Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mencabut status darurat global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) terkait penyakit Mpox, sebuah keputusan yang menandai perubahan signifikan dalam penanganan global terhadap penyakit yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet ini. Pengumuman ini merupakan hasil dari pertemuan kelima Komite Darurat IHR mengenai lonjakan Mpox, sebuah badan independen yang memberikan rekomendasi kepada WHO mengenai status dan respons terhadap wabah penyakit. Pencabutan status darurat global ini didasarkan pada evaluasi komprehensif terhadap data epidemiologis terkini, respons negara-negara anggota, dan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik penyakit itu sendiri.
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa meskipun status darurat global telah dicabut, ancaman Mpox belum sepenuhnya hilang, dan respons global terhadap penyakit ini tidak boleh berhenti. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan berkelanjutan, pengawasan yang ketat, dan upaya pencegahan yang berkelanjutan untuk mencegah kemungkinan kebangkitan penyakit di masa depan.
Keputusan WHO untuk mencabut status darurat global Mpox didasarkan pada beberapa faktor kunci. Pertama, terjadi penurunan kasus dan kematian yang berkelanjutan di Republik Demokratik Kongo (DRC), negara yang telah lama menjadi pusat wabah Mpox, serta di negara-negara lain yang terdampak, termasuk Burundi, Sierra Leone, dan Uganda. Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya pengendalian dan pencegahan yang telah diterapkan di negara-negara ini telah berhasil mengurangi penyebaran penyakit.
Kedua, komunitas ilmiah dan medis global telah mencapai pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor pendorong penularan Mpox dan risiko keparahan yang terkait dengan penyakit ini. Pemahaman ini mencakup identifikasi kelompok-kelompok populasi yang lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi serius, serta penentuan jalur penularan utama yang perlu ditargetkan dengan intervensi pencegahan.
Ketiga, negara-negara yang paling terdampak oleh wabah Mpox telah mengembangkan kapasitas respons berkelanjutan untuk mendeteksi, mengendalikan, dan mengelola kasus-kasus penyakit. Kapasitas ini mencakup peningkatan sistem pengawasan, pelatihan tenaga kesehatan, pengadaan peralatan diagnostik dan terapeutik, serta pengembangan protokol dan pedoman untuk penanganan kasus dan pencegahan infeksi.
WHO pertama kali menyatakan Mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada bulan Agustus tahun lalu, ketika wabah jenis baru Mpox mulai menyebar dari DRC ke negara-negara tetangga dan kemudian ke seluruh dunia. Deklarasi ini merupakan tingkat kewaspadaan tertinggi yang dapat dikeluarkan oleh WHO, dan bertujuan untuk memobilisasi sumber daya global dan mengoordinasikan respons internasional terhadap ancaman kesehatan yang serius.
Mpox adalah penyakit zoonosis virus yang disebabkan oleh virus Mpox, yang termasuk dalam famili Poxviridae. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia, dan juga dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak dekat dengan lesi kulit, cairan tubuh, droplet pernapasan, atau bahan-bahan yang terkontaminasi. Gejala Mpox mirip dengan gejala cacar, tetapi umumnya lebih ringan. Gejala awal meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah beberapa hari, ruam berkembang, dimulai sebagai bintik-bintik merah kecil yang kemudian berubah menjadi lepuh berisi cairan atau nanah. Lesi kulit ini dapat muncul di seluruh tubuh, termasuk wajah, tangan, kaki, dan alat kelamin.
Meskipun Mpox biasanya merupakan penyakit ringan yang sembuh sendiri dalam beberapa minggu, dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi bakteri sekunder, pneumonia, ensefalitis, dan bahkan kematian. Anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
Meskipun Mpox masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di beberapa bagian dunia, WHO memutuskan untuk menurunkan status PHEIC berdasarkan saran dari Komite Darurat, yang bertemu setiap tiga bulan untuk mengevaluasi wabah tersebut. Komite ini terdiri dari para ahli independen di bidang virologi, epidemiologi, penyakit menular, kesehatan masyarakat, dan etika, yang memberikan rekomendasi kepada WHO berdasarkan bukti ilmiah dan data epidemiologis terkini.
Dr. Dimie Ogoina, anggota Komite Darurat, menekankan bahwa meskipun status darurat telah dicabut, urgensi untuk mengatasi Mpox harus tetap dipertahankan. Ia menyoroti tingkat kematian yang mengkhawatirkan di antara orang yang hidup dengan HIV/AIDS yang terinfeksi Mpox, khususnya di Uganda dan Sierra Leone, serta tanda-tanda kerentanan di antara bayi dan anak-anak di Republik Demokratik Kongo.
Bentuk baru Mpox, yang dikenal sebagai klade Ib, masih dominan menyerang Afrika sub-Sahara. Kasus-kasus terkait perjalanan juga telah ditemukan di Thailand, Inggris, dan negara-negara lain, menunjukkan bahwa penyakit ini masih dapat menyebar ke negara-negara lain jika tidak dikendalikan dengan efektif.
Pencabutan status darurat global Mpox oleh WHO merupakan pengakuan atas kemajuan signifikan yang telah dicapai dalam pengendalian dan pencegahan penyakit ini. Namun, hal ini juga merupakan pengingat bahwa ancaman Mpox belum sepenuhnya hilang, dan upaya berkelanjutan diperlukan untuk mencegah kemungkinan kebangkitan penyakit di masa depan. Upaya ini harus mencakup penguatan sistem pengawasan, peningkatan kapasitas respons di negara-negara yang terdampak, pengembangan dan penyebaran vaksin dan terapi yang efektif, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko dan pencegahan Mpox.
Selain itu, penting untuk mengatasi faktor-faktor sosial dan lingkungan yang berkontribusi terhadap penyebaran Mpox, seperti deforestasi, perburuan liar, dan perdagangan satwa liar ilegal. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan kontak antara manusia dan hewan yang membawa virus Mpox, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit.
WHO akan terus bekerja sama dengan negara-negara anggota dan mitra lainnya untuk mendukung upaya pengendalian dan pencegahan Mpox. Organisasi ini akan memberikan panduan teknis, dukungan keuangan, dan bantuan logistik kepada negara-negara yang membutuhkan, serta memfasilitasi penelitian dan pengembangan vaksin dan terapi baru.
Pencabutan status darurat global Mpox merupakan tonggak penting dalam upaya global untuk mengatasi penyakit ini. Namun, hal ini juga merupakan tantangan untuk mempertahankan momentum yang telah dicapai dan memastikan bahwa Mpox tidak lagi menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan di masa depan. Dengan kewaspadaan, kerja sama, dan komitmen yang berkelanjutan, kita dapat mencapai tujuan ini dan melindungi masyarakat dari dampak buruk Mpox.