WHO: 1 Miliar Orang Idap Masalah Mental, Bunuh Diri Ancam Generasi Muda

  • Maskobus
  • Sep 10, 2025

Jakarta – Data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan: lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia saat ini hidup dengan gangguan kesehatan mental. Temuan ini, yang dipublikasikan bertepatan dengan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 September, menyoroti urgensi untuk mengatasi masalah kesehatan mental secara global, terutama di kalangan generasi muda yang semakin rentan. Laporan WHO juga menyoroti bahwa bunuh diri menjadi penyebab utama kematian di kalangan anak muda di berbagai negara dan latar belakang sosial ekonomi.

Catatan Penting: Depresi dan keinginan bunuh diri bukanlah masalah sepele. Kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segera hubungi profesional seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan jiwa. Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) menyediakan layanan konsultasi kesehatan jiwa di www.pdskji.org, termasuk pemeriksaan mandiri untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa.

Laporan WHO, yang terdiri dari dua bagian utama – World Mental Health Today dan Mental Health Atlas 2024 – memberikan gambaran komprehensif tentang kemajuan yang telah dicapai sekaligus mengungkap kesenjangan yang signifikan dalam penanganan kesehatan mental di seluruh dunia. Laporan ini menekankan bahwa transformasi layanan kesehatan mental merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling mendesak saat ini.

Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menyatakan bahwa temuan ini merupakan seruan untuk bertindak bagi semua negara untuk memprioritaskan kesehatan mental dan memastikan bahwa setiap orang, di mana pun mereka berada, memiliki akses ke layanan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau.

Jenis Gangguan Mental yang Paling Umum

WHO: 1 Miliar Orang Idap Masalah Mental, Bunuh Diri Ancam Generasi Muda

Gangguan kecemasan dan depresi merupakan jenis masalah kesehatan mental yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia. Kondisi ini dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial ekonomi. Namun, laporan WHO menunjukkan bahwa perempuan secara keseluruhan terdampak secara tidak proporsional oleh gangguan kesehatan mental. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan biologis, peran gender, dan pengalaman hidup yang berbeda.

Bunuh Diri: Ancaman Nyata bagi Generasi Muda

Salah satu temuan yang paling mengkhawatirkan dari laporan WHO adalah tingginya angka bunuh diri di kalangan generasi muda. Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian ketiga terbanyak di antara kelompok usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2021. Angka ini sangat memprihatinkan dan menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan cara kita mendukung kesehatan mental kaum muda.

Bunuh diri bukan hanya masalah di negara-negara berpenghasilan tinggi. Faktanya, hampir tiga perempat (73%) kasus bunuh diri global terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa bunuh diri merupakan fenomena global yang memengaruhi semua wilayah di dunia.

Faktor-Faktor yang Berkontribusi terhadap Masalah Kesehatan Mental

Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental, termasuk:

  • Faktor biologis: Genetika, ketidakseimbangan kimiawi di otak, dan kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah kesehatan mental.
  • Faktor psikologis: Trauma masa kecil, stres, kesepian, dan isolasi sosial dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.
  • Faktor sosial: Kemiskinan, diskriminasi, kekerasan, dan kurangnya akses ke pendidikan dan pekerjaan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.

Stigma: Hambatan Utama dalam Penanganan Kesehatan Mental

Stigma merupakan salah satu hambatan utama dalam penanganan kesehatan mental. Stigma adalah sikap negatif dan diskriminatif terhadap orang dengan masalah kesehatan mental. Stigma dapat membuat orang merasa malu, bersalah, dan takut untuk mencari bantuan. Hal ini dapat menyebabkan orang menunda atau menghindari mencari pengobatan, yang dapat memperburuk kondisi mereka.

WHO menekankan bahwa stigma, terutama seputar gangguan mental dan bunuh diri, membuat banyak orang yang berpikir untuk bunuh diri atau pernah mencoba bunuh diri tidak mencari pertolongan dan oleh karena itu tidak mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan.

Kurangnya Kesadaran dan Tabu

WHO menyebut pencegahan bunuh diri belum ditangani secara memadai karena kurangnya kesadaran akan bunuh diri sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama dan masih adanya tabu di banyak masyarakat untuk membahasnya secara terbuka. Hingga saat ini, hanya sedikit negara yang telah memasukkan pencegahan bunuh diri sebagai prioritas kesehatan mereka dan hanya 38 negara yang melaporkan memiliki strategi pencegahan bunuh diri nasional.

Meningkatkan Kesadaran dan Mendobrak Tabu

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendobrak tabu penting bagi negara-negara untuk mencapai kemajuan dalam mencegah bunuh diri. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye pendidikan publik, pelatihan bagi petugas kesehatan, dan dukungan bagi organisasi-organisasi yang bekerja untuk meningkatkan kesehatan mental.

Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Ada banyak langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental, baik secara individu maupun sebagai masyarakat. Beberapa langkah tersebut meliputi:

  • Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental: Semakin banyak orang yang memahami kesehatan mental, semakin kecil kemungkinan mereka untuk menstigmatisasi orang dengan masalah kesehatan mental.
  • Mendorong orang untuk mencari bantuan: Jika Anda mengalami masalah kesehatan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
  • Menciptakan lingkungan yang mendukung: Lingkungan yang mendukung dapat membantu orang merasa lebih aman dan nyaman untuk berbicara tentang masalah kesehatan mental mereka.
  • Meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental: Layanan kesehatan mental harus tersedia dan terjangkau bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka.
  • Berinvestasi dalam penelitian kesehatan mental: Penelitian kesehatan mental dapat membantu kita memahami penyebab masalah kesehatan mental dan mengembangkan pengobatan yang lebih efektif.
  • Memperkuat sistem kesehatan mental: Negara-negara perlu memperkuat sistem kesehatan mental mereka untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan layanan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua orang. Ini termasuk melatih lebih banyak profesional kesehatan mental, meningkatkan infrastruktur kesehatan mental, dan mengintegrasikan layanan kesehatan mental ke dalam layanan kesehatan primer.
  • Mengatasi akar penyebab masalah kesehatan mental: Untuk mencegah masalah kesehatan mental, kita perlu mengatasi akar penyebabnya, seperti kemiskinan, diskriminasi, dan kekerasan. Ini membutuhkan tindakan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta.
  • Memastikan partisipasi orang dengan pengalaman hidup: Orang dengan pengalaman hidup dengan masalah kesehatan mental harus dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan layanan kesehatan mental. Mereka memiliki wawasan yang berharga yang dapat membantu meningkatkan kualitas layanan.
  • Menggunakan teknologi untuk meningkatkan akses: Teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental, terutama di daerah-daerah terpencil dan terpencil. Ini termasuk penggunaan telehealth, aplikasi seluler, dan platform online lainnya.
  • Mempromosikan kesehatan mental di tempat kerja: Tempat kerja dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan kesehatan mental. Ini termasuk menyediakan program kesehatan mental, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, dan mengurangi stigma seputar kesehatan mental.

Peran Media dalam Meningkatkan Kesadaran

Media memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan mengurangi stigma. Media dapat melakukan ini dengan:

  • Melaporkan tentang masalah kesehatan mental secara akurat dan sensitif: Hindari menggunakan bahasa yang menstigmatisasi dan fokus pada harapan dan pemulihan.
  • Menampilkan orang dengan pengalaman hidup: Berikan platform bagi orang dengan pengalaman hidup untuk berbagi cerita mereka dan menginspirasi orang lain.
  • Mempromosikan sumber daya kesehatan mental: Berikan informasi tentang sumber daya kesehatan mental yang tersedia di masyarakat.
  • Menantang stigma: Bicaralah menentang stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan masalah kesehatan mental.

Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk hidup sehat secara mental dan fisik. Temuan dari laporan WHO ini harus menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kesehatan mental adalah masalah yang serius dan memerlukan perhatian segera. Dengan meningkatkan kesadaran, mengurangi stigma, dan berinvestasi dalam layanan kesehatan mental, kita dapat membantu mencegah bunuh diri dan meningkatkan kesejahteraan mental bagi semua orang.

Penting untuk diingat bahwa mencari bantuan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental, jangan ragu untuk menghubungi profesional kesehatan mental atau mencari dukungan dari teman dan keluarga. Ada harapan, dan pemulihan adalah mungkin.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :