Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin tertangkap kamera sedang berdiskusi mengenai kemungkinan transplantasi organ sebagai salah satu cara untuk memperpanjang usia manusia secara signifikan, bahkan mengarah pada pencapaian kehidupan abadi. Perbincangan ini terjadi di sela-sela parade militer Victory Day yang berlangsung di Beijing, China. Vladimir Putin bahkan mengisyaratkan bahwa inovasi di bidang bioteknologi dapat membuka jalan menuju kehidupan abadi, sebagaimana terungkap dari terjemahan pernyataan yang terekam oleh mikrofon.
Momen menarik ini terjadi saat siaran langsung parade Victory Day di Beijing, di mana kedua pemimpin dunia, bersama dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, berjalan bersama melintasi Lapangan Tiananmen. Percakapan mengenai umur panjang ini berlangsung singkat, kurang dari satu menit, dan sesekali terputus. Namun, rekaman suara menjadi lebih jelas ketika penerjemah Xi menyampaikan komentarnya dalam bahasa Rusia.
"Dahulu, sangat jarang orang hidup lebih dari 70 tahun, tetapi sekarang mereka mengatakan bahwa pada usia 70 tahun seseorang masih seperti anak-anak," kata penerjemah Xi, seperti yang dilaporkan oleh BBC, Kamis (4/9/2025).
Pernyataan Xi ini mungkin sedikit melebih-lebihkan, mengingat angka harapan hidup di China secara keseluruhan adalah 77,6 tahun. Sementara itu, di Rusia, angka harapan hidup hanya mencapai 70 tahun, yang berada di bawah rata-rata global sebesar 71,4 tahun.
Putin menanggapi komentar Xi, meskipun ucapannya tidak terdengar terlalu jelas. Penerjemahnya kemudian menyampaikan ucapan Putin dalam bahasa Mandarin yang membahas tentang bioteknologi dan transplantasi organ.
"Dengan pengembangan bioteknologi, organ tubuh manusia dapat terus ditransplantasi dan orang-orang dapat hidup semakin muda, bahkan mencapai keabadian," ujar penerjemah Putin.
Penerjemah Xi kemudian menanggapi dengan klaim bahwa manusia mungkin dapat hidup hingga usia 150 tahun pada akhir abad ini. Pernyataan ini memicu spekulasi dan perdebatan mengenai kemungkinan perpanjangan usia manusia secara drastis di masa depan.
Saat ini, Xi dan Putin sama-sama berusia 72 tahun, dan keduanya belum mengumumkan niat untuk mengundurkan diri sebagai presiden atau memikirkan pengganti mereka. Xi dan Putin telah memimpin negara masing-masing selama 13 tahun dan 25 tahun, menunjukkan stabilitas politik yang signifikan di kedua negara tersebut.
Putin mengonfirmasi pembicaraan tersebut dalam konferensi pers dengan media Rusia setelah kunjungannya di China berakhir. Ia menyatakan bahwa perkembangan medis modern, termasuk operasi transplantasi organ, diharapkan dapat meningkatkan usia harapan hidup secara signifikan.
"Ini akan memiliki konsekuensi sosial, politik, dan ekonomi. Tentu saja kita harus memikirkan hal ini," kata Putin. Pernyataan ini menunjukkan bahwa implikasi dari perpanjangan usia manusia yang signifikan akan sangat luas dan kompleks, yang memerlukan pertimbangan matang dari berbagai aspek.
Prediksi tentang kemungkinan manusia dapat hidup abadi bukanlah hal baru. Ilmuwan komputer dan futuris Ray Kurzweil telah lama berpendapat bahwa manusia hanya perlu bertahan hingga tahun 2030 untuk mendapatkan kesempatan hidup abadi.
Namun, visi Kurzweil sedikit berbeda dengan Putin yang mengandalkan transplantasi organ untuk dapat hidup abadi. Kurzweil mengatakan bahwa manusia masa depan dapat hidup lebih lama berkat nanobot yang mengalir di darah untuk melakukan perbaikan dan menghubungkan otak manusia ke cloud. Konsep ini menggambarkan pendekatan futuristik yang lebih radikal dalam mencapai umur panjang.
Diskusi antara Xi Jinping dan Vladimir Putin mengenai potensi transplantasi organ dan bioteknologi untuk memperpanjang usia manusia telah memicu perdebatan luas di kalangan ilmuwan, futuris, dan masyarakat umum. Pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai etika, implikasi sosial, dan keberlanjutan sumber daya muncul sebagai respons terhadap kemungkinan perpanjangan usia manusia secara signifikan.
Transplantasi organ, sebagai salah satu solusi yang diusulkan, menghadapi tantangan besar dalam hal ketersediaan organ donor, penolakan organ oleh tubuh penerima, dan biaya yang sangat tinggi. Pengembangan bioteknologi yang lebih canggih, seperti rekayasa genetika dan terapi sel punca, menawarkan potensi untuk mengatasi beberapa tantangan ini, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran etis yang serius.
Selain itu, jika manusia dapat hidup lebih lama, pertanyaan tentang bagaimana masyarakat akan mengatur sumber daya yang terbatas, seperti makanan, air, dan energi, menjadi sangat penting. Implikasi sosial dari populasi yang menua juga perlu dipertimbangkan, termasuk perubahan dalam struktur keluarga, sistem pensiun, dan pasar tenaga kerja.
Meskipun konsep kehidupan abadi mungkin tampak seperti fiksi ilmiah, kemajuan pesat dalam bidang medis dan bioteknologi menunjukkan bahwa perpanjangan usia manusia yang signifikan adalah kemungkinan yang semakin realistis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mulai mempertimbangkan implikasi etis, sosial, dan ekonomi dari kemungkinan ini sekarang, sehingga kita dapat mempersiapkan diri untuk masa depan yang mungkin sangat berbeda dari apa yang kita ketahui saat ini.
Perbincangan antara Xi Jinping dan Vladimir Putin juga menyoroti pentingnya investasi dalam penelitian dan pengembangan di bidang medis dan bioteknologi. Negara-negara yang berinvestasi dalam inovasi ini akan berada di garis depan dalam mendorong batas-batas kemungkinan manusia dan membentuk masa depan umat manusia.
Selain itu, diskusi ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan global, seperti penuaan populasi dan ketersediaan sumber daya. Dengan bekerja sama, negara-negara dapat berbagi pengetahuan, sumber daya, dan keahlian untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.
Pada akhirnya, apakah manusia akan mencapai kehidupan abadi atau tidak, satu hal yang pasti: pengejaran umur panjang akan terus mendorong inovasi dan penemuan di bidang medis dan bioteknologi. Kemajuan ini akan membawa manfaat yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia, dan akan membantu kita untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.
Namun, penting untuk diingat bahwa umur panjang bukanlah tujuan akhir. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menjalani hidup kita, bagaimana kita berkontribusi pada masyarakat, dan bagaimana kita meninggalkan warisan yang positif bagi generasi mendatang. Kehidupan yang bermakna dan bermanfaat adalah tujuan yang lebih berharga daripada sekadar memperpanjang usia.
Oleh karena itu, saat kita merenungkan kemungkinan kehidupan abadi, mari kita juga merenungkan nilai-nilai yang paling penting bagi kita sebagai manusia. Mari kita berusaha untuk menjalani hidup yang penuh dengan cinta, kasih sayang, dan tujuan, sehingga kita dapat membuat perbedaan di dunia dan meninggalkan warisan yang akan dikenang selamanya.
Perdebatan mengenai hidup abadi akan terus berlanjut, dengan argumen pro dan kontra yang kompleks. Namun, satu hal yang jelas adalah bahwa diskusi ini memacu kita untuk berpikir lebih dalam tentang hakikat kehidupan, kematian, dan potensi masa depan umat manusia. Dengan mempertimbangkan implikasi etis, sosial, dan ekonomi dari perpanjangan usia manusia, kita dapat mempersiapkan diri untuk masa depan yang mungkin sangat berbeda dari apa yang kita bayangkan saat ini.
Pada akhirnya, masa depan umat manusia akan ditentukan oleh pilihan yang kita buat hari ini. Mari kita memilih untuk berinvestasi dalam inovasi, kerja sama, dan nilai-nilai yang akan membantu kita menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang.