terhadap kritik dan saran dari masyarakat. Pemerintah yang akuntabel akan bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan.
Dengan menjadi pemerintah yang bersih, transparan, dan akuntabel, Pemerintah Kota Depok akan mampu membangun Depok yang lebih baik. Depok yang lebih baik adalah Depok yang bebas dari banjir dan kemacetan, Depok yang bersih dan sehat, Depok yang memiliki pelayanan publik yang baik, dan Depok yang warganya hidup sejahtera.
Untuk mencapai Depok yang lebih baik, dibutuhkan kerja keras dan kerja sama dari semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan semua elemen masyarakat harus bersatu padu untuk membangun Depok yang lebih baik. Dengan bersatu padu, kita pasti bisa mencapai Depok yang kita impikan.