Zelensky Akan Bertemu Donald Trump di Sela-sela Sidang Umum PBB

  • Maskobus
  • Sep 20, 2025

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dijadwalkan untuk bertemu dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan datang di New York. Pertemuan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan serangan yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina, serta serangan balasan dari pihak Ukraina ke wilayah Rusia. Rencana pertemuan ini diumumkan oleh Zelensky pada hari Sabtu (20/9), dan diperkirakan akan membahas sejumlah isu krusial terkait keamanan Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.

Latar belakang pertemuan ini sangat kompleks, mengingat situasi geopolitik yang terus berkembang di Eropa Timur. Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan intensitas yang meningkat secara signifikan sejak invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022. Serangan udara dan darat yang terus-menerus telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang meluas, hilangnya nyawa, dan krisis pengungsi yang besar.

Menurut Zelensky, Rusia telah melancarkan serangan udara terbesar baru-baru ini, dengan menembakkan sekitar 40 rudal dan 580 drone ke berbagai wilayah di Ukraina. Serangan ini mengakibatkan setidaknya tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Serangan tersebut menargetkan infrastruktur sipil dan energi, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan jutaan warga Ukraina.

Sebagai tanggapan, Ukraina juga melakukan serangan balasan ke wilayah Rusia, termasuk wilayah Samara, yang dilaporkan menyebabkan empat orang tewas. Serangan-serangan ini menunjukkan eskalasi konflik yang berbahaya, dengan kedua belah pihak menunjukkan kemampuan untuk menyerang wilayah satu sama lain.

Zelensky Akan Bertemu Donald Trump di Sela-sela Sidang Umum PBB

Pertemuan antara Zelensky dan Trump diharapkan dapat memberikan platform untuk membahas jaminan keamanan bagi Ukraina dan penerapan sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia. Zelensky menekankan pentingnya dukungan internasional dalam menghadapi agresi Rusia, dan berharap Trump dapat menggunakan pengaruhnya untuk membantu mengamankan perdamaian yang adil dan berkelanjutan bagi Ukraina.

"Kami mengantisipasi sanksi jika tidak ada pertemuan antara para pemimpin atau, misalnya, tidak ada gencatan senjata," kata Zelensky, seperti dikutip dari AFP. Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi situasi dan harapan bahwa pertemuan dengan Trump dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk menghentikan kekerasan dan mendorong solusi diplomatik.

Selain pertemuan dengan Trump, Zelensky juga menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Kami siap untuk pertemuan dengan Putin. Saya telah membicarakan hal ini. Baik bilateral maupun trilateral. Dia belum siap," tambahnya. Meskipun ada tawaran untuk berdialog, belum ada indikasi bahwa Putin bersedia untuk terlibat dalam negosiasi yang berarti.

Serangan terbaru Rusia juga menargetkan sebuah gedung apartemen di pusat kota Dnipro, yang dihantam oleh rudal dengan munisi tandan. Penggunaan munisi tandan, yang dilarang oleh banyak negara karena efeknya yang tidak pandang bulu, menambah dimensi baru pada kekejaman konflik tersebut. Di wilayah Dnipropetrovsk, serangan Rusia lainnya menewaskan satu orang dan melukai setidaknya 30 orang, dengan satu orang dalam kondisi serius.

Pertemuan antara Zelensky dan Trump akan menjadi kesempatan penting untuk membahas strategi untuk mengakhiri konflik dan memulihkan perdamaian di Ukraina. Beberapa isu kunci yang diperkirakan akan dibahas meliputi:

  1. Bantuan Militer: Ukraina terus membutuhkan bantuan militer dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia. Zelensky kemungkinan akan meminta Trump untuk mendukung peningkatan bantuan militer, termasuk sistem pertahanan udara, artileri, dan amunisi.
  2. Sanksi Ekonomi: Sanksi ekonomi telah menjadi alat penting dalam upaya untuk menekan Rusia agar menghentikan agresinya. Zelensky mungkin akan mendesak Trump untuk mendukung penerapan sanksi yang lebih ketat terhadap sektor-sektor kunci ekonomi Rusia, seperti energi, keuangan, dan pertahanan.
  3. Diplomasi: Meskipun dialog dengan Putin saat ini tampaknya tidak mungkin, Zelensky mungkin akan mencari dukungan dari Trump untuk upaya diplomatik di masa depan. Ini mungkin termasuk mediasi oleh negara-negara pihak ketiga atau organisasi internasional, seperti PBB.
  4. Rekonstruksi: Ukraina menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali infrastruktur dan ekonominya setelah bertahun-tahun konflik. Zelensky mungkin akan meminta Trump untuk mendukung program rekonstruksi yang komprehensif, termasuk bantuan keuangan, investasi, dan bantuan teknis.
  5. Jaminan Keamanan: Ukraina mencari jaminan keamanan jangka panjang untuk mencegah agresi Rusia di masa depan. Ini mungkin termasuk keanggotaan di NATO atau perjanjian keamanan bilateral dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Pertemuan antara Zelensky dan Trump juga memiliki implikasi politik yang signifikan, baik di Amerika Serikat maupun di Ukraina. Trump, yang secara terbuka menyatakan kekagumannya kepada Putin di masa lalu, menghadapi tekanan untuk menunjukkan dukungan yang kuat kepada Ukraina. Pertemuan dengan Zelensky dapat membantu Trump untuk memperbaiki citranya dan menunjukkan bahwa ia berkomitmen untuk membela demokrasi dan melawan agresi otoriter.

Bagi Zelensky, pertemuan dengan Trump merupakan kesempatan untuk mendapatkan dukungan dari tokoh politik berpengaruh di Amerika Serikat. Meskipun Trump bukan lagi presiden, ia tetap memiliki pengaruh yang signifikan di Partai Republik dan di kalangan pemilih konservatif. Dukungan dari Trump dapat membantu Zelensky untuk memperkuat posisinya di dalam negeri dan meningkatkan peluang Ukraina untuk mendapatkan bantuan internasional.

Namun, ada juga risiko yang terkait dengan pertemuan antara Zelensky dan Trump. Trump dikenal karena pandangannya yang tidak konvensional dan kecenderungannya untuk membuat pernyataan yang kontroversial. Ada kekhawatiran bahwa Trump dapat menggunakan pertemuan tersebut untuk mempromosikan agendanya sendiri atau untuk merusak upaya untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.

Selain itu, ada juga pertanyaan tentang seberapa besar pengaruh yang dimiliki Trump terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat saat ini. Meskipun ia bukan lagi presiden, Trump masih memiliki banyak pendukung di pemerintahan dan di Kongres. Ada kemungkinan bahwa Trump dapat menggunakan pengaruhnya untuk memengaruhi kebijakan Amerika Serikat terhadap Ukraina, bahkan jika kebijakan tersebut bertentangan dengan kepentingan negara.

Meskipun ada risiko yang terkait, Zelensky tampaknya bertekad untuk bertemu dengan Trump dan untuk mencari dukungannya. Zelensky percaya bahwa dukungan dari Amerika Serikat sangat penting untuk keberhasilan Ukraina dalam melawan agresi Rusia dan dalam membangun masa depan yang damai dan sejahtera.

Pertemuan antara Zelensky dan Trump di sela-sela Sidang Umum PBB akan menjadi peristiwa penting yang dapat memiliki implikasi yang luas bagi masa depan Ukraina dan hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia. Dunia akan mengawasi dengan cermat untuk melihat apakah pertemuan tersebut dapat menghasilkan kemajuan dalam upaya untuk mengakhiri konflik dan memulihkan perdamaian di Ukraina.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :